Anak Lahir Baik-Baik Saja Belum Tentu Sehat, IDAI Menyerukan Pentingnya Deteksi Dini Penyakit Jantung Bawaan Pada Bayi

Anisha Saktian Putri diperbarui 14 Des 2021, 09:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Jika anak lahir terlihat baik-baik saja, orangtua jangan langsung berfikir ia akan sehat-sehat saja. Sebab, banyak kasus setelah dibawa kerumah selang beberapa hari atau bulan, si kecil justru menunjukan tanda-tanda memiliki penyakit jantung bawaan (PJB) seperti sesak nafas, bibir, jari-jari kaki serta biru dampak biru.

Maka dari itu, orangtua tidak ada salahnya untuk mendeteksi dini penyakit jantung bawaan pada bayi untuk mencegah risiko. Sebab, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat satu dari 100 bayi lahir mengalami penyakit jantung bawaan.

Sekitar 25 persen sudah mengalami penyakit jantung bawaan kritis. Di Indonesia sendiri, kurun waktu Januari-Juni 2021 sudah ada 3.766 anak lahir dengan penyakit jantung bawaan.

"80 persen kasus kematian bayi, meninggal pada enam hari pertama. 7 persen kematian bayi disebabkan kelainan kongenital seperti penyakit jantungan. Bayi lahir dengan baik saja, namun kemudan beberapa jam, hari, atau bulan jadi memburuk dan meninggal, tenryata akibatnya penyakit jantung bawaan," ujar dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) - Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI dalam seminar yang diadakan bersama IDAI.

PJB sendiri merupakan penyakit jantung yang telah ada sejak lahir akibat pembentukan jantung  yang tidak sempurna pada fase awal perkembangan janin di dalam kandungan. Seiring perkembangan teknologi, untuk tatalaksana penyakit ini bisa diatasi dengan tanpa bedah.

DR dr Risma Kerina Kaban, SpA(K) - Ketua Unit Kerja Koordinasi Neonatologi IDAI menyatakan jika PJB menempati peringkat kedua penyebab kematian terbanyak di dunia setelah prematur pada anak.

2 dari 2 halaman

Pentingnya deteksi dini

Ilustrasi/copyright shutterstock.com

dr. Risma mengatakan penting deteksi sebelum terjadinya kolaps kardiovaskular akut memperbaiki luaran kardiopulmoner dan neurologis.

Kebanyakan Bayi yang mengalami penyakit jantung bawaan krisis tidaleditemukan gejala sat lahir. Skrining untuk PJB dapat membantumengidentifikasi beberapa kasus untuk menegakkan diagnosis danpengobatan yang cepat, dan dapat mencegah kecacatan atau gangguan yangberakibat fatal.

Skrining penyakit jantung bawaan bisa di NICU untuk mengidentifikasi Penyakit Jantung bawaan krisis, terutama lesi yang mengubah tampilan 4 ruang jantung yaitu Kelainan Arteri dan Vena besar seperti Transposition Great Arteries (GA), coarctation of the aorta (Co-A), interrupted corticarch (lAA), dan total anomalous venous return (TAPVR) kadangterlewatkan oleh pemeriksaan US Prenatal dan muncul pada periode Neonatusdengan Hipoksemia ( kadar 02 dalam darah kurang).

"Rekomendasi skrining bayi di NICU, 24-48 Jam usia setelah kelahiran, kecuali yang telah Echocardiografi (USG Jantung) .Bayi yang menggunakan Oksigen tambahan pada skrining awal harus diulangi 24-48 jam setelah tidak menggunakan oksigen," ujar dr. Risma.

Risma juga menyarankan sebelum hamil sebaik calon ibu memeriksakan diri terlebih dahulu agar tidak mengelamai kelainan jantung bawaan dan bisa mencegahnya.

"Dari pemeriksaan tersebut kita tahu apakaha ada infeksi yang tidak terdeteksi. Ibu kekeurangan gizi atau tidak, kondisi ibu apakah benar-benar baik. Jadi periksakan sebelum hamil, tidak hanya saat hamil saja," ujar dr. Risma.

Dan jangan lupa sebelum dan saat hamil untuk makan-makanan seimbang, kaya akan gizi dan nutrisi untuk mencegah anak lahir dengan PJB.

#elevate women