Rayakan Hari Ayah Nasional, IBCWE Hadirkan Webinar Menarik Seputar Kiat Menjadikan Anak Perempuan Pemimpin di Masa Depan

Iwan Tantomi pada 16 Nov 2021, 11:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Di masa sekarang, peran ekonomi dalam keluarga tidak hanya didominasi oleh kaum laki-laki. Banyak pula perempuan yang mengemban peran ekonomi keluarga, bahkan merangkap peran ibu rumah tangga. Perubahan peran ekonomi perempuan ini ternyata sangat dipengaruhi oleh       peran ayah dalam kehidupan anak-anak mereka.

Dari sini penting untuk mendorong para ayah agar masuk ke dalam ruang pengasuhan, sehingga bisa memberikan inspirasi dan dukungan di jalur karier anak perempuan. Nah, dalam memperingati Hari Ayah Nasional 2021 yang jatuh pada 12 November 2021, Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) menyelenggarakan webinar dengan tema Daddy's Wishes: My Daughter to Become a Future Leader.

What's On Fimela
Credit: Youtube/IBCWE

Acara yang disponsori oleh Danone Indonesia, didukung oleh L'Oréal Indonesia, bekerja sama dengan Fimela.com, ini disambut antusias oleh beberapa pihak. Steve Scott, Deputy Head of Mission, Australian Embassy Jakarta mengungkapkan jika peringatan Hari Ayah Nasional menjadi hari untuk mengakui peran penting seorang ayah yang kerap diabaikan. "Padahal ayah dapat mencegah pelanggaran norma sosial dan ketidakadilan gender dengan menciptakan hubungan yang sehat dan saling menghormati, serta membangun keluarga yang adil," ungkap Steve.

Hal senada juga disampaikan Nia Sarinastiti selaku Anggota Dewan Pengurus IBCWE yang mengungkapkan jika peringatan Hari Ayah Nasional dapat dijadikan refleksi terhadap peran ayah dalam menumbuhkan rasa percaya diri, khususnya bagi anak perempuan agar berani menjadi pemimpin bagi dirinya di masa depan.

Sambutan juga disampaikan oleh Rohika Kurniadi Sari, selaku Asdep Pemenuhan Hak Anak dalam Pengasuhan dan Lingkungan KemenPPPA. "Seorang ayah bukan hanya berperan sebagai kepala keluarga, tetapi juga bisa menjadi pelindung bagi anak perempuan, secara fisik, mental, dan moral. Jadikan momentum Hari Ayah Nasional ini untuk membantu anak perempuan mewujudkan mimpinya dengan pola asuh yang terampil. Sebab, keberhasilan pengasuhan dari ayah, juga menentukan kualitas keluarga," ungkap Rohika.

Lantas, kiat seperti apa yang dibagikan dalam webinar IBCWE kali ini, agar anak perempuan berani menjadi pemimpin di masa depan? Berikut rangkumannya.

2 dari 4 halaman

Norma-Norma yang Dapat Menghambat Para Perempuan Muda untuk Menjadi Pemimpin

Credit: Youtube/IBCWE

Meski zaman semakin modern, tetapi bukan artinya tak ada hambatan bagi perempuan untuk berani menjadi pemimpin. Dini Widiastuti selaku Direktur Eksekutif Plan Indonesia yang menjadi panelis, mengungkapkan jika minimnya rasa percaya diri menghambat perempuan muda kurang berani menjadi pemimpin, paling tidak buat dirinya sendiri.

"Jika anak perempuan di kota saja masih banyak yang kurang percaya diri untuk berani menjadi pemimpin, di daerah semakin banyak lagi. Faktor penghambat lainnya, tingkat pendidikan di daerah yang masih rendah. Katakanlah di Flores, masih banyak anak perempuan mengenyam pendidikan 8 tahun saja. Sekarang bagaimana mau membahas kepemimpinan jika mereka hanya lulusan SMP," ungkap Dini.

Hal ini belum ditambah dengan budaya konservatif macam perempuan yang masih harus bertugas mengambil air berkilo-kilo jauhnya. "Kapan mereka mau belajar parenting atau leadership, jika waktunya habis digunakan untuk memenuhi kegiatan sehari-hari. Selain itu, di daerah juga kurang role model perempuan. Kepala desa dan pemimpin desa lainnya, masih didominasi laki-laki, jadi sulit buat perempuan muda lainnya untuk berani menjadi pemimpin di masa depan," imbuh Dini.

Bicara norma-norma yang menghambat perempuan jadi pemimpin, juga diungkapkan panelis lainnya, yaitu Ayu Utami. Penulis novel kenamaan ini mengungkapkan jika ia dibesarkan oleh ayah yang otoriter, feodal, dan konservatif.

"Saya tumbuh di masa orde baru, di mana kebanyakan ayah berperan seperti presiden, apalagi ayah saya seorang jaksa. Tindakan-tindakan semacam ini memang bisa menghambat perempuan muda sulit menjadi pemimpin, jika masih dipraktikkan di masa sekarang. Namun, terlepas dari sifatnya yang disiplin seperti militer, ayah saya memberikan kebebasan bagi anak perempuannya berani meraih mimpi dan menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri," ungkap Ayu.

3 dari 4 halaman

Cara yang Dapat Diadopsi Orang Tua untuk Menumbuhkan Keterampilan Kepemimpinan Anak Perempuan

Credit: Youtube/IBCWE

Sementara Pskilog Klinis Anak, Edward Andriyanto yang turut menjadi panelis, mengungkapkan jika konteks kepemimpinan ini bukan pemimpin perusahaan di masa depan, tetapi yang terpenting bagaimana anak perempuan bisa memimpin dirinya untuk menginspirasi orang banyak.

Menurut Edward hanya 24 persen kepemimpinan seorang anak yang berasal dari lahir, yaitu berkat intelegensi dan kepribadian. Sementara 76 persen kepemimpinan seorang anak terbentuk lewat keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman yang diterima anak-anak dari orang tua, keluarga, dan lingkungannya.

Nah, untuk menumbuhkan keterampilan kepemimpinan anak perempuan ini, ayah bisa melakukan beberapa cara seperti yang disarankan Edward. Mulai membiasakan diri untuk bicara secara langsung kepada anak perempuan, hingga mendiskusikan diskusikan tokoh-tokoh perempuan di media sebagai inspirasi untuk menjadi pemimpin di masa depan.

Selain itu, ajak anak bicara sesuai eye level, dalam artian siapapun setara di mata manusia. Normalisasi kesalahan yang dilakukan anak. Sebab, salah bukan akhir segalanya. Sebaliknya, kalau sudah selesai salahnya, mari dievaluasi, cari jalan keluarnya. Tak kalah penting, ajari anak perempuan untuk mengajukan diri, misalnya berani menjawab soal dari guru saat di kelas. Beberapa cara tersebut bisa diadopsi orang tua, untuk menumbuhkan keterampilan kepemimpinan anak perempuan sedari dini.

4 dari 4 halaman

Inspirasi Orang Tua untuk Mengambil Peran Aktif dalam Mempersiapkan Pemimpin Generasi Berikutnya

Credit: Youtube/IBCWE

Dalam kesempatan ini juga turut hadir, Snowerdi Sumardi selaku VP Quality & Food Safety Danone Aqua. Panelis satu ini juga punya tiga orang anak, di mana anak perempuannya berkebutuhan khusus. Ia pun membagikan inspirasinya dalam berbagi peran pengasuhan bersama sang istri di rumah.

"Baik saya dan istri, memberikan pengasuhan yang sama, terutama kepada putri kami yang spesial. Demi menggali potensi anak berkebutuhan khusus ini, saya melibatkan keluarga, terapis dan juga guru-gurunya. Kami melihat bersama apa yang dia senangi. Ternyata ia dia suka corat-coret, akhirnya ketemu potensi anak tersebut. Yang pasti kuncinya sabar dan jangan cepat menyerah, karena tak tahu kapan momen mendapatkan hasil atas usaha yang kita lakukan saat mengasuh anak berkebutuhan khusus ini. Saya juga bersyukur bahwa dengan menjadi Danoners, Danone Indonesia juga menjunjung akan prinsip perusahaan yang ramah untuk keluarga, sehingga saya memiliki waktu lebih banyak dengan mereka.” ungkap Snowerdi.

Sebagai perusahaan yang ramah keluarga atau family friendly company, Danone Indonesia ingin menarik talenta terbaik yang mencerminkan keragaman bisnis dan komunitasnya, perusahaan juga juga ingin membuat karyawannya bahagia karena kesejahteraan mereka penting bagi perusahaan. Beragam inisiatif dan komitmennya seperti dengan meluncurkan parental policy berisi kebijakan cuti melahirkan untuk karyawan wanita selama 6 bulan, dan karyawan laki-laki hingga 10 hari, serta beragam kebijakan dan dukungan fasilitas bagi karyawan yang memiliki peran sebagai orang tua.

Itulah beberapa rangkuman singkat webinar IBCWE dalam rangka memperingati Hari Ayah Nasional ini. Intinya peran ayah dalam pengasuhan anak ini sama pentingnya dengan ibu, jadi selagi ada waktu curahkan perhatian dan kasih sayang kepada buah hati secara optimal ya. Sekali lagi, selamat Hari Ayah Nasional buat para ayah di seluruh Indonesia.

Tag Terkait