Fimela.com, Jakarta Membahas kisah dan cerita tentang ayah memang tak ada habisnya. Begitu banyak momen tak terlupakan yang kita miliki bersama ayah tercinta. Mulai dari momen paling bahagia hingga momen paling sedih. Setiap hal yang berkaitan dengan ayah selalu berkesan seperti tulisan kiriman Sahabat Fimela yang disertakan dalam Lomba Share Your Stories November 2021 Surat untuk Ayah berikut ini.
***
Oleh: Rahayu Oktiviani
Dari beberapa yang aku temui dan pelajari setelahnya, aku menemukan sesuatu yang memang sangat berharga yang patut disyukuri. Dan diamnya sebenarnya adalah memikirkan untuk kesejahteran keluarganya, kelayakannya, serta kebahagiaan keluarganya.
Di keluarga kami memang menjunjung tinggi value dengan rasa peka yang tinggi. Serta, senantiasa berbuat baik dan respek terhadap manusia lain.
Bapak adalah seseorang yang kuat. Aku tidak pernah melihat sekali pun dia menangis dan mengeluhkan pekerjaanya untuk menghidupi kami sekeluarga.
Tahun ini aku lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan sebelum wisuda di Semarang. Aku sangat bersyukur. Tapi ada beberapa hal yang mungkin Tuhan kasih sesuatu amanah untukku.
What's On Fimela
powered by
Berusaha Membahagiakan Ayah
Di hari aku dinyatakan lulus setelah sidang, bapak sakit-sakitan hampir selama satu bulan lebih. Akhirnya imbas dari sakit itu perusahaan menyatakan untuk berhenti atau pensiun saja. Aku di sini masih egois masih berfikir nanti yang akan membiayai aku siapa? Yang membiayai pernikahanku siapa? Padahal aku sudah dibesarkan dengan baik selama ini tapi aku masih saja egois.
Mungkin memang saatnya bapak beristirahat dan menikmati masa pensiun. Kini aku yang harus berganti membahagiakan mereka, seperti bapak yang sebenarnya lelah ketika pulang ke rumah tapi memilih untuk tidak membicarakanya ke kami.
Aku pun harus seperti bapak, yang bisa menyimpan kesedihan dan dipaksa harus bisa menerima semuanya dan ini memang sudah jalanya. Terlihat bahagia dan baik-baik saja demi menjaga hati kedua orangtua.
Di bulan November ini sedih sekali rasanya tidak bisa pulang ke rumah, menikmati canda tawa di ruang televisi, dan membuka korden kamar melihatku ada di kamar atau tidak kemudian ditutup lagi, memanggil nama hanya untuk memastikan aku ad di kamar, membawa martabak dan kwetiaw goreng ketika pulang kerja. Itu semua sudah tidak aku dapatkan.
Sekarang aku harus berjuang di kota orang dan mengembalikan kebahagiaan yang orangtua berikan walaupun itu tidak akan pernah cukup. Aku bersyukur, sangat bersyukur.
Dan memang beberapa hal ada yang tidak bisa tergantikan kasih sayang seorang bapak oleh apa pun bahkan seluruh pria di dunia.
#ElevateWomen