Diary Fimela: Sciesa, Brand Home Fragrance Lokal Suguhkan Aroma Penuh Cerita

Hilda Irach diperbarui 01 Des 2021, 12:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Tahukah kamu aroma sangat bisa memercik nostalgia. Saat mencium kembali aroma yang pernah digunakan, cerita manis di masa lalu pasti langsung terlintas di kepala.

Hal inilah yang disuguhkan oleh SCIESA, brand home fragrance lokal yang memproduksi candle dan diffuser dengan bahan-bahan berkualitas tinggi untuk menghadirkan kesenangan bagi indra kita.  Melalui candle dan diffuser yang disuguhkan, SCIESA mengajak penggunanya untuk menjelajahi dunia wewangian SCIESA melalui setiap cerita.

Didirikan di Jakarta pada tahun 2016 oleh Jennifer dan Felicia Pardede. Berdirinya SCIESA diawali dari perjalan kedua sahabat ini di Milan.

“Kami berdua kuliah di Milan. Kala itu belum banyak merek home fragrance lokal. Sedangkan di Milan sudah banyak. Kebetulan keluarga aku punya background di bidang pewangi ruangan, dari situlah kepikiran mendirikan brand home fragrance di Indonesia,” ujar Jennifer Co-Founder SCIESA, kepada FIMELA.

Nama SCIESA sendiri berasal Via Amatore Sciesa di Milan. Tempat para pendiri ini memulai persahabatan dan penemuan wewangian mereka. Industrialisme Milan dikombinasikan dengan eklektisisme Indonesia menghasilkan keseimbangan penciuman antara kelas dan kenyamanan.

2 dari 4 halaman

Hadirkan Aroma yang Kompleks

Lewat Home Fragrance, Sciesa suguhkan aroma wewangian yang dapat meningatkan cerita di masa lalu. (Instagram/Sciesa).

Seluruh produk SCIESA dibuat dengan tangan di Indonesia, dengan perhatian yang tinggi terhadap detail. Bersumber hanya dari pemasok terbaik bahan alami yang indah, seperti lilin yang terbuat dari kedelai organik dengan sumbu bebas timah.

SCIESA menghadirkan aroma kompleks yang dapat membangkitkan kenangan masa lalu. Untuk saat ini, terdapat  8 varian aroma yang dihadirkan SCIESA. Mulai dari yang feminin hingga maskulin.

“Jika di Indonesia terkenal akan wanginya yang cenderung lemongrass hingga lavender. Di SCIESA kami ingin menghadirkan aroma yang kompleks. Yang bisa mengingatkan kembali akan kenangan masa lalu, jadi ada ceritanya,” tutur Jennifer.

“Aroma yang maskulin seperti sandalwood menjadi produk best seller kita. Namun aromanya tetap kompleks, jadi begitu dicium, akan terasa sentuhan aroma masculine, feminine, dan juga fresh,” lanjut perempuan 30 tahun itu.

Selain mengharumkan ruangan, seluruh produk SCIESA memiliki desain yang minimalis dan elegan. Terlihat pada warna monokrom yang digunakan, sesuai identitas masyarakat Milan pada umumnya. Dengan desain ini, produk SCIESA cocok untuk dijadikan sebagai elemen dekoratif ruangan.

3 dari 4 halaman

Tantangan Awal Penjualan

Lewat Home Fragrance, Sciesa suguhkan aroma wewangian yang dapat meningatkan cerita di masa lalu. (Instagram/Sciesa).

Tak dapat dipungkiri, memulai suatu bisnis yang benar-benar baru di pasaran tidaklah mudah. Keduanya bercerita, kala itu bahan baku produksi masih sulit ditemukan di pasaran.

“Vendor-vendor dan supplier kita masih lumayan susah nyarinya. Apalagi untuk fragrancenya. Untuk awal-awal cari wangi yang kita mau itu agak susah karena supplier tidak menyediakan aroma spesifik yg kita mau,” kata Felicia Co-Founder SCIESA.

Namun setelah dikembangkan, untuk mencari wangi yang mereka mau. Keduanya akhirnya menemukan aroma yang cocok dan hingga kini menjadi ciri khas dari SCIESA yang tidak dimiliki oleh brand home fragrance sejenis. “Bahkan loyal customer kita yang ingat kita terus dengan wangi yang spesifik itu. karena di brand lain tidak ada yang seperti itu,” terang perempuan 33 tahun itu.

Usaha keras mereka pun membuahkan hasil. Produk Sciesa mendapat sambutan baik dari masyarakat. Bahkan, Brand home fragrance lokal yang memulai memasarkan produknya lewat bazaar “Market & Museum” itu berkesempatan memamerkan produknya di Galeries Lafayette.

“Jadi baru launching 1 bulan, pihak Galeries Lafayette langsung notice kita. Kita langsung ditawari untuk bikin pop-up disana. Aku senang banget, karena aku gak pernah menyangka punya brand bisa ditaruh di sana,” ujar Jennifer.

4 dari 4 halaman

Berinovasi selama Pandemi Covid-19

Lewat Home Fragrance, Sciesa suguhkan aroma wewangian yang dapat meningatkan cerita di masa lalu. (Instagram/Sciesa).

Sebagai brand home fragrance yang memiliki kekuatan di sektor offline, kondisi pandemi covid-19 memaksa sciesa untuk bertransformasi. Dengan memanfaatkan teknologi digital, SCIESA pun mulai gencar memasarkan produknya di sektor online.

Beruntungnya di masa pandemi ini banyak marketplace menawarkan promo yang tidak hanya menguntungkan bagi konsumen, tetapi juga produsen. Selain itu, SCIESA juga melakukan serangkaian inovasi. Salah satunya membuat kuis untuk membantu customer menentukan aroma sesuai karakter dan kepribadian mereka.

“Jadi kami semakin gencar promosi online., lebih banyak event ke marketplace. Selain itu, kami juga berinovasi membuat kuis untuk membantu cust pilih wanginya tanpa harus mencium secara langsung,” terang Felicia.

“Ini cukup membantu customer untuk menentukan wangi yang cocok sesuai personality mereka. Ketika mereka order dan cium aromanya ternyata mereka suka dan sesuai,” sambungnya.

Untuk kedepannya, keduanya mengaku tak ingin membatasi diri hanya memproduksi home fragrance saja. Mereka tetap akan mengeksplorasi berbagai produk lainnya namun dengan tetap tidak meninggalkan identitas SCIESA.

 

 

#Elevate Women