Fimela.com, Jakarta Membaca buku bisa jadi salah satu aktivitas yang menenangkan. Apalagi bila buku yang dibaca adalah yang bertema atau mengangkat topik soal pengembangan diri, biasanya akan ada semangat baru yang tumbuh dan lebih termotivasi untuk menjalani hidup baik setelahnya. Nah, kali ini Fimela hadirkan sebelas rekomendasi buku tema pengembangan diri yang bagus untukmu.
Buku-buku ini bisa jadi referensi yang menarik bagi Sahabat Fimela sekalian yang ingin menemukan bacaan bagus. Langsung saja simak uraiannya di bawah ini.
1. Yes to Life
Makna dan nilai kehidupan, topik inilah yang menjadi bahasan utama dalam buku Yes to Life. Buku ini bisa jadi referensi yang bagus bagi siapa saja yang menyukai buku dengan tema pengembangan diri. Bagus juga untuk dibaca bagi yang ingin menggali lebih dalam soal pencarian makna hidup. Siapa tahu setelah membaca buku ini, kita bisa kembali menemukan makna hidup yang lebih berarti.
2. Meditations: Jalan Stoik untuk Hidup Asyik
Meditations: Jalan Stoik untuk Hidup Asyik bisa menjadi referensi buku yang menarik bagi siapa saja yang ingin memahami soal Stoikisme sekaligus melakukan refleksi diri. Ada banyak kalimat yang menghibur dan menghangatkan hati, ada juga pembahasan yang mengingatkan kita akan pentingnya menjalani hidup ini dengan baik tanpa harus merasa terlalu terbebani. Dua belas bab di buku ini benar-benar terasa "mengenyangkan" karena memuat banyak aspek kehidupan yang sangat dekat dengan perkara-perkara yang sering muncul di benak kita sendiri.
3. Hidup Apa Adanya
Hidup Apa Adanya, buku ini bisa menjadi teman perjalanan kita untuk kembali melangkah ke depan. Memuat esai-esai yang berisi pengalaman, refleksi diri, hingga sejumlah penjelasan tentang kehidupan yang dikutip dari para pakar, buku ini menghadirkan pengalaman membaca yang menanngkan hati.
4. Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah
Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah, buku karya Geulbaewoo ini bisa menjadi salah satu buku yang dapat membantumu untuk bisa lebih banyak memeluk diri sendiri. Membantumu untuk kembali mencintai dirimu sendiri. Ketika tubuh dan pikiran sedang lelah, kadang kita butuh waktu untuk beristirahat sejenak dan menikmati ketenangan.
5. Love for Imperfect Things
Love for Imperfect Things ditulis oleh Haemin Sunim yang sebelumnya menulis buku yang sudah terjual tiga juta eksemplar berjudul Things You Can See Only When You Slow Down. Pada buku kali ini, penulis yang merupakan seorang guru agaram Buddha Zen dan merupakan penulis paling berpengaruh di Korea Selatan, mengumpulkan refleksi dirinya saat belajar melihat duni dan dirinya sendiri dengan lebih penuh kasih. Buku yang mengangkat tema cinta sebagai pembahasan utama ini ditulis berdasarkan inspirasi yang ia dapat dari orang-orang yang telah membagikan kisah hidup dan pertanyaan saat kuliah umum serta lewat media sosial.
6. Loving the Wounded Soul
Loving the Wounded Soul merupakan buku yang sangat penting untuk dibaca kita semua. Siapa saja bisa mengalami depresi, meski memang ada orang-orang tertentu yang memiliki tingkat kerentanan berbeda terhadap depresi. Dari buku ini, kita bisa memahami kesehatan mental dengan lebih mendalam melalui bahasa yang sangat mudah dicerna. Ditambah dengan pengalaman-pengalaman Regis sebagai penyintas depresi dan akademisi psikologi, kita mendapat banyak pandangan baru tentang depresi dan pentingnya mencintai diri sendiri.
7. Man's Search for Meaning
Setiap orang punya cara sendiri untuk mencari dan menemukan makna dalam hidupnya. Dalam buku Man's Search for Meaning, Frankl menggunakan istilah "logoterapi" untuk menamai teorinya. Kata logos berasal dari bahasa Yunani yang berarti "makna." Dijelaskan bahwa logoterapi percaya bahwa perjuangan untuk menemukan makna dalam hidup seseorang merupakan motivator utama orang tersebut. Saat kita bisa menemukan makna dalam hidup, maka kita akan selalu punya alasan dan semangat untuk menjalani hidup dengan sebaik-baiknya.
8. Apa yang Kita Pikirkan ketika Kita Sendirian
Buku Apa yang Kita Pikirkan ketika Kita Sendirian bisa menjadi salah satu buku yang sangat cocok dibaca bagi kita yang ingin menyikapi kesendirian dengan cara yang lebih bijak. Berisi kumpulan tulisan yang meliputi kontemplasi, refleksi diri, dan perenungan, buku ini menghadirkan berbagai sudut pandang baru tentang memaknai kesepian dan kesendirian. Kumpulan tulisan di buku ini lebih banyak berisi opini, dan tidak ada rujukan atau tambahan referensi untuk menunjang beberapa poin yang sebenarnya sangat penting.
9. Filosofi untuk Hidup dan Bertahan dari Situasi Berbahaya Lainnya
Apakah memelajari filsafat itu susah? Belum tentu. Melalui buku Filosofi untuk Hidup dan Bertahan dari Situasi Berbahaya Lainnya, kita bisa mendapatkan banyak intisari tentang pemikiran dan poin-poin penting soal filsafat dari 12 pemikir terbesar di dunia. Berbagai pesan dan kiat yang disampaikan tiap pemikir dan filsuf di sini sangat bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
10. The Things You Can See Only When You Slow Down
Buku The Things You Can See Only When You Slow Down bisa menjadi salah satu buku yang tepat untuk menemanimu istirahat. Buku yang ditulis oleh Haenim Sunim yang merupakan seorang biksu Zen dan mantan dosen di perguruan tinggi liberal arts di Massachusetts ini memuat beberapa esai pendek dan kumpulan kalimat mutiara yang bisa menjadi refleksi diri kita di tengah dunia yang sangat sibuk. Dibuka dengan bab berjudul Istirahat, buku ini memberi pengalaman membaca yang menenangkan dan membuat hati nyaman.
11. Atomic Habits
Mengubah kebiasaan seringkali menjadi semacam pertempuran batin. Mengubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan yang lebih baik butuh proses. Bahkan seringkali dalam perjalanannya, kita selalu saja kesulitan dan gagal dalam membangun kebiasaan yang lebih baik. Melalui Atomic Habits, James Clear membagi berbagai informasi dan tips bermanfaat yang dapat digunakan untuk menciptakan kebiasaan baru yang lebih baik dalam hidup kita.
Semoga rekomendasi buku di atas bisa jadi referensi yang menarik untukmu, ya. Selamat membaca!
#ElevateWomen