4 Perempuan Jadi Pemenang L'Oreal-UNESCO For Women in Science 2021, Bukti Kesetaraan Gender di Dunia Sains

Annissa Wulan diperbarui 11 Nov 2021, 09:00 WIB

Fimela.com, Jakarta L'Oreal Indonesia selalu percaya akan pentingnya memajukan sains dan mendukung ilmuwan perempuan lewat berbagai program. Salah satunya adalah program pendanaan riset L'Oreal-UNESCO For Women in Science (FWIS).

4 ilmuwan perempuan muda dianugerahkan National Fellowship 2021 atas rencana penelitian mereka dalam mengembangkan inovasi untuk keberlanjutan dan menyelamatkan kehidupan di bumi. Tidak hanya itu, L'Oreal Indonesia juga bertujuan menciptakan kecantikan yang menggerakan Indonesia maju, berkontribusi memajukan dan mendorong kesetaraan gender di dunia sains, sehingga lebih banyak lagi ilmuwan perempuan Indonesia berkarya.

Bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional, 4 perempuan di bidang sains ini akan menjadi role model bagi orang lain. Berikut ini adalah 4 pemenang L'Oreal-UNESCO For Women in Science 2021.

 

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

1. Febty Febriani, Ph.D dari Peneliti di Pusat Riset Fisika-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

L'Oreal-UNESCO For Women in Science 2021 Fellows. Foto: Document/L'Oreal Indonesia.

Melihat letak geografis Indonesia yang rentan terjadi gempa dan tsunami, Febty ingin menganalisis karakteristik heterogenitas kerak di Indonesia untuk mengurangi risiko bencana gempa bumi dan tsunami. Febty sedang melakukan analisa pada data geomagnetik dalam rangka memetakan karakteristik heterogenitas kerak bumi Indonesia dan membangun sistem dengan metode yang divalidasi untuk menentukan prakiraan gempa jangka pendek dengan menggunakan data geomagnetik. Febty berharap metode ini nantinya bisa digunakan sebagai early warning system yang bisa memperkirakan terjadinya gempa.

2. Fransiska Krismastut, Ph.D dari Peneliti di Pusat Riset Kimia-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Fransiska melihat bahwa limbah galvanisasi ternyata memiliki khasiat baik bagi penderita luka kronis akibat diabetes. Ia berharap bisa menggunakan ZnO dari limbah industrial gavanisasi (pelapisan baja) dan pewarna alami ANT dari kol ungu sebagai alat prognostik luka kronis yang bisa mencegah pertumbuhan bakteri pada luka dan mendeteksi kemajuan pada proses penyembuhan luka yang bisa dilakukan secara mandiri oleh pasien.

3 dari 3 halaman

3. Dr. Magdalena Lenny Situmorang dari Kelompok Keilmuan Bioteknologi Mikroba, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung, Indonesia

L'Oreal-UNESCO For Women in Science 2021 Fellows. Foto: Document/L'Oreal Indonesia.

Dalam penelitiannya, Lenny melihat potensi besar di bidang akuakultur, di mana ia mengembangkan budidaya udang yang baik, sehingga tidak hanya memberikan produktivitas yang tinggi, tapi juga bisa mempertahankan kelestarian lingkungan, dan secara sinergis menghasilkan produk udang dengan mutu dan keamanan tinggi untuk perlindungan kesehatan manusia.

4. Peni Ahmadi, Ph.D dari Peneliti di Pusat Riset Bioteknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Peni melihat potensi untuk menjadikan Indonesia sebagai sumber bahan obat untuk berbagai penyakit, salah satunya kanker payudara. Lewat penelitian yang ia lakukan, Peni berharap bisa menciptakan terapi yang bisa membantu menyembuhkan kanker payudara, tanpa efek samping yang berbahaya bagi pasien.

L'Oreal-UNESCO For Women in Science telah diselenggarakan secara internasional selama lebih dari 20 tahun, di lebih dari 52 negara. Di Indonesia, sejak tahun 2004, program ini telah memberikan fellowship dan dukungan dana kepada 63 ilmuwan perempuan.

Tahun ini, L'Oreal-UNESCO For Women in Science memberikan dana riset fellowship kepada 4 ilmuwan perempuan masing-masing Rp100 juta. Bagaimana menurutmu, Sahabat FIMELA?

#Elevate Women