Fimela.com, Jakarta Tingkat kekerasan perempuan cenderung meningkat, terutama di masa pandemi. Perempuan berada dalam situasi yang tidak menentu selama karantina dan cenderung mendapatkan kekerasan dalam rumah tangga.
Meski sudah banyak gerakan dan aktivitis yang terlibat aktif dalam memerangi kekerasan perempuan, nyatanya kasus tersebut masih terus terjadi hingga detik ini. Beberapa tokoh dunia, seperti Kamala Harris, Kate Middleton, Ratu Spanyol Letizia Ortiz, dan Anne Hidalgo kerap menyuarakan soal kekerasan perempuan.
Kegigihan mereka menekan tindak kekerasan perempuan menginspirasi seorang seniman yang juga aktivis asal Italia bernama AleXsandro Palombo untuk membuat sebuah karya. Berjudul "She Reported Him", karya ini menjadi sebuah kecaman terhadap sistem yang tidak mendukung perempuan korban kekerasan, terutama di Milan dan Spanyol.
Digambarkan sebagai korban KDRT
Dalam karyanya, AleXsandro Palombo menggambarkan Ursula von der Leyen, Kate Middleton, Kamala Harris, Christine Lagarde, Letizia Ortiz Ratu Spanyol, Anne Hidalgo dan Marin Le Pen digambarkan sebagai korban KDRT. Digambarkan dengan wajah yang bengkak, terdapat pernyataan,
"She reported him - But nobody believed her - But she she was left alone - But she was not protected - But he was not arrested - But she was killed anyway".
yang berarti
"Dia melaporkannya- Tapi tidak ada yang percaya padanya-Tapi dia dia ditinggalkan sendirian - Tapi dia tidak dilindungi - Tapi dia tidak ditangkap - Tapi dia tetap dibunuh"
Pelanggaran HAM
Pernyataan ini menjadi cerminan dari pelanggaran hak asasi manusia yang sebagian besar tidak dihukum. Hanya sedikit pelaku kekerasan yang diadili, dan bahkan lebih sedikit yang dihukum.
Melalui kampanye seni jalanan ini, Palombo sengaja mengangkat tema kekerasan perempuan dan menyoroti buruknya respon politik terhadap masalah kekerasan berbasis gender. Serta menyoroti ketidakefektifan sistem dukungan dan perlindungan terhadap korban.
"Mengapa seorang perempuan arus melaporkan kekerasan jika setelah laporan dia tidak dilindungi oleh institusi dan akhirnya dibunuh? Bagaimana mungkin perempuan korban pelecehan dan kekerasan masih memiliki kepercayaan pada institusi," kata aleXsandro Palombo.
Peringatan dari seniman
Karya Palombo yang menunjukkan wajah perempuan berpengaruh di dunia dengan warjah lebam dan berdarah, sebenarnya ingin mengingatkan publik dunia bahwa perempuan yang paling kuat sekalipun bisa tetap mati di bawah pukulan seorang pria.
Karya ini juga merupakan seruan untuk perlawanan dan perjuangan, serta cara untuk menegaskan kembali kepada perempuan yang memiliki sarana politik untuk mengatasi hal ini.
Simak video berikut ini
#elevate women