Diary Fimela: Burgreens Bisnis Makanan Sehat yang Berawal Ketika Sang Pemilik Memiliki Autoimun

Anisha Saktian Putri diperbarui 03 Nov 2021, 08:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Memiliki kondisi autoimun sejak usia muda, seorang perempuan bernama Helga Angelina memutuskan untuk hidup lebih sehat dengan mengonsumsi makanan sehat berbasis nabati. Hal ini ia lakukan menjadi alternatif penyembuhannya. 

Hal tersebut terbukti, setelah dua tahun mengganti pola makannya, Helga merasa mengelami penyembuhan luar biasa tanpa obat-obatan. 

“Saya sendiri sudah menjadi vegetarian di usia 15 tahun untuk menyembuhkan kondisi autoimun yang saya miliki. Dalam 2 tahun mengganti pola makan ke nabati alami, saya mengalami penyembuhan luar biasa tanpa obat-obatan,” ujar secara ekslusif kepada Fimela.com.

Kebiasaan baiknya ini berlanjut ketika ia berkuliah di Belanda. Dan bertemu dengan sang kekasih yang kini menjadi suaminya, Max Mandian. 

Helga pun bercerita jika Max awalnya pun penggemar daging dan junkfood. Namun kemudian memutuskan menjadi seorang vegan di tahun 2012 setelah menonton film dokumenter dan membaca jurnal PBB tentang fakta bahwa industri peternakan adalah kontributor utama perubahan iklim. Dari situlah mereka berdua berfikir untuk membuka bisnis kuliner makanan sehat.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Tanpa pengalaman bisnis kuliner, bertekad membuka Burgreens

Helga Angelina, Co-Founder & CEO Burgreens and Green Rebel ungkap kiat sukses bangun bisnis bersama pasangan. (Instagram/burgreens).

Dari merasakan manfaat mengonsumsi nabati, dan melihat fakta mengenai industri peternakan, Helga dan Max memutuskan untuk pulang dari Belanda. Dan di tahun 2013 membuka bisnis kuliner yang mengkhususkan diri membuat makanan dari bahan-bahan nabati, diberi nama Burgreens. 

“Menyadari betapa besar dampak makanan berbasis nabati untuk kesehatan konsumen dan lingkungan, saya dan Max nekat pulang dari Belanda untuk membuka Burgreens , tanpa pengalaman bisnis kuliner sama sekali. Sambil berjalan, kita belajar. Made a lot of mistakes along the way but here we are surviving & growing through Covid,” ujar Helga. 

Tidak memiliki background di bidang bisnis kuliner, tentu menjadi tantangan bagi mereka berdua. Helga mengatak trial and error yang harus ia hadapi mulai dari ekspansi sebelum managementnya kuat hingga  kehilangan uang, ambil lokasi toko tanpa proper research yang menyebabkan tokonya tidak perform, salah mencari orang, membuat menu yang dibilang orang "terlalu sehat kaya makanan kambing.

Namun, Helga optimis jika kesalahan tersebut merupakan pembelajaran yang membuatnya semakin baik lagi. 

“Aku selalu melihat kesalahan sebagai learning curve untuk kita semakin pintar,” paparnya.

Setelah tantangan yang dihadapi, kini Burgreens memiliki sekitar 80 menu, mulai dari Western (Big Max Burger, Beefless Steak, Meatless Bolognese).

Asian (Vegan Rendang, Vegan Bakso, Satay Taichan), Salads, Smoothies, and Protein Shakes. Dan baru saja meluncurka. Konsep kedua yaitu plant-based pizza.

Untuk menu favorit ada Burgreens Fried Chick'n, Beefless Steak, Vegan Rendang Platter, dan Big Max Burger

“Kami baru aja launch konsep kedua , namanya Max's Pizza - New-York Style Plant-based Pizza. Rahasianya ada di vegan cheese kita yang meltable and creamy, just like the dairy cheese you find in normal pizzas,” ujarnya.

“Kelebihan Burgreens & Max's Pizza. Rasanya sangat enak. In fact most of our customers are people who eat meat but they feel that Burgreens is so tasty that they can go plant-based with Burgreens often,” ujarnya. 

Helga mengatakan jika Burgreens, bisa mempertanggung jawabkan kata "sehat" karena bahan kita 100% natural, rendah lemak, dan seimbang secara nutrisi (kaya serat , protein, dan karbo kompleks), dan di kebanyakan menu rendah gula.

Sejak berdiri di 2013, Burgreens memiliki 16 outlet dan akan berkembang menjadi 25 cabang di tahun depan.

3 dari 3 halaman

Tren plant based di Indonesia

Helga Angelina, Co-Founder & CEO Burgreens and Green Rebel

Plant-based food menjadi tren makanan dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Di negara maju, 40 persen konsumen urban sudah menjadi flexitarian dan 5 persen sudah menjadi vegan/vegetarian.

“Dengan konsumen Indonesia semakin teredukasi tentang manfaatnya, dan tau bahwa banyak opsi enak makan plant-based aku percaya trend plant-based akan masuk mainstream dalam waktu dekat,” papar Helga.

Helga mengatakan Burgreens konsisten melakukan nutrition talks sejak 2013. Per tahun 2021, kita sudah mengedukasi lebih dari 12.000 konsumen.

Selain itu, Burgreens juga rajin membuat sustainability events dalam berbagai bentuk mulai bikin nobar + diskusi film dokumenter lingkungan, eco-bazaar, dan lain2.

“Di tahun depan kita mau memperbanyak cabang Max's Pizza (sekarang baru ada 1 di Kemang) , dan rencananya membuka outlet di kota lain seperti Bali dan Surabaya,” tutup Helga.