Fimela.com, Jakarta Selalu banyak cinta dan hal istimewa dalam hubungan seorang anak dan ibu. Mungkin tak semuanya penuh suka cita, sebab ada juga yang mengandung duka lara. Masing-masing dari kita pun selalu punya cerita, seperti tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela untuk mengikuti Lomba Ungkapkan Rasa rindu pada Ibu di Share Your Stories Bulan Desember ini.
***
Oleh: Meliana Aryuni
Apa kabar Emak sayang? Semoga Emak dan Papa di sana dalam keadaan sehat walafiat ya. Alhamdulillah kami di sini juga sehat seperti doa-doa yang selalu Emak ucapkan saat kita berkabar melalui ponsel.
Emak jadi suntik vaksin tanggal 28 Desember ini? Beberapa hari yang lalu Papa cerita kalau tekanan darah Emak naik ya? Emak mikirin apa sih? Kok bisa tekanan darahnya naik? Biasanya keluhan Emak darah rendah 'kan? Apa Emak rindu dan terlalu memikirkan kami? Emak enggak usah terlalu memikirkan kami. Insya Allah, kita akan segera bertemu.
Mak, maafkan aku ya bila belum bisa bertemu langsung dengan Emak dan keluarga kita di sana. Sebenarnya aku ingin sekali pulang ke sana. Aku juga rindu keluarga kita. Tinggal di perantauan membuat rasa rinduku bertambah besar. Emak juga rindu kepada kami 'kan?
Oh, iya, gimana kabar tanaman Emak? Tanamannya sudah bertambah banyak atau malah berkurang karena mati? Semoga saja bertambah banyak ya, Mak. Di sini tanaman anggrekku banyak yang mati.
Belum Bisa Berjumpa Tatap Muka
Musim kemarau membuat anggrek-anggrek banyak yang kering. Apalagi pohon markisa yang menaungi anggrek-anggrek itu ditebas karena khawatir ular akan nongkrong di sana. Emak tenang saja, aku berusaha untuk merawatnya. Insya Allah nanti kalau pulang aku akan membawakan berbagai jenis anggrek yang ada di sini ya, Mak.
Emak masih suka tanaman keladi-keladian 'kan? Sekarang, pamor keladi makin menurun, tetapi aku tetap suka dengannya. Emak sudah punya jenis keladi yang daunnya hitam? Sekarang aku punya beberapa batang keladi yang berdaun hitam. Keladi itu kutemukan tumbuh liar di pinggir jalan sewaktu kami turun gunung.
Emak tahu, ternyata keladi yang harganya mahal dan sering dicuri, sekarang dibuang-buang begitu saja di pinggir jalan. Aku sedih melihatnya. Rasanya aku ingin membawa semua keladi itu ke rumah. Namun, enggak mungkin karena jumlahnya sangat banyak. Nah, insya Allah, aku akan membawakan keladian itu saat bertemu nanti. Emak suka 'kan?
Baru Bisa Sampaikan Rindu Lewat Doa
Maafkan aku ya, Mak. Bila sekarang tidak bisa bertemu. Bukan aku tidak mau, tetapi aku pikir cukup berisiko untuk membawa anak-anak ke sana. Apalagi anak-anak sudah mulai sekolah, berbeda seperti ketika cucu Emak belum bersekolah dulu.
Mak, terima kasih atas doanya kepada kami dari kejauhan. Aku tahu Emak tidak pernah jemu mendoakan kami di sini. Aku tahu setiap selesai salat fardu, doa itu akan Emak lantunkan untuk anak-anak Emak.
Dulu, aku pernah mendengar Emak berdoa sambil menangis di atas sajadah. Aku yakin Emak masih melakukannya untuk kami meskipun kami sudah berkeluarga semua.
Terima kasih sudah menjadi Emak yang baik bagi kami. Sewaktu kecil dulu, aku sering mengatakan di dalam hati bahwa Emak cerewet. Namun, aku tahu bahwa kecerewetan Emak itu perlu dilakukan kepada kami yang bandel ini. Tanpa kecerewetan itu mungkin kami akan sering melakukan kesalahan.
"Aku akan membiarkan deru rindu itu berada di hati karena kuyakin suatu hari pasti akan menemukan pelampiasannya."
Yang merindukanmu,
Aku
#ElevateWomen