Perjuangan Ayah Wujudkan Mimpi Buah Hati Penderita Autis di Markas Arsenal

Nabila Mecadinisa diperbarui 01 Nov 2021, 17:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Cinta seorang ayah kepada anak memang tak bisa tertandingi. Dalam kondisi apapun, seorang ayah pasti berusaha untuk membahagiakan sang anak dengan cara apapun. Kali ini, sebuah kisah haru berhasil menarik perhatian. Dikutip dari Liputan6.com, Dave, salah seorang pendukung Arsenal tidak kuasa menghindari pergulatan ini saat anaknya yang menderita autisme menyampaikan keinginan untuk menyaksikan langsung laga The Gunners.

Dave sadar, keriuhan stadion dan sorak-sorai penonton bukan tempat yang menyenangkan bagi anaknya yang menderita autisme. Namun sang anak tetap ingin menonton secara langsung pertandingan tersebut. "Saya tidak yakin apakah dia bisa pergi karena dia menderita autisme," tulis Dave saat menceritakan kisahnya melalui Twitter @TheresYourDC seperti dilansir dari Metro.co.uk, belum lama ini.   

Akhirnya, Dave nekat mengajak sang anak menyaksikan laga Arsenal melawan Leeds United di Emirates Stadium, Selasa lalu. Ia sadar jika momen ini tentu tidaklah mudah, meskipun akan jadi kesempatan penuh kenangan antara mereka berdua. 

2 dari 3 halaman

Meninggalkan stadion karena tidak nyaman

Ilustrasi anak autis (BERTRAND GUAY/AFP)

Ketika sampai, sang anak merasa tidak nyaman akibat mendengar suara teriakan dari para pendukung. Mereka berdua lalu meninggalkan tribune penonton dan berniat pulang. Namun rasa kecewa yang menghinggapi Dave dan anaknya tidak bertahan lama. Langkah mereka terhenti saat salah seorang steward wanita yang betugas bertanya kenapa mereka pulang saat pertandingan belum selesai.

Dia kemudian menghubungi seseorang dan meminta saya untuk menunggu sebentar. Sesaat kemudian yang saya tahu, kami sudah diarahkan ke level klub," tulis Dave menambahkan.

Pindah ke sensory room

mereka ternyata diarahkan ke sensory room. Ruangan ini ternyata sengaja dibangun Arsenal di Emirates untuk memfasilitasi mereka berkebutuhan khusus terkait sensorik seperti anak-anak penderita autisme. Di ruangan ini, mereka dilayani oleh steward lain bernama Luke Howard. "

"Mereka punya sensory room yang memungkinkan kami menonton hingga akhir. Pria yang menjalankan ruangan, Luke Howard, sangat luar biasa. Begitu juga semua orang di sana dan dan para pelayan yang membantu mengubah malam itu jadi kenangan yang luar biasa. Terima kasih Arsenal.

3 dari 3 halaman

Akhir bahagia

Ilustrasi anak autis. Sumber foto: unsplash.com/Caleb Woods.

Ruangan sensory room milik Arsenal telah berdiri sejak 2017 lalu. Ruangan ini dibangun kedap suara dengan jendela kaca yang mengarah langsung ke lapangan. Dengan desain seperti ini, para penonton dengan gangguan senosrik seperti anak-anak autisme bisa menyaksikan laga tanpa terganggu keriuhan penonton. Ruangan ini menyediakan area yang tenang untuk penggemar dan keluarga mereka. 

“Kami sangat senang dapat membantu Anda dan putra Anda tadi malam, Dave. Ini kehormatan bagi kami. Di Arsenal, kami sangat bangga dengan ruang sensorik kami dan Luke sangat senang bertemu dengan kalian!” tulis akun Twitter Arsenal membalas kicauan Dave tentang pengalaman mereka. 

Tentu kisah ini menjadi pengalaman yang membahagiakan dan tak terlupankan bagi keduanya. 

 

 

 

#Elevate Women