Fimela.com, Jakarta Menjadi ibu rumah tangga, tak membuat perempuan bernama Defi Variasari berpangku tangan begitu saja. Kondisi perekonomian yang cukup sulit selama masa pandemi membuat wanita 45 tahun ini akhirnya mencoba berbagai usaha agar mendapatkan penghasilan tambahan untuk keluarganya. Apalagi ketika sang suami terkena PHK.
Sebelum sang suami di PHK Defi sudah bekerja menjadi sales. Namun, jadi ibu rumah tangga sekaligus sales, membuat waktu banyak tersita dan penghasilan tak menentu. Ia harus membagi waktu untuk mengurus suami dan kedua anaknya.
Setiap hari ia memastikan kebutuhan suami dan anak-anaknya sudah terpenuhi. Ia selalu bangun paling awal untuk menyiapkan sarapan. Lalu lanjut membersihkan rumah saat suami berangkat kerja dan kedua anaknya berangkat ke sekolah.
Namun menjalani hari-hari sebagai ibu rumah tangga, tak membuat Defi berpangku tangan begitu saja. Ia tetap mengupayakan berbagai cara menambah pemasukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Selain berperan sebagai ibu rumah tangga, Defi juga bekerja sebagai seorang sales. Ia pernah menjadi sales kosmetik, air mineral, dan susu. Demi menjual barang dagangannya, Defi rela keliling ke beberapa supermarket di Surabaya.
"Saya sering standby dari pagi sampai sore di beberapa supermarket yang ada di Surabaya dan menawarkan ke pembeli di sana untuk mencoba produk yang saya jual,” ujar Defi.
Sayang karena pekerjaannya ini, Defi mengaku seringkali tak punya banyak waktu dengan keluarga. Ia sering baru bisa pulang ke rumah di sore hari, bahkan tak jarang malam hari. Belum lagi penghasilan yang tak menentu karena bergantung dengan hasil penjualan Defi di hari itu.
“Sepulang bekerja, saya baru ada waktu untuk memantau anak-anak belajar di rumah bersama suami. Selain itu, saya juga harus merawat kedua orangtua yang sudah sepuh,” katanya.
Suami kena PHK karena pandemi, perekonomian keluarga makin tidak stabil
Awal masa pandemi ikut memengaruhi kondisi finansial keluarga Defi. Dari yang sebelumnya menjadi sales hanya untuk membantu suami mencari nafkah, Defi mendadak harus menjadi tulang punggung keluarga.
Suami Defi di-PHK dari pekerjaannya di pabrik saat awal masa pandemi tahun 2020 silam. Hilangnya pemasukan dari suami, mau tidak mau memaksa Defi untuk terus mencari cara agar dapur bisa tetap mengepul. Apalagi ada kebutuhan keluarga dan biaya sekolah anak yang harus tetap dipenuhi.
“Sekarang ini nggak bisa bergantung sama suami saja untuk pemasukan. Sebagai wanita, saya juga maunya mandiri untuk urusan finansial dan bisa kontribusi buat kebutuhan sehari-hari keluarga,” kata Defi.
Mencoba bergabung bersama Super Agen Di sela-sela kesibukannya sebagai ibu rumah tangga dan sales, Defi secara tak sengaja menemukan informasi tentang Super Agen di Facebook. Kala itu, informasi yang didapat adalah tentang lowongan menjadi Super Agen. Tanpa berpikir panjang, ia pun menghubungi nomor kontak yang tertera untuk menanyakan tentang Super Agen.
“Saya dijelaskan tentang Aplikasi Super sebagai aplikasi yang menjual sembako. Lalu disampaikan juga tentang Super Agen yang katanya adalah jaringan agen reseller sembako. Saya sudah cukup paham karena memang sebelumnya sudah sering menjadi sales,” kata Defi.
Setelah banyak mendapatkan penjelasan tersebut, Defi akhirnya memutuskan bergabung menjadi Super Agen pada tahun 2020. Ia mengaku awalnya sempat khawatir saat baru mulai menjadi Super Agen. Perbedaan cara dari pekerjaan sebelumnya membuat Defi was-was tak bisa melakukannya dengan baik.
“Sebelumnya saya cuma pernah pesan secara manual saja. Sempat pesimis akan kesulitan, ternyata dalam 1-2 hari saya sudah lancar pakai aplikasinya untuk mengumpulkan orderan,” kenang Defi.
Penghasilan mulai bertambah, bahkan hingga 2 kali UMR Surabaya
Setelah bergabung menjadi Super Agen, Defi merasakan ada banyak keberkahan yang datang pada keluarganya. Setelah Defi menjadi Super Agen, suaminya kembali mendapatkan pekerjaan setelah menganggur selama 6 bulan. Secara finansial, kondisi keluarganya pun kembali membaik dan stabil.
Ia bahkan mengaku mendapatkan penghasilan tertinggi dari menjadi Super Agen hingga dua kali lipat UMR Surabaya. Kini tak hanya mampu memenuhi kebutuhan pokok saja, Defi juga bisa memenuhi kebutuhan tersier lainnya.
Misalnya untuk memberi uang jajan lebih untuk kedua anaknya dan jalan-jalan ke mal. Selain itu, pemasukan tambahan ini juga ia jadikan modal menjahit kostum gaun buat anak keduanya yang mengikuti kursus modelling.
“Saya dan suami merasa seperti punya dua tanggal gajian dalam satu bulan. Tanggal 30 suami saya gajian. Tanggal 15 gaji saya turun. Jadi ada pemasukan yang bisa diandalkan dan nggak merasa kehabisan uang untuk kebutuhan yang ada,” ujar Defi senang.
Tak hanya kondisi finansial yang makin membaik, Defi juga semakin banyak memiliki waktu dengan keluarga meski harus bekerja sebagai Super Agen. Dulu saat menjadi sales, ia seringkali mendapatkan protes dari anak-anaknya karena terlalu sering pulang malam dan tidak bisa menemani belajar di rumah. Namun, sejak menjadi Super Agen, Defi memiliki waktu kerja yang fleksibel. Ia berangkat bekerja di pagi hari dan sudah bisa pulang ke rumah sekitar pukul 14.00 WIB.
“Saya ada di rumah saat anak dan suami berangkat dan pulang. Karena jam kerja yang bisa diatur sendiri, “ jelasnya. Defi mengaku bersyukur dengan keputusannya menjadi seorang Super Agen.
Ia merasa Aplikasi Super banyak memberikan kontribusi pada dirinya dan keluarga kecilnya. Saat Defi merasa berada di titik terendah dalam hidup, yakni saat suaminya di-PHK, menjadi Super Agen seperti sebuah solusi atas permasalahan yang dihadapinya.
“Karena menikmati pekerjaan yang sekarang sebagai Super Agen, nggak terasa sudah 1 tahun saya bergabung dan keliling untuk mengumpulkan orderan. Meski saya adalah seorang wanita karier, tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga bisa diselesaikan tepat waktu. Pekerjaan rumah selesai, anak-anak, suami, dan orang tua yang saya rawat tidak terlantar, dan pemasukan tetap ada dan bisa dijagakan (baca: diandalkan),” tutup Defi.
#elevate women