Fimela.com, Jakarta Fashion ecoprint memang lagi banyak diperbincangkan fashion enthusiast beberapa waktu belakangan ini. Lebih dari sekedar tren, ecoprint yang fokus pada penggunaan pewarna dengan bahan-bahan yang berasal alam memang jadi salah satu upaya untuk menjaga dan melestarikan bumi.
Di Indonesia sendiri, ecoprint juga menjadi salah satu yang banyak diminati oleh para fashion enthusiast. Inen Kurnia pun membaca hal ini dan menginisiasi lahirnya Ikatan Designer Ecoprint Indonesia (IDEI). Ia berhasil mengumpulkan berbagai designer ecoprint dari seluruh penjuru tanah air untuk saling berbagi, belajar, dan sharing untuk mendalami teknik yang satu ini.
Nah, dalam rangka mendukung sustainable fashion yang lebih marak di Indonesia, produsen serat rayon berkelanjutan yang berbasis di Provinsi Riau, Asia Pacific Rayon (APR) bersama ruang kolaboratif fesyen yang digagasnya, Jakarta Fashion Hub (JFH) menggandeng IDEI dalam menyelenggarakan digital fashion show bertema “Moda Botanica”. Ditayangkan pada 10 Desember 2021 di Youtube Channel Jakarta Fashion Hub, yuk intip cerita lebih jauh tentang kolaborasi APR bersama Jakarta Fashion Hub dan IDEI!
What's On Fimela
powered by
Gandeng 18 Desainer Lokal, Kampanyekan Sustainable Fashion
Sebanyak 18 koleksi ditampilkan dalam kolaborasi yang terinspirasi dari keindahan dan keanekaragaman tumbuh-tumbuhan di Indonesia ini. Kolaborasi dituangkan dalam berbagai jenis gaya, mulai dari kasual, pakaian kerja, sporty, loungewear hingga gaun malam yang mewakili empat kategori, yaitu womenswear, modest wear, menswear dan kids wear.
Yang menarik, keseluruhan koleksi ini menggunakan material utama dari kain berbahan serat viscose-rayon yang diproduksi Asia Pacific Rayon. Seperti diketahui, serat rayon diketahui memiliki sifat biodegradable dan berasal dari serat terbarukan yang mendukung sustainable fashion di Indonesia.
Koleksi kemudian diolah oleh para desainer menggunakan teknik pewarnaan alami dan dirancang menyesuaikan dengan iklim tropis Indonesia. Kolaborasi ini sejalan dengan visi IDEI, yang dikenal sebagai komunitas UMKM yang mendukung gerakan sustainable fashion lewat pengembangan produk fesyen yang ramah lingkungan lewat teknik eco-printing.
"Kolaborasi antara APR dan IDEI ini kami harapkan semakin menggerakkan semangat sustainable fashion di Indonesia. Kolaborasi ini menggunakan kain viscose-rayon, teknik pewarnaan dan pembuatan motif yang seluruhnya berasal dari kekayaan botani yang menjadi dasar dari tema kolaborasi kali ini 'Moda Botanica'," kata Sheila Rahmat, Head of Marketing Communication Asia Pacific Rayon.
Bersama Jakarta Fashion Hub, Kembangkan Ekosistem Fesyen di Indonesia
Digital fashion show sendiri diinsiasi oleh Jakarta Fashion Hub, yang merupakan ruang kolaboratif yang diinisiasi oleh Asia Pacific Rayon yang bertujuan mendukung para kreator fashion Tanah Air, tak terkecuali pelaku UMKM. Lewat kolaborasi ini, JFH berkomitmen terus berperan aktif dalam mempromosikan karya anak bangsa seraya menggiatkan kampanye fashion yang berkelanjutan pada saat yang bersamaan.
Jakarta Fashion Hub tak hanya menawarkan tempat untuk merancang konsep, mendesain produk fesyen hingga memanfaatkan berbagai fasilitas yang tersedia seperti area workshop, co-working space, studio foto serta kain siap beli. Dengan 3,900 anggota aktif, Jakarta Fashion Hub telah berkolaborasi dengan sedikitnya 50 brand/fashion designer dalam negeri dan menyelenggarakan fashion show, virtual shopping serta webinar seputar fesyen dan fesyen berkelanjutan.
Bertempat di Gedung Jakarta Fashion Hub, yang berlokasi di pusat Jakarta, tepatnya di Jalan Teluk Betung Nomor 33, JFH yang baru saja diresmikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonom Kreatif Sandiaga Uno ini diharapkan dapat menjadi platform bagi penggiat kreatif dalam menggerakkan potensi industri khususnya di bidang fashion, tekstil dan ekonomi kreatif berkelanjutan di dalam negeri.
Dalam digital fashion show ini, Jakarta Fashion Hub menggandeng 18 desainer diantaranya Inen Signature, Okvisa, Elhadzza, Ruby’s, 12neta, Nauli Ecoprint, Syirka Ecoprint, Geisha Ratu, Swarnabhumi, Ayya Craft mewakili kategori womenswear. Untuk kategori modestwear, label yang ikut serta yaitu Fatiza dan Annabae.
Sementara itu, kolaborasi untuk kategori menswear bersama label De’Daunan dan Verit. Untuk segmen kids wear, APR turut menggandeng Iersyah Ecoprint, Wirasanti, Sabira dan Elwe Collection.
Cerita di Balik IDEI
Dalam opening session yang berlangsung di Instagram Live Jakarta Fashion Hub, 3 perwakilan IDEI hadir berbagi cerita tentang kisah di balik IDEI dan teknik ecoprint. Mereka adalah Inen Kurnia, Lindawati, dan Rahmatiwi Candrasari.
“Ide itu asal mulanya dari gagasan Mbak Inen yang mengumpulkan 41 desainer di Indonesia yang antusias banget belajar ecoprint dan diwujudkan jadi karya yang memukau. Selama ini, kita berkumpul hanya secara online, belum pernah ketemu langsung. Pernah pas itu ada sekali event bazaar bisa ketemu senangnya bukan main,” cerita Lindawati.
Sebagai penggagas, Inen pun menambahkan bahwa awal mula ia tertarik dengan ecoprint dan berusaha menggali potensi di dunia ecofashion.
“Akhirnya dibuatkan wadah IDEI. Insya Allah di hari ulang tahun nanti sekaligus jadi hari kelulusan para peserta. Legalitas pun sudah disiapkan, jadi kami nggak sekadar kumpulan ecoprinter tapi dalam wadah yang legal,” lanjut Inen.
Nggak Tergantung Bahan yang Jadi Tren
Sebagai salah satu anggota IDEI, Lindawati berbagi cerita bahwa ecoprint yang ia kerjakan tidak hanya tergantung pada bahan-bahan yang lagi trending saja, tapi juga manfaatkan yang ada di sekitar.
“Jadi kalau ecoprint ini jangan tergantung dengan daun-daun yang lagi in saja. Saya sendiri pakai daun yang ada di sekitar rumah. Seperti jarak wulung, kenikir. Jadi lebih suka karena semuanya kita buat dari alam, nggak perlu susah-susah cari ke sana ke mari,” ungkapnya.
Inen pun menambahkan bagaimana cara aplikasi teknik ecoprint agar lebih keren dan sesuai bisa menghasilkan desain yang berkarakter.
“Kalau ciri khas saya sendiri adalah tidak menggunakan berbagai macam daun. Biasanya desainer lain menggunakan 5-6 daun. Kalau saya fokus pada 1-2 daun. Jadi selain bisa menonjolkan motif ecoprint saja sendiri, tetap simpel tapi desainnya berkarakter. Nah, khusus di fashion show ini saya menggunakan perca-perca yang digabung menjadi rok besar dengan menggunakan 4 macam pewarna alam,” lanjut Inen.
Untuk perawatan ecoprint fashion pun membutuhkan sentuhan khusus. Linda mengungkapkan untuk beberapa trik yang wajib dicatat.
“Perawatannya kitab isa mencuci dengan sampo, jangan gunakan deterjen. Jemurnya juga diangin-anginkan saja jangan terkena matahari. Kalau ecoprint IDEI ini sudah teruji, ketahanan warnanya sudah baik,” ungkap Linda.
Dukung UMKM, Beli Produk Fesyen Lokal Yuk!
Moda Botanica, koleksi hasil kolaborasi Asia Pacific Rayon, Jakarta Fashion Hub dan IDEI ini dapat disaksikan di youtube @jakartafashionhub sejak tayang perdana pada Jumat, 10 desember lalu.
Adapun, koleksi kolaborasi ini bisa langsung dibeli di website ideindononesia.id. Lewat website tersebut, kamu bisa menemukan nama-nama desainer yang bisa diklik dan terhubung langsung dengan Instagram dan WhatsApp Bisnis para desainer untuk melakukan pembelian.
Untuk bergabung dengan IDEI sendiri, Inen memberikan beberapa kriteria yang harus diikuti.
“Anggota yang kami terima itu terbatas karena memang ini adalah program belajar secara intens dan modal utamanya untuk bergabung IDEI adalah sudah belajar ecoprint yang berkualitas. Karena teknik dan formula yang kami ajarkan sudah teruji di industri tekstil. Dan satu lagi, harus tergabung di Asosiasi Ecoprinter Indonesia. Tinggal cek di website, dan kontak kami,” pungkasnya.