Fimela.com, Jakarta Selalu banyak cinta dan hal istimewa dalam hubungan seorang anak dan ibu. Mungkin tak semuanya penuh suka cita, sebab ada juga yang mengandung duka lara. Masing-masing dari kita pun selalu punya cerita, seperti tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela untuk mengikuti Lomba Ungkapkan Rasa rindu pada Ibu di Share Your Stories Bulan Desember ini.
***
Oleh: Maria
Ibu, sosok yang sangat spesial bagi kami kelima anaknya, satu anak laki-laki dan empat anak perempuan. Kini kami semua sudah dewasa dan sudah hidup berumah tangga serta tinggal jauh dari ibu, yang masih betah tinggal di kampung. Tetapi, sosok ibu tak pernah lepas dari hari-hari kami yang penuh kesibukan dan rutinitas. Hampir setiap hari, kami anak-anaknya yang tinggal di perantauan selalu menghubungi ibu dengan grup panggilan video untuk mengetahui kabar dan mendengar cerita satu sama lain.
Ibu. Sosok yang biasanya bawel dan galak, tidak kudapati dalam diri ibuku. Ibuku, wanita yang anggun dan lembut tutur bahasanya, tetapi tegas dalam berkata-kata dan berperilaku.
Ketika kami kecil, kami selalu dididik, “Meski kalian anak perempuan, kalian harus bersekolah tinggi. Berapa pun biayanya, akan ibu usahakan. Meski kalian perempuan, nantinya kalian harus bekerja dan mandiri. Puji Tuhan jika kalian menikahi laki-laki mapan yang bisa menghidupi kalian, jika kalian tidak beruntung dan mendapatkan suami yang kurang mapan, maka kalian juga bisa membantu perekonomian keluarga. Meski kalian perempuan, kalian wajib bisa naik kendaraan sendiri, minimal motor agar kalian bisa bergerak kemana pun kalian harus pergi tanpa bergantung pada siapapun."
Nasihat Ibu Membuatku Tegar
Nasihat-nasihat ibu yang selalu dilontarkan pada kami kini sangat kami rasakan manfaatnya. Terlebih lagi ketika suamiku meninggalkan aku dan anakku demi wanita lain, aku masih bisa kembali berdiri tegak dan melanjutkan hidupku. Terngiang suara ibuku dahulu, “Anak-anak Ibu harus sekuat Srikandi."
Ketika kudapati suamiku berselingkuh, setiap pukul 02.00 kudapati suamiku belum sampai di rumah. Aku hanya bisa menangis dan menelepon ibuku, “Ibu, kuatkan aku. Temani aku berdoa mampu melewati semua ujian ini," ujarku ketika itu.
Dan di kampung halaman, ibu selalu menyambut teleponku dan memberiku kekuatan dengan menemaniku berdoa. Ibu juga selalu menasihatiku, “Tetaplah setia dan layani suamimu ketika dia pulang, semoga doa kita bisa membuatnya kembali ke keluarga."
Meski akhirnya suamiku memilih selingkuhannya dan meninggalkanku bersama anakku, setidaknya nasihat ibuku masih membuatku kuat dan mampu berdiri hingga saat ini. Ibu adalah kekuatanku, malaikat yang dikirim Tuhan untuk menemaniku hidup.
Menjadi anak ibuku adalah anugerah besar dalam hidupku. Banyak nasihat dan keteladanan dari ibu yang membentukku sekuat Srikandi dan sesetia Dewi Sinta. Meski kesetiaanku sebagai istri disia-siakan, setidaknya nilai-nilai luhur sebagai seorang wanita yang diwariskan ibuku selalu kupegang dan menjadi bekalku berani hidup hingga saat ini.
Terima kasih, Ibu, hadirmu telah membuat hidupku demikian tangguh meski hidup selalu berusaha menjatuhkanku.
#ElevateWomen