Mengajak Siswa Sekolah Dasar Mengelola Sampah Plastik dengan #BijakPlastikSejakDini

Fimela Reporter diperbarui 22 Nov 2021, 18:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Menumbuhkan kesadaran akan pengendalian sampah plastik sejak dini merupakan hal yang penting untuk dilakukan, karena kesadaran bukanlah sesuatu yang tumbuh dengan sendirinya melainkan dibutuhkan pengenalan dan pembiasaan. Menyadari hal tersebut, Mondelez Indonesia menghadirkan inisiatif #BijakPlastikSejakDini guna menumbuhkan kesadaran lingkungan dan menginspirasi anak untuk bijak mengelola sampah plastik sejak dini, seperti kebiasaan untuk mengurangi, menggunakan kembali, serta mendaur ulang sampah plastik. Terlebih, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam indeks ketidakpedulian lingkungan hidup 2018 menyatakan, masih ada 72 persen masyarakat yang tidak peduli dengan  sampah.

Dalam pertemuan virtual pada Jumat (19/11/2021), Novrizal Tahar selaku Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan dukungan dan apresiasi, “Kami turut menyambut baik hadirnya inisiatif #BijakPlastikSejakDini ini. Semoga inisiatif ini bisa menjadi inspirasi, sekaligus motivasi bagi seluruh lapisan masyarakat dan juga sektor swasta untuk mendukung target pemerintah dalam mengurangi sampah plastik, sekaligus menghidupkan ekonomi sirkular di masyarakat,” ujar Novrizal.

2 dari 2 halaman

Inisiatif #BijakPlastikSejakDini

Inisiatif #BijakPlastikSejakDini / copyright fimela

hadirnya inisiatif #BijakPlastikSejakDini ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan terhadap pengendalian sampah plastik, sekaligus wujud nyata kontribusi #MondelezUntukIndonesia. Sebagai tahap awal, kegiatan ini dilakukan dengan menghadirkan Bank Sampah di dua sekolah dasar, yaitu SDN Duren Tiga 13 dan 14 di Jakarta Selatan dengan melibatkan partisipasi seluruh komponen sekolah, mulai dari peserta didik, guru, orang tua hingga partisipasi karyawan Mondelez Indonesia. Sejak dimulai di bulan Februari 2021, bank sampah telah mengumpulkan lebih dari 2 ton sampah plastik, yang kemudian didaur ulang menjadi berbagai furniture untuk sekolah.

Mondelez Indonesia menggandeng Kertabumi Recycling Center sebagai partner dalam pelaksanaan kegiatan ini, mulai dari tahap perencanaan, pengumpulan, hingga pengolahan sampah menjadi produk bermanfaat bagi sekolah. Ikbal Alexander selaku Founder dari Kertabumi Recycling Center menjelaskan, sistem pengendalian sampah plastik dengan pendekatan Bank Sampah merupakan salah satu cara yang paling mudah diterima oleh masyarakat, apalagi untuk meningkatkan partisipasi usia dini.

 

Khrisma Fitriasari, Head of Corporate & Government Affairs Mondelēz Indonesia; Saskhya Aulia Prima M.Psi, Psikolog & Co-founder Rumah Psikologi TigaGenerasi; Ikbal Alexander, Founder Kertabumi Recycling Center / copyright fimela

Rangkaian kegiatan dari inisiatif #BijakPlastikSejakDini ini terbagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu membangun pemahaman, konsisten memberi dukungan, dan apresiasi atas pencapaian. Proses membangun pemahaman dilakukan melalui berbagai workshop yang diikuti oleh seluruh komponen sekolah. Terkait dengan pentingnya membangun kesadaran akan memilah sampah sejak dini, Psikolog & Co-founder Rumah Psikologi TigaGenerasi Saskhya Aulia Prima M.Psi menjelaskan, mengajarkan kebiasaan baik kepada anak-anak memang cenderung lebih mudah daripada orang dewasa, karena masa tumbuh kembang adalah waktu terbaik untuk menstimulasi anak akan berbagai ilmu. “Dengan menumbuhkan kepedulian lingkungan sejak dini, tentunya akan memperbesar peluang untuk menciptakan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan ketika beranjak dewasa,” jelas Saskhya.

Khrisma Fitriasari, Head of Corporate & Government Affairs Mondelēz Indonesia mengungkapkan, “Secara global, Mondelez International berkomitmen 100% menggunakan kemasan ramah lingkungan yang dapat didaur ulang untuk produk-produknya seperti kemasan Oreo, coklat Cadbury dan sebagainya pada tahun 2025. Saat ini, sebanyak 94% kemasan produk-produk Mondelēz  International telah menggunakan kemasan yang dapat didaur ulang,” tutup Khrisma.

Ditulis: Adjeng Dwi Fitriani