Fimela.com, Jakarta Semua orang pasti pernah menjatuhkan makanan, lalu masih memakannya sambil menerapkan aturan 5 detik. Pertanyaannya, apakah boleh makan makanan yang sudah jatuh?
Aturan 5 detik ini benar-benar kompleks. Menurut Don Schaffner, spesialis penyuluhan dan profesor terkemuka di departemen ilmu pangan di Universitas Rutgers, memakan makanan yang sudah jatuh tergantung pada beberapa variabel, termasuk jenis makanan, jenis lantai, dan permukaan apa yang berpotensi terkontaminasi, seperti dilansir dari huffpost.com.
Tidak ada yang yakin darimana ide aturan 5 detik ini berasal, tapi sering dikaitkan dengan penguasa Mongolia abad ke 13, Jenghis Khan. Ada beberapa kutipan sejarah dari Jenghis Khan tentang makan makanan di lantai yang mengacu pada "jika itu cukup baik untuknya, maka itu aman untuk semua orang."
Namun, orang-orang pada zaman itu tidak memiliki pengetahuan tentang mikroorganisme dan bagaimana mereka bisa menyebabkan penyakit, jadi memakan makanan yang sudah jatuh mungkin bukan masalah besar. Dalam sebuah studi tahun 2006 yang diterbitkan dalam Journal of Applied Microbiology, para peneliti memeriksa apakah lama waktu makanan bersentuhan dengan permukaan yang terkontaminasi memengaruhi perpindahan bakteri ke makanan.
Apakah aturan 5 detik benar-benar berlaku untuk makanan yang sudah jatuh?
Mereka menguji 3 jenis lantai, yaitu ubin, kayu, dan karpet yang terkontaminasi salmonella dan 2 jenis makanan, yaitu bologna dan roti. Penelitian ini menemukan tingkat kontaminasi lantai dan jenis permukaanlah yang paling penting.
Karpet menyimpan lebih banyak bakteri lebih lama tapi tidak mentransfer sebanyak mungkin ke makanan. Bakteri bisa hidup di permukaan yang kering hingga beberapa minggu, sehingga potensi kontaminasinya luas.
Di tahun 2016, ada penelitian lain yang menguji semangka, roti, roti dengan mentega, dan permen bergetah yang dijatuhkan pada permukaan baja tahan karat, ubin, kayu, dan karpet yang terkontaminasi selama kurang dari 1 detik, 5 detik, 30 detik, dan 300 detik.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa bakteri paling banyak berpindah ke semangka dan paling sedikit ke permen bergetah. Paparan yang lebih lama adalah faktor utama, tapi kontaminasi terjadi bahkan dalam sepersekian detik.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa dalam setiap kondisi, tidak peduli apa permukaannya, makanan apa atau jam berapa, selalu ada beberapa percobaan eksperimental di mana para peneliti melihat beberapa transfer bakteri. Tidak ada waktu yang aman di mana para peneliti tidak pernah melihat transfer bakteri.
Apakah aturan 5 detik benar-benar berlaku untuk makanan yang sudah jatuh?
Sementara berapa lama makanan itu jatuh, penting, jenis makanan, dan apa yang sebenarnya ada di lantai itu sama pentingnya. Tingkat kelembapan makanan adalah faktor penting.
Kelembapan memudahkan pergerakan bakteri dari permukaan ke makanan. Bakteri tidak memiliki kaki, jadi mereka benar-benar membutuhkan sesuatu seperti kelembapan untuk memungkinan mereka bergerak.
Makanan yang lebih kering seperti roti dan permen bergetah menghasilkan lebih sedikit bakteri yang berpindah, tapi makanan ini masih bisa mengambil cukup banyak bakteri untuk membuatmu sakit. Yang menjadi masalah adalah apakah permukaannya benar-benar terkontaminasi dan bakteri bisa bertahan hidup di permukaan selama berminggu-minggu.
Penyakit bawaan makanan, dari salmonella dan bakteri lainnya, bisa menyebabkan mual, muntah, diare, bahkan bisa mematikan. Jadi, tidak ada jumlah waktu yang aman saat makanan sudah jatuh.
#Elevate Women