Fimela.com, Jakarta Di antara kita mungkin ada yang masih kesulitan untuk membangun kebiasaan bangun pagi. Apalagi kalau dalam keseharian kita sering bekerja lembur atau sulit mengatur waktu untuk tidur lebih awal pada malam hari, maka bangun pagi menjadi hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Membangun sebuah kebiasaan baik atau meninggalkan kebiasaan buruk pun bisa menjadi tantangan berat kita setiap hari.
Soal membangun kebiasaan pagi, seperti yang dipaparkan di buku Hello, Habits ini kita bisa menggunakan cara yang disebut chunking down. "Melakukan chunk down adalah membagi-bagi chunk berukuran besar menjadi beberapa chunk ukuran kecil," terang Fumio Sasaki. Dalam praktiknya dalam membangun kebiasaan bangun pagi misalnya, kita bisa membuat semacam ritual tahapan-tahapan yang perlu dilakukan untuk segera bangun, antara lain mula-mula membuka mata, buka sebagian selimut, duduk tegak di tempat tidur, turun dari tempat tidur, dan berjalan menjauhi tempat tidur. Jadi, ketika kita akan bangun pagi, kita tidak langsung membayangkan betapa beratnya mengangkat tubuh dari tempat tidur, tapi mengikuti langkah-langkah awal dari membuka mata hingga berjalan menjauhi tempat tidur.
What's On Fimela
powered by
Hello, Habits
Judul: Hello, Habits: Panduan Sosok Minimalis untuk Kehidupan yang Lebih Baik
Penulis: Fumio Sasaki
Penerjemah: Sofia Mansoor
Desain sampul: Suprianto
Setting: Farianto
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Penulis buku Goodbye, Things, buku laris tingkat internasional, berbagi wawasan dan praktik untuk membantu kita bersahabat dengan kebiasaan dan menjadi sosok diri kita yang terbaik.
Fumio Sasaki berubah hidupnya setelah menganut gaya hidup minimalis. Namun, sebelum gaya hidup ini dapat benar-benar melekat, dia harus membuatnya menjadi kebiasaan. Kita semua menjalani kehidupan berdasarkan kebiasaan yang kita bentuk, mulai dari bangun pagi, apa yang kita makan dan minum, hingga upaya untuk berolahraga di gym. Dalam buku Hello, Habits, Sasaki menjelaskan cara membentuk kebiasaan baru yang kita inginkan—dan menyingkirkan berbagai kebiasaan yang tidak bermanfaat.
Berdasarkan teori dan kiat terkenal tentang ilmu pembentukan kebiasaan yang dikajinya dari psikologi kognitif, neurosains, dan sosiologi, serta berbagai contoh dari budaya populer dan berbagai cara yang telah dicoba dan diuji dari kehidupannya sendiri, dia mengungkap kesalahpahaman umum tentang “keteguhan hati” dan “ bakat”. Selanjutnya, dia menawarkan panduan bertahap menuju sukses. Akhirnya, Sasaki menunjukkan bagaimana orang awam seperti dirinya dapat menggunakan prinsip pembentuk-kebiasaan yang baik untuk meningkatkan diri dan mengubah hidup.
***
"Alasan mengapa kita tidak berhasil membentuk kebiasaan adalah karena kita sering menyerah akibat tergiur oleh imbalan yang ada di depan mata. Orang yang dapat menepiskan imbalan yang mengiming-imingnya di depan mata untuk meraih imbalan di waktu mendatang atau menghindari hukuman sering disebut 'orang yang memiliki keteguhan hati'." (hlm. 11)
Buku Hello, Habits ini terdiri dari empat bab, yaitu Keteguhan Hati; Apakah yang Dimaksud dengan Kebiasaan?; 50 Langkah untuk Membangun Kebiasaan; dan Kita Dibentuk oleh Kebiasaan. Di dua bab awal pertama kita akan diberi penjelasan tentang hal-hal yang memengaruhi terbentuknya kebiasaan. Mungkin selama ini kita sering bingung kenapa sering gagal mewujudkan target atau kebiasaan-kebiasaan baru untuk dibentuk, dan hal ini ternyata dipengaruhi juga oleh keteguhan hati, emosi, hingga situasi yang ada di sekitar kita.
Dalam hal membangun kebiasaan berolahraga, misalnya, ada yang merasa berolahraga itu berat dan melelahkan, tapi ada yang justru selalu bersemangat untuk berolahraga. Bagi yang merasa olahraga itu berat mungkin belum pernah mengalami langsung imbalan atau sensasi yang bisa didapatkan setelah olahraga. Sementara bagi yang terbiasa berolahraga, ada kepuasaan dan kebahagiaan sendiri yang bisa didapatkan tiap kali selesai berolahraga.
"Membuat sesuatu menjadi kebiasaan sungguh berbeda dengan mempelajari sesuatu dengan menggunakan kesadaran, seperti ketika kita mendengarkan ceramah atau mengikuti seminar. Artinya mempraktikkan sesuatu berulang-ulang untuk benar-benar menulis ulang sel-sel saraf di dalam otak." (hlm. 67)
Penulis buku ini pun punya kebiasaan selalu menyiapkan tikar yoga di dekat tempat tidur. Sehingga setiap kali bangun pagi, tikar yoga menjadi benda pertama yang ia lihat. Dari sini ia pun tergerak untuk melakukan yoga pagi dan mulai mengawali hari dengan kebiasaan baik. Melakukan yoga rutin dan menjadikannya sebuah kebiasaan harian mungkin tidak mudah bagi orang lain, tapi siapa saja sebenarnya bisa memiliki kebiasaan ini asal punya keteguhan hati dan bisa menciptakan situasi yang dapat mendorongnya menjaga kebiasaan sehat ini dengan kedisiplinan tinggi.
Buku ini memuat banyak kiat yang bisa kita coba untuk membangun kebiasaan baik atau meninggalkan kebiasaan buruk. Disertai dengan cerita dan pengalaman penulis sendiri dalam mengatur kebiasaan hariannya, kita bisa dengan mudah mendapat gambaran jelas soal langkah demi langkah yang perlu diambil untuk menciptakan kebiasaan yang lebih baik.
Hello, Habits sangat cocok dibaca oleh siapa saja yang ingin meningkatkan kualitas hidup dengan menciptakan kebiasaan-kebiasaan yang lebih baik. Selalu ada kesempatan untuk mencoba hal baru. Serta, tidak pernah ada kata terlambat untuk meninggalkan kebiasaan buruk dan membangun kebiasaan baru dalam keseharian kita.
#ElevateWomen