Fimela.com, Jakarta Seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, potensi Fintech di Indonesia sangat terbuka mengikuti luasnya akses internet. Sebelumnya, Financial Technology atau fintech merupakan inovasi yang bergerak di bidang jasa keuangan dan beberapa tahun terakhir ini tengah naik daun di Indonesia.
Dalam menyambut Hari Fintech Nasional pada 11 November ini, AFTECH mengadakan rangkaian acara yang menjadi wadah bagi pemerintah atau regulator, startup fintech dan stakeholder lainnya di ekosistem keuangan digital Indonesia dalam melakukan upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional melalui adopsi fintech.
Kali ini, Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) berkolaborasi dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) untuk menyelenggarakan kegiatan selama sebulan penuh yang bertajuk Bulan Fintech Nasional (BFN) dengan berbagai promo menarik serta kegiatan lainnya dalam meningkatkan literasi keuangan bagi masyarakat.
What's On Fimela
powered by
Perkembangan Fintech di Indonesia
Dengan nilai transaksi mencapai Rp19,2 triliun di sepanjang 2021, jumlah pengguna uang digital atau e-money mencapai angka lebih dari 500 juta di Indonesia. Hal ini berarti dua kali lipat dari jumlah penduduk. Dari aspek teknologi yang dimanfaatkan end user, Fintech pun mendukung ekosistem UMKM.
Telah tercatat hingga November 2021, lebih dari 12 juta merchant yang didominasi UMKM sudah terhubung dengan layanan barcode QRIS. Sementara, per 25 oktober 2021, terdapat 104 fintech lending yang terdaftar dan berizin di OJK, yakni 101 fintech lending yang berizin serta tiga fintech lending berstatus terdaftar.
Data September 2021, akumulasi penyaluran dana tetap tumbuh positif mencapai Rp 262,93 triliun atau meningkat 104,30 persen (yoy), sementara outstanding pinjaman sebesar Rp 27,48 triliun atau tumbuh 116,18 persen (yoy).
“Perkembangan Fintech sangat membantu upaya meningkatkan inklusi keuangan di masyarakat. Dalam upaya mendorongnya, OJK mendukung kegiatan Bulan Fintech Nasional ini sekaligus bisa mengedukasi masyarakat agar semakin cerdas memanfaatkan produk serta layanan Fintech seperti lending, Fintech payment dan lainnya secara aman,” ungkap Maskum, Advisor Grup Inovasi Keuangan Digital, OJK pada Media Briefing BFN IFS secara virtual, Senin (8/11).
Mengingat BFN menggunakan tagar #FintechAmandanNyaman, Presiden Joko Widodo memang meminta kolaborasi banyak pihak dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Hal ini disebabkan belakangan ini keamanan dan keamanan masyarakat yang menggunakan layanan fintech sedang menjadi sorotan.
Meluncurkan Inovasi Program
Secara resmi, AFTECH berkolaborasi dengan pemerintah dan regulator untuk meluncurkan situs cekfintech.id dalam rangka membangun ekosistem layanan keuangan digital yang sehat dan bertanggung jawab. Selain itu, hal ini juga mendukung peningkatan edukasi serta literasi keuangan digital pada masyarakat.
Wujud nyata dari komitmen industri fintech terhadap pemberantasan pinjol atau peminjaman online ilegal, maka situs ini bisa memungkinkan masyarakat dalam mengetahui legal atau tidaknya suatu aplikasi pinjol dengan menampilkan daftar dan status penyelenggara fintech beserta media sosial resmi guna mengecek nomor rekening yang digunakan oleh pinjol terlibat dalam tindak kejahatan.
Retno Ponco Windarti, Kepala Grup Kebijakan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia telah menginisiasi regulasi dalam menciptakan fintech aman dan nyaman. “BI telah menyiapkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 yang mengatur integrasi ekonomi dan keuangan digital nasional serta menjamin keseimbangan antara laju inovasi dengan perlindungan konsumen dan mengatur persaingan usaha yang sehat,” tuturnya.
Berbagai Promo Produk Fintech
BFN yang bertepatan dengan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) juga akan dimeriahkan dengan berbagai promosi dan penawaran mernarik dari para kontributor atau brand Fintech yang menjadi anggota AFTECH.
Bahkan, Ketua Umum AFTECH, Pandu Sjahrir mengungkap sudah ada lebih dari 65 perusahaan Fintech yang ikut memeriahkan BFN dengan memberi promosi diskon maupun program-program menarik, baik bagi konsumen ataupun UMKM. Ini juga termasuk lebih dari 115 kegiatan webinar, Instagram live, podcast dan sebagainya. Adapun lebih dari 200 lowongan pekerjaan dalam Virtual Job Fair sebagai salah satu bagian dari program BFN ini.
“Bukan hanya untuk promosi brand semata, melainkan juga ikut memberi edukasi bahwa Fintech selama legal dan diawasi OJK, tak hanya memiliki sedugang fitur namun juga membawa kemudahan dan memberikan kenyamanan yang aman untuk masyarakat,” ujar Sjahrir.
Ketua Umum AFSI Ronald Yusuf Wijaya mengatakan bahwa Asosiasi Fintech Syariah ini merupakan cerminan inkulsi ekonomi yang diusung Fintech sekaligus ekosistem keuangan syariah dan turut berpartisipasi dalam BFN.
“Pertumbuhan Fintech syariah di Indonesia sangat menggembirakan. Pembiayaan yang tercatat di OJK dan Fintech syariah menunjukkan tingkat pengembalian yang sangat baik dan 80% digunakan untuk pembiayaan produktif. Semoga BFN semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk memanfaatkan Fintech syariah,” tambah Ronald.
Dilakukan secara hybrid, rangkaian BFN akan ditutup dengan the 3rd Indonesia Fintech Summit (IFS) pada 11-12 Desember dan akan dihadiri sejumlah Menteri dari jajaran Kabiner Indonesia Maju.
Dengan mengambil tema “Fintech untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi: Kolaborasi dalam Menyeimbangkan Tata Kelola dan Inovasi”. IFS 2021 diselenggarakan sebagai bagian dari Road to G20 Indonesia 2022 atau program menyambut Presidensi G20 tahun 2022 selaras dengan tema besarnya yakni “Recover Together. Recover Stronger.”
Penulis: Atika Riyanda Roosni
#Elevate Women