Fimela.com, Jakarta Jumlah pengguna internet di Indonesia terus meningkat. Pada awal tahun 2021, jumlahnya mencapai 202,6 juta atau 73,7% dari total jumlah penduduk Indonesia.
Peningkatan penetrasi internet sayangnya belum diikuti dengan kemampuan literasi digital masyarakat, sehingga memberikan tantangan yang besar di balik banyaknya efek positif yang dihadirkan oleh teknologi digital. Beberapa dampak negatif dari kurangnya literasi digital juga tak kalah banyak, seperti maraknya penyebaran berita bohong (hoaks), penipuan daring, perundungan siber, ujaran kebencian, dan radikalisme berbasis digital yang perlu diwaspadai karena mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Menjaga privasi pun menjadi salah satu cara menggunakan internet secara aman. Aktor dan Duta Belajar Ruangguru, Nicholas Saputra mengatakan dirinya benar-benar menjaga privasi di dunia digital. Maka tak heran jika pemain Ada Apa Dengan Cinta tidak memiliki pengalaman buruk terkait privasinya di media sosial.
"Pengalaman buruk saya di media sosial belum ada karena benar-benar menjaga privasi. Namun orang terdekat seperti keluarga dan teman pernah terganggu masalah privasi di media sosial," ujar Nicholas dalam acara Ruang Guru Luncurkan Ruang Literasi Digital bersaam Kemekominfo.
Menurut Nicholas Saputra, ada dua hal yang perlu diperhatikan terkiat privasi di media sosial. Pertama privasi diri sendiri yang memiliki kontrol seberapa luas memposting informasi tentang diri kita.
"Diri kita sendiri yang bisa mengontrol seberapa banyak informasi diri kita yang disebar luaskan di media sosial. Bisa juga gunakan close friend atau akun dikunci, ini sangat berpengaruh dalam menjaga privasi. Jadi tergantung diri kita sejauh apa informasi yang kita berikan di media sosial," paparnya.
Kedua, privasi orang terdekat, Nicholas mengatakan jika perlu kesepakatan antara diri sendiri dan orang terdekat. Boleh atau tidak shate informasi atau foto di media sosial. Begitu pun dengan anak yang memiliki hak privasi.
"Dengan anak juga diberikan keamanan dan kenyamana agar ketika dewasa tidak merasa dirugikan. Pikirkan hal yang paling buruk terjadi terkait keamanan akibat hal yang dilakukan di media sosial," tuturnya.
Literasi Digital
Ruangguru, perusahaan teknologi pendidikan terbesar di Asia Tenggara, meluncurkan platform belajar daring, Ruang Literasi Digital sebagai bentuk dukungan dan kolaborasi dengan program Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) guna meningkatkan literasi digital masyarakat.
Ruang Literasi Digital berisi puluhan konten video edukatif yang dapat diakses secara gratis agar masyarakat Indonesia dapat bermedia digital dengan lebih cakap, lebih aman, lebih etis, dan berbudaya.
Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo, Bonifasius W. Pudjianto mengatakan, percepatan transformasi digital adalah fokus utama yang patut dilakukan seluruh pemangku kepentingan. Sebagai negara yang besar, hal ini tentu tidak mudah, namun dapat dilakukan melalui kolaborasi untuk mendukung pengoperasian teknologi oleh masyarakat secara produktif dan bertanggung jawab dengan pemahaman yang efektif dan komprehensif.
"Karena itu, literasi digital menjadi kunci utama untuk mempercepat pengembangan sumber daya manusia yang cakap memanfaatkan internet. Untuk menjangkau masyarakat seluas-luasnya, kami menggandeng Ruangguru sebagai mitra strategis guna mempercepat upaya merealisasikan target agenda Literasi Digital Nasional," ujarnya.
Berdasarkan survei status literasi digital yang dilakukan Kemenkominfo 2020, Indonesia tercatat memiliki nilai indeks 3,47 dari rentang indeks 1-4, dengan penilaian indeks yang mengacu pada kerangka digital di sebuah negara milik UNESCO.
Nilai indeks tersebut menandakan Indonesia berada dalam kategori literasi digital tingkat sedang dan belum mencapai status literasi yang baik.
#elevate women