Ibu, Perjuanganmu Hadapi Semua Cobaan Membuatku Jadi Perempuan Tegar

Endah Wijayanti diperbarui 26 Des 2021, 08:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Selalu banyak cinta dan hal istimewa dalam hubungan seorang anak dan ibu. Mungkin tak semuanya penuh suka cita, sebab ada juga yang mengandung duka lara. Masing-masing dari kita pun selalu punya cerita, seperti tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela untuk mengikuti Lomba Ungkapkan Rasa rindu pada Ibu di Share Your Stories Bulan Desember ini.

***

Oleh:  Ratu Adelia

Mama, setiap pagi aku menjadi saksi bahwa engkau bangun lebih awal dari siapa pun di rumah Hampir tak pernah rasanya kami kelaparan di pagi hari. Hampir tak pernah kami kekurangan pakaian untuk dikenakan setiap hari.

Engkau pun selalu memastikan kami sampai di sekolah dengan bekal yang cukup. Mama, aku tahu letihnya tubuhmu saat tiada orang yang ikhlas membantumu di rumah sementara engkau seorang diri tanpa jeda sehari pun.  Dulu, aku tidak pernah melihatmu menangis kala ayah meninggalkan kita demi cintanya yang lain, tapi sungguh aku mendengar deru isakan tangismu ketika engkau berkeluh kesah dalam doamu.

Sering kali kulihat matamu yang sembab dan badanmu yang makin kurus karena lelah akan duniamu yang menyakitkan. Ya duniamu, dunia menjadi istri dan ibu yang memaksamu terkurung dalam benteng yang tak indah ini. 

 

2 dari 3 halaman

Mama yang Berjuang Keras

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/photographeeeu

Mama, aku pula yang tak sempat lari ketika kulihat abang dan kakakku lebih dulu kabur dari rumah karena tak tahan berlama-lama di dalam rumah dengan segala masalah dan tuntutan kewajiban di dalamnya.

Entah mengapa aku pun tak bisa menjadi bodoh ketika kulihat betapa kecewanya engkau pada mereka yang sering kali minta uang perbaikan sementara engkau selalu kekurangan uang. Anehnya, aku pula tak sempat malas karena tak tega melihatmu yang sering kali kerepotan dan membutuhkan bantuan.  

Mama, apa pun yang terjadi kala itu sungguh berat untukku jika menelantarkanmu, tapi sekaligus membawaku pada kemuakan hidup yang seolah tak memperhatikanku. Tapi kini, aku semakin mengerti bahwa tiada berarti segala bantuanku jika dibandingkan dengan perjuanganmu selama ini.

Engkau yang selalu setia menjaga kami. Engkau yang tak betah sakit berlama-lama demi merawat kami. Engkau yang tak pernah lari walau hidupmu bagai neraka. Engkau yang tak pernah menyerah untuk menyekolahkan kami di saat tak sepeser pun uang diberi Mama.

 

3 dari 3 halaman

Aku akan Berusaha Membahagiakanmu

Menjaga cinta keluarga./Copyright shutterstock.com/g/Phototalker

Betapa pun kecewanya aku atas masa kecilku yang pilu, tak bisa membuat diriku mendendam karena caramu menghadapi segala cobaan hidup telah mengajariku untuk memaafkan, menyemangatiku untuk terus berjuang tanpa lelah, menyadarkanku untuk tidak lari dari kewajiban, menyakinkanku bahwa semua yang terjadi adalah kehendak Yang Kuasa.

Terakhir untukmu Mama, terima kasih karena telah menjaga dan memerhatikanku dalam doa. Maafkan aku jika doamu tak pernah teraba olehku saat itu, tapi aku yakin bahwa doamulah yang membuatku bisa mendapatkan segalanya hari ini. 

Mama, walau kini kita berada di benteng yang berbeda, tetap akan kulangitkan doaku untukmu. Semoga kelak engkau menemukan kebahagiaanmu yang tak pernah engkau temui dan semoga engkau bisa menjalani sisa hari tuamu dalam keadaan sehat dan kaya. Aamiin.

 

#ElevateWomen