3 Masalah Kulit Terbanyak Dialami Selama Pandemi dan Cara Mengatasinya

Novi Nadya diperbarui 17 Des 2021, 11:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Penggunaan masker selama pandemi sudah menjadi kewajiban saat beraktivitas sehari-hari. Hal ini seringkali menimbulkan masalah jerawat ayau maskne di area yang tertutup oleh masker, seperti dagu, hidung, dan pipi bagian bawah. 

Selain maskne, dr. Mohammad Yoga Adi Waskito, SpDV, spesialis kulit dan kelamin Klinik Bamed Bintaro juga menemukan masalah kulit lainnya yang sering terjadi saat pandemi. Yaitu dermatitis atau eksim serta kulit kusam karena cara berjemur yang salah.

Ia pun menjelaskan bagaimana cara mengatasi berbagai permasalahan kulit yang kerap terjadi di masa pandemi. Dimulai dari maskne yang disebabkan penggunaan masker dalam waktu lama yang membuat kulit wajah terus bergesekan dengan masker sehingga kulit mudah berkeringan dan lembap yang menjadi sarana baik bagi kuman penyebab jerawat berkembang biak. 

"Pengobatan maskne sama seperti dengan jerawat pada umumnya. Beberapa tips yang harus diperhatikan dalam menggunakan masker yaitu, harus mengganti masker jika sudah terlalu lembap, cuci masker kain setelah dipakai, membersihkan wajah sebelum dan sesudah pakai masker, selalu menggunakan pelembap untuk mengurangi gesekan kulit dengan masker, selalu menggunakan tabir surya dan menghindari pengunaan makeup yang terlalu tebal,” jelasnya dalam Launching Virtual Bamed Bintaro, Kamis (16/12).

 

 

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Kulit Kusam Karena Salah Berjemur

dr. Mohammad Yoga Adi Waskito, SpDV, spesialis kulit dan kelamin Klinik Bamed Bintaro

Setelah itu adalah permasalahan kulit kusam yang biasanya sering terjadi akibat salah berjemur. Sebelumnya, ia merinci cara berjemur yang benar, yaitu saat kisaran UV index 3-5, sekitar 5-15 menit (untuk kulit terang), 15-30 menit (untuk kulit yang lebih gelap). 

Lalu, berjemur dilakukan sebanyak 2-3x seminggu dan hanya diperlukan 15% bagian dari seluruh badan saja dengan pilihan area badan seperti area punggung, kedua lengan bawah, punggung tangan, dan tungkai bawah, hindari daerah wajah dan leher, lindungi anggota tubuh lain dengan penggunaan topi, kacamata, dan tabir surya minimal SPF 30 PA+++ yang tahan air.

"Apabila sudah terjadi wajah kusam, flek atau bercak kecoklatan pada wajah dapat dikonsultasikan pada dokter spesialis dermatologi dan venereologi," sarannya.

 

3 dari 4 halaman

Dermatitis

Permasalahan kulit lainnya adalah dermatitis yang merupakan peradangan pada kulit yang dapat menimbulkan gejala seperti ruam kemerahan, kulit terasa gatal, kering, dan bersisik. Terdapat berbagai macam dermatitis dengan berbagai penyebabnya dan ciri khas karakteristik yang berbeda-beda.

Contohnya pada Dermatitis Atopik beberapa faktor dapat menjadi penyebabnya, yaitu: faktor genetik, kulit kering, gangguan imun, dan faktor lingkungan. Keadaan ini seringkali bertambah parah dengan seringnya kita mandi pada masa pandemi ini yang akan membuat kulit akan menjadi lebih kering dan selanjutnya akan terjadi kerusakan pada struktur kulit yang akan menyebabkan proses peradangan lebih lanjut.

Dermatitis lainnya yaitu Dermatitis Kontak terjadi setelah kulit mengalami iritasi/peradangan akibat adanya paparan bahan kimia atau alergen tertentu yang mengenai kulit, seperti: sabun, detergen, cairan pembersih rumah tangga, pewarna, pewangi, nikel, lateks, produk make up, atau perhiasan. Hal ini juga bertambah sering terjadi pada masa pandemi akibat kita sering mencuci tangan dan menggunakan alkohol based hand sanitizer.

"Beberapa eksim sulit dan butuh waktu lama untuk disembuhkan. Cara terbaik untuk menghindari eksim kambuh kembali adalah dengan mengenali faktor pencetusnya. Apabila gejala terus berlanjut, sebaiknya berkonsultasi ke dokter spesialis dermatologi dan venereologi untuk dievaluasi lebih lanjut," tambah dr Yoga.

4 dari 4 halaman

Pico Laser

Saat ini Bamed telah memiliki layanan Pico laser untuk mengatasi beberapa masalah kulit. Pico laser atau picosecond laser merupakan salah satu jenis laser yang mampu menembakan sinar laser dalam waktu yang sangat singkat, yaitu selama 1/10-12 detik.

Pico laser mempunyai waktu tembak 1/1000 lebih singkat dari sinar lasernano second yang sudah umum digunakan. Dengan menembakan sinar laser dalam waktu yang sangat singkat dengan energi yang optimal maka hasilnya akan lebih maksimal dan mempunyai downtime serta efek sampingyang minimal.

Pico laser bekerja dengan sistem ultra short pulse dengan high peak power yang menghasilkanefek foto akustik yang lebih efektif untuk pigmen dan tidak memengaruhi jaringan sekitarnya daripada lasernano second.

“Sebelum melakukan tindakan pico laser, dokter dapat memberikan saran pengunaan beberapa krim selama beberapa minggu yang bertujuan untuk mempersiapkan kulit untuk dapat dilakukan tindakan laser dan meminimalkan efek samping pasca tindakan laser tersebut. Sesudah tindakan laser sebaiknya hindari pemakaian skincare yang bersifat eksfoliatif dan dapat mengiritasi kulit, selalu gunakan tabir surya dan pelembap,” tutupnya.