Diary Fimela: Cerita Pria Asal Sukabumi Raup Cuan dari Bisnis Camilan Gulali Kekinian

Hilda Irach diperbarui 21 Des 2021, 09:25 WIB

Fimela.com, Jakarta Salah satu kunci kesuksesan dalam membangun usaha adalah cermat melihat peluang. Hal inilah yang dilakukan Willy Agung Wibowo, pria asal Sukabumi dalam mengembangkan bisnis camilan gulali rambut nenek atau arum manis yang diberi nama Ruang Gulali.

Gulali merupakan salah satu jajanan favorit yang menemani masa kecil banyak orang. Namun sayangnya, saat ini jarang ditemui pedagang tradisional yang menjajakan produk berbahan dasar gula itu.

Peluang tersebut kemudian ditangkap oleh Willy, yang berinovasi menghadirkan camilan gulali kekinian. Pria yang berprofesi sebagai pegawai swasta itu memulai bisnis gulali kekinian pada Juni 2020, bertepatan saat pandemi Covid-19 baru melanda Indonesia.

“Pada awal masa pandemi Covid-19, tepatnya Juni 2020 saya sebagai pegawai swasta sempat terdampak oleh lockdown, tidak bisa bekerja di kantor selama dua bulan. Akhirnya saya kepikiran mengisi waktu luang dengan berbisnis makanan,” ujar pria 29 tahun itu kepada FIMELA.

“Muncul ide gulali atau arum manis rambut nenek sendiri awalnya bapak mertua saya suka arum manis rambut nenek. Tapi belakangan susah dicarinya. Meskipun banyak di jual di tempat oleh-oleh, improvementnya sedikit. Hanya dibeli dari pengrajin, diberi label kemudian disimpan di toko-toko,” lanjutnya.

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Berinovasi Hadirkan Gulali Kekinian dengan Bahan Natural

Manisnya bisnis camilan gulali kekinian, dagangan pria asal Sukabumi ini ludes ribuan bungkus. (Instagram/ruanggulali.id).

Dari situ, Willy pun tertarik untuk mengembangkan gulali. Ia mulai berkeliling mencari pengrajin arum manis. Setelah menemukannya dan berbincang untuk menimba ilmu, sang pengrajin pun menerima ajakannya untuk bekerja sama.

“Nah dari situ muncul ide membuat gulali dengan terobosan baru, tidak pakai bahan kimia,” kata Willy.

Percobaan pertama, Willy menggunakan buah stroberi sebagai essence. Namun ternyata gagal karena tingkat keasaman dalam buah stroberi tinggi, sehingga membuat gulali sulit menyatu.

“Pertama kali kita coba bikin essence sendiri dari stroberi. Tapi gagal karena ternyata asam dari stroberi itu sendiri tinggi, sehingga tidak tercampur dia,” kata Willy.

Dia sempat berpikir untuk membuat essence bubuk namun diurungkan karena modalnya yang besar dan memerlukan waktu lama untuk mempelajarinya. Kemudian dia mencari produsen essence yang bahannya benar-benar natural. Hingga kini, Ruang Gulali berhasil memproduksi gulali kekinian dengan aneka varian rasa mulai dari original, coklat, vanilla dan matcha yang terbuat dari 100% natural dan tanpa bahan pengawet.

Tak berhenti sampai di situ, Willy juga berinovasi menambahkan toping seperti kacang almond hingga biji bunga matahari yang dicacah sebagai keunikan dan ciri khas dari produk Ruang Gulali.

“Dengan modal Rp8 juta, Willy berhasil menjual 1000 hingga 2000 pcs arum manis dalam waktu dua minggu. Keunggulan Ruang Gulali adalah natural. Selain itu kita juga pakai kemasan aluminium foil full sehingga gulali ini dapat awet hingga 6 bulan meskipun tanpa bahan pengawet,” kata Willy.

3 dari 3 halaman

Berharap Bisa Lestarikan Gulali Nasional Indonesia

Manisnya bisnis camilan gulali kekinian, dagangan pria asal Sukabumi ini ludes ribuan bungkus. (Instagram/ruanggulali.id).

Untuk kedepannya, Willy berharap ia bersama pedang-pedangan tradisional dapat melestarikan gulali nasional Indonesia

“Untuk kedepannya, kita ingin melestarikan gulali nasional Indonesia. Karena gulali ini tidak hanya rambut nenek banyak jenisnya ada gulali tepung, gulali gula jawa. Yang kita ingin melestarikan produk-produk tradisional dan bekerjasama dengan pedagang-pedagang  tradisional jadi kita improve bersama mereka. Harapannya jajanan Indonesia dapat bersaing dengan jajanan kekinian,” tutur Willy.

Bagi yang tertarik ingin mencoba arum manis dari Ruang Gulali ini bisa mengunjungi akun Instagram @ruanggulali.id.

#Elevate Women