Fimela.com, Jakarta Setelah varian Delta, kini kembali ditemukan varian Covid-19 di Afrika Selatan, yaitu virus corona varian B.1.1.529. Banyak pakar yang menggambarkan bahwa varian ini sebagai varian terburuk yang pernah dilihat selama pandemi Covid-19.
Melansir dari The Guardian, corona varian B.1.1.529 memiliki 32 mutasi pada spike protein. Jumlah ini dua kali lipat lebih banyak dari varian Delta.
Diketahui mutasi yang terjadi pada spike protein dapat memengaruhi virus untuk menginfeksi sel dan penyebaran. Namun bisa mempersulit sel kekebalan menyerang patogen.
"Apa yang kami ketahui sekarang adalah ada jumlah mutasi secara signifikan (dari varian baru), mungkin dua kali lipat lebih banyak dibandingkan dari varian Delta," tutur Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid.
"Ini menunjukkan kemungkinan (varian baru) itu lebih menular dan vaksin yang ada saat ini dan telah kita terima mungkin akan kurang efektif," lanjut David.
What's On Fimela
powered by
Mengurangi Pengenalan Antibodi
Profesor mikrobiologi klinis di Universitas Cambridge, Ravi Gupta ikut mengonfirmasi hal ini. Ia menyebutkan dalam penelitiannya menemukan bahwa dua mutase pada B.1.1.529 meningkatkan infektivitas dan mengurangi pengenalan antibodi.
“Ini memang terlihat menjadi perhatian yang signifikan berdasarkan mutase yang ada,” katanya.
“Namun, properti utama dari virus yang tidak diketahui adalah daya menularnya, karena itulah yang mendorong (penyebaran) varian Delta. Pelarian kekebalan hanyalah bagian dari gambaran tentang apa yang mungkin terjadi.”
Meski demikian, Direktur Institut Genetika UCL Prof Francois Balloux, mengatakan masyarakat tak perlu khawatir. Pasalnya, belum dilaporkan ledakan kasus akibat varian ini.
"Untuk saat ini harus dipantau dan dianalisis secara ketat, tetapi tidak ada alasan untuk terlalu khawatir kecuali jika frekuensinya mulai meningkat dalam waktu dekat," ujarnya
Antisipasi Inggris Cegah Corona Varian B.1.1.529
Melihat potensi bahaya dari varian tersebut, Inggris memberlakukan pembatasan perjalanan dari dan ke Afrika Selatan mulai Jumat, 26 November 2021. Hal ini berimbas pada sekitar 500-700 orang dari Afrika Selatan yang setiap hari masuk Inggris lewat perjalanan menggunakan maskapai British Airways dan Virgin Airlines.
Inggris juga membatasi perjalanan dari Namibia, Lesotho, Botswana, Aswatini dan Zimbabwe. Selain itu, orang yang dari negara-negara tersebut harus menjalani isolasi dan tes PCR dua kali. Sementara itu, mereka yang datang sesudah pukul 4 pagi di hari Sabtu, 27 November 2021 harus menjalani karantina di hotel.
#Elevate Women