Mengenang Bens Leo dan Sepak Terjangnya di Kancah Musik Indonesia

Nizar Zulmi diperbarui 29 Nov 2021, 10:24 WIB

Fimela.com, Jakarta Para pelaku dan penikmat musik Indonesia tengah berkabung. Pengamat musik legendaris, Bens Leo dikabarkan meninggal dunia pagi ini, Senin 29 November 2011 setelah berjuang melawan COVID-19.

Pemilik nama Benny Hadi Utomo ini mengembuskan napas terakhir di usia 69 tahun. Meski kini telah tiada, namanya akanselalu dikenang sebagai tokoh yang mengiringi perkembangan musik Tanah Air.

Terlepas dari cakrawala musiknya yang luas dan tajam, Bens Leo dikenal sebagai sosok yang hangat dan ramah, Selain kepada musisi, ia juga dengan senang hati meladeni pertanyaan wartawan, rekan seprofesi beliau.

2 dari 4 halaman

Perjuangan sebagai Wartawan

Bens Leo (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sejak di bangku sekolah, Bens Leo rupanya sudah punya cita-cita untuk menjadi wartawan. Keinginannya kembali membuncah pada saat lulus SMA ia gugur dalam pendidikan AKABRI.

Di masa awal menjadi wartawan, ia nekat mendatangi rumah Tonny Koeswoyo untuk wawancara. Tahun 1971 ia menceritakan sejarah Koes Bersaudara yang memprakarsai Koes Plus, band legendaris yang disegani di Indonesia. Ia turut menggagas majalah Aktuil, majalah musik pertama di akhir 60 hingga 70an.

Tahun 2000 Bens Leo menjadi bagian dari NewsMusik, media cetak khusus musik yang digagas Maxi Gunawan. Tiga tahun berselang ia mengundurkan diri, yang ternyata juga disusul dengan bubarnya majalah tersebut tak lama setelahnya.

3 dari 4 halaman

Keterlibatan di Ajang Penghargaan

Berita Duka, Pengamat Musik Bens Leo Meninggal Dunia. (instagram.com/adibhidayat)

Reputasi Bens Leo juga membuatnya dipercaya menjadi anggota awal tim sosialisasi Anugerah Musik Indonesia (AMI). Ajang yang mengacu pada Grammy tersebut pun masih jadi salah satu ajang awarding musik yang kredibel di mata pelaku dan penikmat musik.

Selain itu ia juga menjadi penasehat untuk sejumlah ajang penghargaan lain termasuk SCTV Awards. Beberapa perlombaan juga mempercayakan pengamat musik kelahiran Pasuruan tersebut sebagai juri.

4 dari 4 halaman

Karya Pamungkas

Bens Leo (Galih W. Satria/Bintang.com)

Bertahun-tahun menjadi wartawan dan pengamat musik, Bens Leo kerap menolak tawaran untuk menulis buku. Akan tetapi Oktober lalu ia meluncurkan karya 'Bens Leo dan Aktuil, Rekam Jejak Jurnalisme Musik' yang dicetak terbatas.

Baru beredar di akhir September, buku ini pun menjadi legacy sekaligus karya pamungkas dari sang pengamat. Sudut pandang dan hasil wawancara musiknya terabadikan dengan baik di karya terakhir tersebut.