Apakah Penderita Autoimun Kulit Boleh Pakai Skincare? Ini Kata Dokter

Hilda Irach diperbarui 16 Des 2021, 16:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Merawat kulit dengan menggunakan skincare sudah menjadi rutinitas sebagian besar orang. Namun bagi pasien penderita autoimun kulit, penggunaan skincare tidak boleh sembarangan.

Spesialis kulit dan kelamin dari Klinik Pramudia, dr. Amelia Soebyanto, Sp.Dv mengatakan hal pertama yang harus diperhatikan oleh pasien autoimun kulit adalah mengobati penyakitnya terlebih dahulu, sebelum menggunakan produk perawatan kulit atau skincare.

“Dalam produk skincare terdapat banyak zat yang kalau digunakan pada pasien kondisi psoriasis itu akan bisa mencetuskan iritasi. Jadi sebisa mungkin minimalisir penggunaan produk-produk skincare pada kulit,” ujar dr. Amelia dalam webinar ‘Mengenal Autoimun Kulit’, Rabu (3/11/2021).

 
2 dari 3 halaman

Skin treatment untuk pasien autoimun kulit

Simak anjuran dokter terkait penggunaan skincare bagi penderita autoimun kulit. (pexels/shvets production).

dr. Anthony Handoko, Spkk, FINSDV, CEO Klinik Pramudia menambahkan, alih-alih menggunakan skincare yang beredar di pasaran, bagi pasien autoimun kulit sebaiknya melakukan skin treatment atau pengobatan kulit. Jika sudah diobati, maka baru bisa merawat kulit dengan skincare.

“Perlu diingat, skincare dan skin treatment adalah satu hal yang sangat berbeda. Skin treatment adalah pengobatan, bisa dalam bentuk oles, minum, atau sinar. Setelah terkontrol atau baik, barulah masuk ke tahap skincare,” ujar dr. Anthony.

“Jadi kalau punya penyakit kulit seperti autoimun kulit, solusinya bukan skincare. Skincare hanya perawatan kulit yang tidak bermasalah, sebaiknya pasien autoimun kulit diberikan skin treatment,” tandasnya.

3 dari 3 halaman

Pilih pelembap untuk kulit sensitif

Simak anjuran dokter terkait penggunaan skincare bagi penderita autoimun kulit. (pexels/moose photos).

Jika pasien autoimun kulit tetap ingin menggunakan skincare, produk perawatan kulit yang direkomendasikan oleh dr. Amelia adalah pelembap. Sebab, produk ini bisa membantu dalam mengurangi keluhan gatal dan kulit akan menjadi lebih lembap.

“Carilah pelembap untuk kulit sensitif karena mengandung bahan-bahan yang tingkat iritasinya lebih rendah dan bersifat hipoalergenik jadi tidak mencetus masalah kulit,” ujar dr. Amelia.

Penyakit autoimun sendiri merupakan suatu penyakit akibat gangguan sistem imun, dimana sistem imun ini salah mengenali sel tubuhnya sendiri.

Normalnya, sistem imun membantu menyingkirkan infeksi virus dan bakteri. Namun pada penyakit autoimun, sel tubuh dianggap sebagai suatu benda asing yang akhirnya menyerang tubuhnya sendiri, dan ini masih tidak diketahui alasannya.

Salah satu organ yang dapat mengalami gangguan autoimun adalah kulit. Ada banyak faktor penyebab yang diketahui dapat memicu munculnya penyakit autoimun kulit ini.

dr. Amelia Soebyanto, Sp.DV menyebutkan faktor risiko yang menyebabkan penyakit autoimun dibagi menjadi dua, yakni genetik dan faktor pengaruh lingkungan.

“Penyakit autoimun kulit pada dasarnya bukan penyakit yang menular. Secara internal, Autoimun Kulit bisa terjadi karena faktor genetik, misalnya ada anggota keluarga yang juga mengidap penyakit yang sama. Secara eksternal, Autoimun Kulit ini bisa terjadi akibat faktor lingkungan seperti infeksi, obat-obatan, merokok, stres, obesitas, pajanan sinar UV yang berlebihan, dll,” kata dr. Amelia

#Elevate Women