Fimela.com, Jakarta Melihat kucing tanpa busana sudah biasa, namun bagaimana jadinya jika kucing menjadi modis dengan mengenakan pakaian? Nyatanya, ada sebagian pemilik kucing yang terkadang ingin mendandani peliharaannya tersebut dengan beragam model baju yang membuat si kucing semakin terlihat menggemaskan.
Tak perlu membeli baju yang sudah jadi, Fredi Lugina membuat baju untuk kucing dengan tangannya sendiri. Ia adalah mantan seorang guru yang memutuskan untuk banting setir menjadi desainer baju kucing sejak 2017. Uniknya, kebanyakan rancangan baju yang ia ciptakan terinspirasi dari budaya Jepang, mulai dari manga, anime hingga kimono. Hal ini pun mampu mencuri perhatian para penggemar kucing di Jepang.
Fredi mengunggah rancangannya itu ke media sosial miliknya. Bahkan ia telah mendapatkan jutaan likes untuk foto dan videonya yang menunjukkan model kucing sedang mengenakan baju beragam model. “Menurut saya, Jepang adalah kiblat gaya hidup untuk peliharaan di dunia, dengan (adanya) kafe dan restoran kucingnya,” ujar Fredi.
Dilansir Liputan6, Selasa (9/11/2021), Fredi telah memproduksi berbagai model pakaian kucing. Salah satunya adaalah model pakaian samurai dengan detail yang cukup rumit, seperti penambahan aksesori pedang mini serta helm logam. Fredi bahkan mengungkap baju kucing ini menjadi salah satu hasil mahakaryanya.
“Seorang pecinta kucing ada yang menawar untuk membelinya dengan harga yang mahal, tetapi saya tidak mau memberikannya,” tutur Fredi. Ia pun menawarkan model baju kucing seperti kimono yang siap pakai dengan model yang lebih sederhana. Saat dilihat dari depan, pakaian yang dipakai oleh para kucing ini juga dilengkapi oleh lengan layaknya manusia.
“Untuk Jepang, saya menawarkan banyak variasi pakaian kucing yang unik dan berkualitas dengan harga saing,” ungkapnya.
Baju Kucingnya Dikritik
Pada awalnya, Fredi tertarik dengan kegiatan menjahit yang bermula saat melihat sang ibu menyatukan potongan bahan menggunakan mesin jahit. Bahkan ia pernah mengikuti kursus menjahit saat duduk di bangku kuliah. Dengan begitu, ia menekuni minat menjahitnya hanya sebagai hobi, namun tetap fokus membuat baju kucing.
Seiring waktu, ia berhenti dari profesinya sebagai guru SD dan kemudian memutuskan membuka toko penjahit pakaian kucing. Setelah dibujuk oleh kakak laki-lakinya, ia mulai menjual koleksi baju kucingnya pada 2018 secara daring. Sejak saat itu, pakaian kucing buatannya mulai viral dan populer di media sosial.
Namun, perjalanannya sebagai desain baju kucing tidak mulus-mulus saja. Ia juga menghadapi kritik dari sebagian pecinta kucing yang menganggap kucing sebaiknya tidak mengenakan pakaian seperti itu. Ia pun setuju dengan pernyataan bahwa kucing jangan dipaksakan untuk memakai pakaian dan cukup memakainya dalam waktu singkat. Hingga saat ini, hanya tiga dari tujuh kucing yang menolak untuk mengenakan kostum.
Pandemi Membawa Rezeki
Dalam mengerjakan seluruh pesanan di studionya, ia dibantu oleh dua adiknya dengan sembilan mesin jahit. Fredi yang menjual rancangan busananya di Bogor ini bisa menjual sekitar lima hingga sepuluh pakaian sehari. Harganya mulai dari Rp33 ribu hingga Rp220 ribu.
Fredi biasanya menghasilkan sekitar Rp1,20 juta perbulan sebelum pandemi, namun sejak pandemi Covid-19, permintaan diantara pemilik kucing yang mengharuskan di rumah saja menjadi melonjak. Penjualannya meningkat tiga hingga lima kali lebih tinggi dari sebelumnya.
Pasar terbesar dari penjualannya masih dari pelanggan dalam negeri, namun belakangan ini ia melihat ada peningkatan pembeli dari luar negeri. Desain kucingnya yang unik ini telah menarik perhatian pelanggan internasional, termasuk Malaysia, Filipina, Thailand dan Amerika Serikat.
Penulis: Atika Riyanda Roosni
#Elevate Women