Fimela.com, Jakarta Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University, Australia, Dicky Budiman menyebut terdapat 4 varian COVID-19 yang patut diwaspadai selain AY.4.2. Yakni varian B.1.620 yang terdeteksi di Kamerun, Afrika.
Menurut Dicky, COVID-19 varian B.1.620 ini sudah menyebar ke sejumlah wilayah di Afrika, sebagian negara Eropa, hingga Filipina. Varian B.1.620 sendiri memiliki kemampuan mutasi seperti Variant of Concern.
"Artinya, diduga dia bisa menurunkan efikasi vaksin Covid-19 dan juga untuk kemampuanya infeksi," jelas Dicky di Jakarta, Rabu (10/11/2021) mengutip dari Liputan6.com.
Dari hasil studi yang dilakukan di Lituania, tingkat penularan varian B.1.620 ini terjadi pada orang yang sudah divaksinasi sebanyak 2,4 kali. Sementara, pada orang yang belum divaksinasi lebih dari 2,4 kali.
Varian COVID-19 yang perlu diwaspadai
Selain itu, varian yang perlu diwaspadai lainnya adalah A.30 yang pertama kali terdeteksi di Tanzania, Afrika. Varian COVID-19 yang satu ini terdeteksi di Swedia dan diduga mampu menurunkan efikasi vaksin.
Ada juga varian yang menyebar di Tiongkok, seperti varian AY.23, AY.37, dan AY.25. Menurut Dicky, varian AY.25 diduga bisa menjebol efikasi vaksin. Terakhir, varian B.1.258 yang terdeeteksi di pecahan Uni Soviet dan Slowakia.
Tidak cukup vaksinasi
Dari hasil studi, varian B.1.258 menyebabkan viral load lebih tinggi pada orang yang terinfeksi. Ketika viral load tinggi, maka risiko keparahan sakit yang dialami semakin besar.
Dicky menyebut mayoritas varian baru COVID-19 yang muncul saat ini dapat mengakibatkan penurunan efikasi vaksin. Sehingga pemerintah tidak bisa mengandalkan vaksinasi sebagai solusi tunggal pandemi COVID-19. Vaksinasi harus dikombinasikan dengan 3T, 5M, dan PPKM bertingkat.
Simak video berikut ini
#elevate women