Fimela.com, Jakarta Virus Corona Covid-19 terus bermutasu. Bahkan jelang penutupan tahun 2021, varian baru kembali ditemukan di Afrika Selatan dan sudah meluas ke sejumlah negara. Varian Omicron ini membuat sejumlah negara kembali memperketat prosedur kesehatan. Namun rupanya, Pemimpin National Institute of Health (NIH), Dr.Framcis Collins memaparkan jika akan ada varian baru.
Dikutip dari Liputan6.com, "Tentunya mungkin ini bukanlah varian emerging terakhir yang akan menarik banyak perhatian dan kekhawatiran," ujar Dr. Collins kepada NBC, dikutip Senin (6/12/2021).
"Yang satu ini memiliki jumlah mutasi yang lebih besar yang kita lihat sejauh ini. Omicron dengan 50 mutasi dibandingkan virus Wuhan yang asli," lanjutnya. Dr. Collins berkata mutasi seperti ini dapat terus terjadi jika masyarakat tidak memiliki imun yang memadai.
Tingkatkan prokes
"Kita perlu memakai alfabet-alfabet lainnya di alfabet Yunani," ujar Dr. Collins. Setelah Omicron, ada pi, rho, sigma, tau, upsilon, phi, chi, psi, dan omega. WHO melewatkan alfabet nu dan xi. Menurut laporan The New York Times, WHO melewatkan nama varian Xi karena mirip nama dari Tionghoa.
Dr. Collins memberikan rekomendasi agar warga segera lakukan vaksin COVID-19, serta mengikuti protokol kesehatan.
Segera lakukan vaksin
Bermasker juga dianggap penting saat melakukan perjalanan, baik itu jalur udara atau darat. Direktur CDC, Rochelle Walensky memberikan rekomendasi serupa.
"Mulai dari booster hingga strategi-strategi pencegahan yang kita tahu berfungsi: memakai masker dan jaga jarak fisik," ujar Dr. Walensky.
"Ini adalah metode-metode yang berfungsi untuk mencegah pencegahan COVID-19, tak masalah apa variannya," lanjutnya.
#Elevate Women