Fimela.com, Jakarta Meski belum secara resmi tayang di Indonesia, film Yuni sudah merebut antimo positif dari publik. Tak hanya karena mengharumkan nama Indonesia di Festival Film Internasional Toronto, namun film tersebut dianggap sebagai perwakilan suara perempuan di masa kini. Lantas, apa kata para pemainnya?
Asmara Abigail yang berperan sebagai Suci di film produksi Fourcolours Films itu menyampaikan pendapatnya. Tak setuju ataupun menolak anggapan di atas, namun ia memastikan akan banyak masyarakat yang merasa memiliki keterkaitan dengan banyaknya karakter perempuan di film tersebut.
"Karakter perempuan di Yuni banyak dan nasibnya beda-beda, jadi bakal banyak penonton yang bisa relate. Aku yakin kita bisa berkaca tentang kehidupan kita sendiri di film Yuni," ucap Asmara Abigail pada FIMELA.
Garis Besar Cerita
Secara garis besar, film Yuni menggambarkan persfektif gadis remaja bernama Yuni yang diperankan oleh Arawinda Kirana. Yuni yang diceritakan sebagai gadis dari pelosok desa di Serang, Banten yang ingin mengejar mimpinya untuk mendapat pendidikan tinggi dan mencoba melawan norma sosial daerahnya tentang kodrat perempuan.
Asmara Abigail pun menilai film Yuni sejalan dengan kampanye terkait self love dan emansipasi perempuan yang belakangan memang sedang digalakkan. Maka dari itu, ketika pertama kali mendapat tawaran untuk terlibat di dalamnya, ia sama sekali tak perlu waktu lama untuk memikirkan hal-hal yang biasa menjadi pertimbangan seorang aktor.
"Ini film yang kalau bisa ikut, jadi apa aja ikut deh. Karena penting banget sama movement yg ada. Ini gimana cara mengemukakan pendapat dan kerennya sebagai seniman kan protesnya tuh lewat karya, dia menyuarakan ide dan bisa ditonton sama banyak orang. Ya begitu dapat tawaran dan skripnya bagus banget, sebisa mungkin bisa ikut sih," paparnya.
Pesan dari Karakter Suci
Lebih lanjut, Asmara Abigail pun menilai setiap karakter di film Yuni memiliki pesan tersirat yang bisa diambil oleh masyarakat. Khusus untuk tokoh Suci yang ia mainkan, Asmara Abigail mengedepankan semangat independensi untuk setiap perempuan di Indonesia.
"Kalau Suci freedom abis, contoh perempuan yang ada di sekitar Yuni, yang rata-rata janda dengan anak dari suami beda-beda itu di sana biasa banget. Karena udah biasa, jadi dia santai sama kehidupannya itu," ujar Asmara Abigail.
"(Pesan) kalau dari Suci ya perempuan berhak menentukan kebebasannya sendiri, berhak jadi independen, terus berhak menentukan apa yang baik buat dia karena kan sekaeang kita masih ada stigma tentang perempuan baik-baik yang dibikin dari norma sosial. Menurut aku yang penting perempuan bisa berkembang, mendapat penghidupan yang baik," pungkasnya.