Diary Fimela: Kisah Dibalik Usaha Unik Rowstid Chikin, Jualan Ayam Panggang Khas Amerika dengan Bajaj

Fimela Reporter diperbarui 26 Des 2021, 13:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Berbagai menu olahan ayam menjadi salah satu favorit bagi banyak orang, mulai dari ayam goreng, bakar hingga panggang. Bahkan, banyak pelaku usaha bidang kuliner ini yang memanfaatkan berbagai macam cara untuk memasarkan jualannya dengan cara yang unik.

Seperti halnya Rowstid Chikin, bisnis kuliner ayam panggang yang dimarinasi bumbu khas Amerika dan berbahan utama cajun, paprika serta resomary. Uniknya, alih-alih membuat outlet di sebuah toko tertentu, Rowstid Chikin ini dijual menggunakan bajaj berwarna hijau di Jalan Panglima Polim. Mengapa demikian?

Muhammad Faisal Adam, Owner Rowstid Chikin menjelaskan bahwa ia memiliki visi agar ayam panggang khas Amerika ini bisa menjadi ikon makanan di ibu kota dengan konsep menggunakan bajaj sebagai ikon usaha dagangnya tersebut. Berangkat dari visinya itu, pria yang akrab disapa Adam ini juga mengungkap misi bisnis ini.

“Untuk menggapai visi tersebut, misi kami menghasilkan produk yang berkualitas, pelayanan yang intim seperti keluarga dan memberikan pengalaman berbelanja serta makanan yang menarik juga memberikan kesan unik setiap berkunjung,” ujar Adam kepada Fimela.com saat diwawancarai, Senin (20/12).

Dari bisnisnya yang menyorot perhatian publik, lalu bagaimana awal Rowstid Chikin bisa terbentuk?

What's On Fimela
2 dari 5 halaman

Kisah Lahirnya Rowstid Chikin

Salah satu menu Rowstid Chikin yang gurih dan juicy/copyright instagram/rowstidchikin

Mulanya, Adam yang bekerja di salah satu hotel ternama di Jakarta ini di rumahkan pada awal pandemi. Saat itu ia diberikan saran dan diarahkan oleh kerabatnya untuk mencoba berjualan makanan sederhana namun diminati banyak orang agar mendapat pemasukan lain guna bertahan hidup. Sehingga akhirnya tercetus ide bisnis Rowstid Chikin.

“Saya coba curhat ke kawan saya bernama Nadya yang saat itu kasih masukan untuk coba jualan daripada cuma diem di rumah tanpa adanya pemasukan. Dia juga mengarahkan agar menjual makanan yang menurutnya simple tapi paling laku saat bekerja. Saya kepikiran ayam panggang saat saya masih bekerja di tempat sebelumnya,” jelasnya.

Adam pun mengingat kembali resep ayam panggang tersebut dan langsung melakukan trial di hari Sabtu sore, 19 Maret 2020. Setelah itu ia sedikit revisi rasa dan kemasan, lalu ia mencari berbagai referensi logo dan nama bisnis yang terinspirasi dari negara tetangga, yakni Malaysia.

“Saya kepikiran, kalau di Malaysia penulisan bahasa Inggrisnya sesuai sama yang mereka baca. Akhirnya jadilah nama Rowstid Chikin dari asal kata roasted chicken,” tambah Adam.

Proses pembuatan bisnis ini cukup terbilang singkat, sebab keesokan harinya pada 20 Maret, Adam membuat Instagram Rowstid Chikin dan membuka Pre-Order untuk 21 Maret yang di mana tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari lahirnya Rowstid Chikin.

3 dari 5 halaman

Meraih Kesuksesan Karena Apa Adanya

Seorang food vlogger terkenal di Indonesia, Mgdalenaf bersama Owner Rowstid Chikin Muhammad Faisal Adam/copyright instagram/rowstidchikin

Dibalik kesuksesan Rowstid Chikin yang viral ini, sang Owner dengan apa adanya membagikan kendala dalam berjualan kepada para followers-nya di Instagram pada awal merintis bisnis tersebut. Hebatnya, terdapat pengikut Rowstid Chikin yang membantu dalam mengembangkan bisnis ini agar terus maju.

“Karena menggunakan konsep apa adanya yang saya miliki, saya juga apa adanya menceritakan di story Instagram bahwa kami kendala di oven, chiller dan lain-lain. Tanpa disangka, ada yang memberikan kami freezer, oven secara cuma-cuma dan itu menjadi bentuk apresiasi pengembangan hingga saat ini. Sampai akhirnya, saya yang dasarnya suka kendaraan 2 tak dan sudah memiliki bajaj sebelumnya, menyiasati untuk membuka offline store di Panglima Polim mulai 17 Juli 2020,” jelasnya.

Pada awal berjualan, Adam menyebut ia memanfaatkan alat yang ada di rumah dan mengelola media sosial bisnis pun layaknya media sosial miliknya sendiri. “Segala sesuatunya saya manfaatkan alat yang ada di rumah. Oven kompor merek mickey mouse punya nenek sekitar tahun 80-an, kemasan beli di toko plastik, Instagram buat sendiri dan segalanya hanya menggunakan cara mengelola Instagram pribadi,” tambahnya.

Bahkan, beberapa waktu setelahnya, peminat ayam panggang khas Amerika tersebut meningkat dari 3 ekor menjadi 30 ekor per hari. Ia pun khawatir karena kulkas milik orang tuanya penuh dengan ayam, sementara oven-nya hanya cukup untuk 3 ekor.

Dengan demikian, ia harus mulai membakar pukul 03.00 pagi demi semua pesanan di hari itu terpenuhi. Namun semua dapat teratasi akibat konsep apa adanya Adam kepada para followers Instagram-nya.

4 dari 5 halaman

Koleksi Kendaraan 2 Tak

Bajaj hijau Rowstid Chikin yang mangkal di Panglima Polim/copyright instagram/rowstidchikin

Rowstid Chikin ini memang unik, namun siapa sangka ternyata keunikan tersebut tidak disengaja. Seperti yang sudah disebutkan, Adam memang sudah mengoleksi beberapa kendaraan 2 tak dan salah satunya adalah bajaj.

Walau hanya sekedar koleksi, bajaj ini akhirnya dimanfaatkan sebagai outlet Rowstid Chikin sekaligus menjadi unique selling point.

“Setelah berjalannya bisnis ini dan banyak yang minta buka offline, saya kepikiran menggunakan bajaj sebagai outlet-nya. Selain menjadikan unique selling point, bajaj ini sangat memangkas biaya sewa ratusan juta di kisaran Jakarta Selatan,” paparnya.

Adam pun menyebut bisnis Rowstid Chikin ini dijalankan oleh Adam sendiri, namun untuk operasional di lapangan terdapat 3 orang lainnya yang membantu Adam serta 1 orang di rumah produksi.

5 dari 5 halaman

Berbagai Tantangan, Kendala dan Harapan

Seorang pelanggan di Rowstid Chikin yang unik/copyright instagram/rowstidchikin

Menurut Adam, tantangan dalam menjalankan bisnis ini adalah dirinya sendiri yang dalam waktu bersamaan juga memiliki pekerjaan lain. Ia mengatakan hal tersebut cukup berbeda dari bisnis lain yang biasanya pesaing serupa menjadi salah satu tantangannya tersendiri.

“Setelah beberapa bulan berjualan, saya mulai aktif bekerja lagi. Kerja saya di hotel sehari bisa belasan jam dan hal ini membuat saya harus membagi waktu kerja, preparation, management hingga finance di bisnis saya ini,” katanya.

Selain itu, dalam masa pandemi dengan kebijakan pemerintah yang terus berubah-ubah, jam operasional Rowstid Chikin pun ikut berubah. Solusi yang dikerahkan oleh Rowstid Chikin adalah memanfaatkan e-commerce dan media sosial, di mana mereka mengemas segalanya menjadi terjangkau dari segala sisi.

“Kami membuka beberapa channel pembelian, melalui WhatsApp, Tokopedia, Gojek dan juga dine in. Hal ini cukup membantu menjangkau beberapa pasar yang cukup jauh dari kami dan menjadikan kami referensi tempat makan jenis baru yang kualitasnya tetap terjaga meskipun letaknya cukup jauh dari jangkauan,” tambah Adam.

Meningkatnya kasus Covid-19 membuat bisnisnya menurun, terutama saat dine in. Ia pun menggencarkan penjualan melalui online, begitupun sebaliknya. Adam sendiri mempelajari kurva bisnis sehingga kenaikan omzet kembali naik yang juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dengan informasi terkait pandemi itu tersendiri.

Tentunya, dalam meningkatkan omzet juga dibarengi dengan menjaga konsistensi rasa dan kehadirannya kepada konsumen. Menurut Adam, kepastian, kepuasan dan kepercayaan konsumen ini merupakan kunci utama pada bisnisnya tersebut.

Harapan Adam untuk kedepannya cukup sederhana, ia hanya menginginkan Rowstid Chikin bisa seperti Ragusa yang bisa mempertahankan konsistensinya dan cocok untuk masuk ke banyak kalangan. “Harapan kami bisa menjadi ayam panggang dengan ikon bajaj yang dijadikan destinasi wisata daerah hingga puluhan tahun nanti. Sederhana memang, tapi bertahan jauh lebih sulit daripada memulai,” ungkapnya.

Memberikan Tips dan Harapan

Tips utama yang diberikan oleh Adam untuk para calon pelaku usaha bisnis kuliner seperti dirinya adalah mencoba. Karena jika tidak pernah mencoba, maka seseorang tidak akan pernah mengetahui apa yang akan terjadi.

Adam mengatakan bahwa saat memulai mencoba suatu hal, itu sebenarnya adalah langkah awal kesuksesan dimulai. Selain itu, janganlah rendah diri, pakai, coba dan manfaatkan yang ada. Termasuk relasi kecil yang dapat membantu mempromosikan produk serta menjadi kurator produk.

Ia pun memberikan saran bagi para pelaku pejuang usaha di masa pandemi ini. “Percaya pada kemampuan diri, mencoba apa yang dipikirkan, bertanya pada yang lebih awal menjalankan dan berani untuk menerima kekurangan. Insya Allah ketika semua sudah berjalan, atas izin Allah semua juga akan dijalankan sesuai rencana,” tutup Adam.

Penulis: Atika Riyanda Roosni

#Elevate Women