Waspada Investasi Bodong, Ini Cerita Miris Kripto yang Buat Warga Australia Rugi Rp 1 Triliun

Vinsensia Dianawanti diperbarui 14 Des 2021, 16:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Investasi kripto kini banyak dilirik masyarakat karena mampu menghasilkan return yang tinggi. Namun, kamu pun harus waspada akan anjloknya harga kripto yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

Menggunakan investasi kripto tidak hanya memiliki isu akan naik turunnya nilai investasi yang sangat fluktuatif, melainkan juga perusahaan keuangan itu sendiri. Jangan sampai kamu menjadi seperti sejumlah warga Australia yang rugi besar akibat investasi kripto.

Dilaporkan ABC Indonesia, Kepolisian Federal Australia mengatakan terjadi ledakan penipuan kripto selama pandemi. Para korban merasa malu untuk melapor.

Lembaga perlindungan konsumen Australia menyebut kerugian yang dialami warga meningkat 172% pada Januari hingga November 2021. Totalnya, jumlah kerugian yang dialami warga mencapai AU$109 juta atau lebih dari Rp1 triliun.

 

2 dari 5 halaman

Fasih berinvestasi

Ilustrasi pasangan muda mengatur keuangan.(Shutterstock)

Emma Robinson dan Hugo de Meira Quintao menjadi pasangan korban investasi kripto. Bahkan mereka bermimpi bisa memiliki rumah sendiri dengan melakukan investasi kripto.

Emma mulai menabung uang sakunya sejak duduk di bangku SD. Perempuan berusia 25 tahun itu mulai melakukan investasi saham di bursa saham Australia pada usia 18 tahun.

Di awal 2021, pasangan ini telah memiliki tabungan lebih dari AU$110ribu atau lebih dari Rp1,2 miliar. Hugo sendiri juga sudah akrab dengan investasi di bursa saham dan ingin mencari opsi lain untuk meningkatkan tabungannya.

Suatu hari, ia menerima panggilan telepon yang rupanya menjadi gerbang malapetaka bagi pasangan ini. Penelepon menyamar sebagai manajer investasi dari pialang asal Irlandia Druid ICAV yang menawarkan saham Airbnb kepada Hugo.

 

3 dari 5 halaman

Investasi kripto palsu

Ilustrasi investasi, investasi saham (Photo by Tech Daily on Unsplash)

Menggunakan situs palsu, para penipu membuat platform investasi sendiri dengan menyalin nama dan alamat Druid ICAV. Hugo tidak menyadari akan aksi penipuan tersebut menaruh investasi pada kripto bodong itu sebesar AU$7000 atau lebih Rp70 juta sebagai uji coba.

Setelah IPO pertama, terjadi peningkatan secara real time, sehingga Hugo pun percaya. Namun Bank Sentral Irlandia mengeluakan peringatan adanya penipuan yang mengatasnamakan Druid ICAV. Peringatan ini datang beberapa bulan setelah Emma dan Hugo menyetorkan uang untuk diinvestasikan.

Tidak berhenti sampai di situ, penipu pun sempat menawarkan saham palsu lainnya kepada Hugo di Coinbase, pertukaran mata uang kripto internasional. Terdapat lima orang yang menyamar sebagai staf Druid ICAV berbicara dengan Hugo dan memberikan bukti pendaftaran.

Hugo pun melakukan identifikasi melalui Google untuk mencari apakah ini penipuan, namun ternyata tidak muncul. Setelah Hugo memasukkan uangnya ke Coinbase, Emma pun memutuskan ikut serta.

 

4 dari 5 halaman

Laporan tanpa hasil

"Saya pikir semuanya sah. Saya lihat Hugo telah melakukannya dengan baik," kata Emma.

Emma menginvestasikan AU$50ribu dan tambah lagi AU$15ribu. Saat Emma mencoba menambahkan investasi lagi, transaksi tersebut tidak berhasil. Ia kemudian menemukan akunnya telah ditutup.

Hugo yang panik mulai mempertanyakan investasi mereka. Akhirnya, pasangan ini meminta bantuan pengacara dan menemukan informasi bahwa situs yang mereka gunakan bukanlah milik Druid ICAV.

Emma dan Hugo tidak pernah mendengar kabar dari penipu itu lagi. Pasangan ini telah kehilangan uang total sebesar AU$110 ribu. Segala dokumen yang dimilikinya dijadikan barang bukti untuk melapor ke polisi dan bank. Sayangnya, hasilnya nihil.

 

5 dari 5 halaman

Simak video berikut ini

#elevate women