Hidup Berjauhan dari Ayah, Ada Keharmonisan yang Masih Bisa Dijaga

Endah Wijayanti diperbarui 26 Nov 2021, 07:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Membahas kisah dan cerita tentang ayah memang tak ada habisnya. Begitu banyak momen tak terlupakan yang kita miliki bersama ayah tercinta. Mulai dari momen paling bahagia hingga momen paling sedih. Setiap hal yang berkaitan dengan ayah selalu berkesan seperti tulisan kiriman Sahabat Fimela yang disertakan dalam Lomba Share Your Stories November 2021 Surat untuk Ayah berikut ini.

***

Oleh: CS

Selama bertahun-tahun, aku sudah hidup terpisah dari Bapak. Ini tentu bukan keinginan kami (aku, adikku, dan Mama) tetapi karena keadaan yang memaksa kami harus hidup berjauhan dari Bapak. Kami masih sama-sama tinggal di pulau yang sama, hanya berbeda provinsi. Namun tinggal di satu pulau bukan berarti membuat kami mudah untuk bertemu satu sama lain setiap waktu.

Bapakku bekerja sebagai petani di kampung, juga sebagai pengusaha kecil pembuat parang. Bapak bertahan di sana karena tuntutan pekerjaan. Sawah dan usahanya di sana tentu tidak bisa ditinggalkan, karena kebetulan Bapak mengelolanya sendiri.

Ada waktu-waktu tertentu Bapak pulang menemui kami. Misalnya seperti beberapa bulan sekali, hari raya besar, atau ketika memang sedang lengang. Namun terhitung dalam dua tahun terakhir ini, kami benar-benar tidak bertemu sama sekali karena pandemi. Kondisi seperti ini membuat kami merasa khawatir terhadap satu sama lain jika tetap memaksa berpergian ke luar kota.

Dulu mungkin aku sering berpikir kenapa kami harus hidup berjauhan dan tidak dapat berkumpul dalam waktu yang lama seperti kebanyakan keluarga pada umumnya. Lambat laun akhirnya aku memahami bahwa ini adalah bagian dari konsekuensi pekerjaan Bapak.

Sejak kecil aku telah dilahirkan dan tumbuh besar di kota ini, aku merasa terikat di sini. Rasanya enggan untuk pindah ke kampung halaman, karena kota ini sudah seperti menjadi bagian dari perjalanan hidupku.

Selain itu, pindah ke kota tempat Bapak bekerja juga bukan solusi. Segala aktivitasku, adikku, serta Mama berlangsung di kota ini. Kami sudah hidup berpuluh tahun di sini dan tentu saja sangat berat meninggalkan segalanya. Mengingat hal itu, aku mengerti dengan tidak akan memprotes tentang hidup berjauhan dengan Bapak. Sebab Bapak pun juga tidak mungkin meninggalkan kota tempatnya dibesarkan sekaligus tempat usahanya berada, karena dari sanalah sumber rezeki keluarga kami.

 

2 dari 2 halaman

Terima Kasih Tak Terhingga untuk Bapak

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/takajapanese

Banyaknya keabsenan Bapak dalam hidupku membuat hubungan kami tidak terlalu dekat. Harus kuakui, terkadang aku pun merasa canggung di dekat Bapak. Bapak selayaknya seorang orang tua, tetap mengajakku berbicara dari hati ke hati, kadang juga berdiskusi tentang hal-hal serius atau masa depan.

Wejangan-wejangan Bapak tetap kudengarkan dan kusimak dengan baik, karena bagaimanapun Bapak lebih tahu tentang banyak hal daripada aku. Kami memang tidak terlalu dekat, tetapi aku tetap merasa bersyukur.

Walau kami hidup terpisah dan berjauhan, keluargaku hidup dengan harmonis. Kami tetap menjalin hubungan dengan Bapak melalui sambungan telepon atau terkadang lewat video call. Kami juga sering bertukar kabar dan menanyakan keadaan masing-masing.

Bapakku adalah sosok yang kuat, rajin, pekerja keras, dan tangguh. Aku selalu bersyukur memiliki Bapak di dalam hidupku. Bapak adalah laki-laki pertama yang menunjukkan kepadaku rasa cinta yang tulus. Jika diingat pun, aku tahu Bapakku memiliki banyak hal yang telah beliau korbankan untukku dan keluarga kami. Rasanya tidak pantas untuk mengeluh ketika segala perjuangannya untukku lebih besar daripada apa yang telah aku lakukan. Aku merasa malu jika mengeluh.

Aku sering mendengar bagaimana Bapak bekerja keras dari Mama. Bapak selalu mengusahakan segalanya untuk anak-anaknya. Bapakku adalah orang yang sangat tulus dan tidak pernah mengeluh. Beliau adalah sosok inspiratif yang mengajariku tentang banyak hal dalam hidup.

Aku mungkin belum menjadi putri yang membanggakan. Bisa jadi aku malah menjadi kesulitan untuk Bapak. Tetapi satu hal yang Bapak harus tahu, bahwa aku selalu bangga kepadanya dan menjadikannya sebagai panutanku yang nyata. Sumber inspirasi dan motivasi yang membuatku terus berlari menghadapi dunia.

Terima kasih banyak, Pa. Semoga Tuhan selalu melindungi dan menjaga Bapak di sana. Semoga keadaan bisa segera membaik dan kita bisa segera berkumpul lagi.

#ElevateWomen