4 Dampak Kesehatan Mental dan Diri Selama Pandemi di Hari Kesehatan Nasional

Vinsensia Dianawanti diperbarui 22 Nov 2021, 07:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Di masa pandemi tidak hanya penting menjaga kesehatan diri, melainkan juga kesehatan mental. Di Hari Kesehatan Nasional, kita kembali diajak dan diingatkan betapa pentingnya kesehatan jiwa dan raga secara menyeluruh, terutama di masa pandemi.

Mengawali Hari Kesehatan Nasional, Meta dalam Halaman Facebook Meta Indonesia menampilkan Sepri Andi yang merupakan pendiri dan inisiator dari komunitas Social Connect. Komunitas ini ia bangun berawal dari pengalaman bullying yang ia rasakan.

Tidak hanya itu, komunitas Sahabat Kanker Anak dan Wellbeing Shelter juga akan menceritakan kisah perjuangan mereka dalam memberikan konseling dan pendampingan bagi anak-anak penderita kanker.

Dari masing-masing konten yang dihadirkan, Meta mengidentifikasi dampak yang signifikan dari adanya pandemi terhadap kesehatan mental dan interaksi sosial. Apa saja?

 

2 dari 4 halaman

1. Perasaan negatif akibat kebijakan pemerintah

ilustrasi kesehatan mental

Menjaga jarak, melakukan karantina, dan menghindari kerumunan jadi salah satu faktor utama yang menimbulkan perasaan sedih, takut, frustasi, dan kesepian. Sebagai makhluk sosial, kita membutuhkan interaksi dengan orang lain untuk bisa terus bertahan dan berkembang. Meski dalam pembatasan seperti ini, penting untuk tidak abai menyapa dan menanyakan kabar orang-orang terdekat kita dengan memanfaatkan teknologi, seperti telepon, video call, atau sekadar bertukar pesan melalui aplikasi perpesanan.

2. Kebutuhan interaksi sosial yang tidak terpenuhi

Pembatasan jarak membuat kebutuhan manusia untuk saling terhubung menjadi tidak terpenuhi. Tetapi di tengah situasi seperti ini, kami telah melihat banyak orang memanfaatkan platform kami lebih dari sekadar untuk saling terhubung atau berkumpul secara virtual, mereka juga memberikan dukungan bagi anggota di komunitas mereka yang rentan dan terabaikan.

 

3 dari 4 halaman

3. Terbukanya percakapan kesehatan mental di seluruh dunia

Situasi pandemi membuka percakapan tentang kesehatan mental di seluruh dunia. Hal ini menjadi awalan yang baik untuk meredam stigma negatif yang melekat pada topik seputar kesehatan mental, serta memberikan kesempatan bagi komunitas yang rentan dan terabaikan untuk mendapatkan dukungan yang dibutuhkan.

4. Akses informasi dan edukasi yang meluas

Memperluas akses informasi dan edukasi dasar seputar kesehatan mental kepada semua kalangan, terutama bagi komunitas yang sulit mendapatkan informasi seputar masalah kesehatan mental, menjadi salah satu kunci penting untuk meningkatkan ketahanan emosional komunitas. Meta terus berupaya memberikan orang-orang sumber daya tersebut. Berkolaborasi dengan mitra global untuk kesehatan mental seperti WHO dan UNICEF.

4 dari 4 halaman