Fimela.com, Jakarta Platform penyedia video singkat dengan format vertikal TikTok meluncurkan event terbarunya yakni TikTok Talk+ pada Kamis (28/10) bertepatan dengan hari sumpah pemuda.
TikTok Talk+ ini merupakan salah satu rangkaian event yang dibuat oleh TikTok untuk menjadikan wadah bagi para kreator dan juga public figure untuk bisa membagikan ilmu-ilmu kepada para penontonnya melalui fitur live streaming dan akan diselenggarakan selama dua hari hingga Jumat (29/10).
“Event ini nantinya akan dilaksanakan secara livestream dan akan terdapat lebih dari 15 sesi yang terdiri dari berbagai topik, mulai dari pendidikan, musik, pembuatan konten, dan ada pula berbagai speakers yang memang berpengalaman di bidangnya,” ujar Head of Operations TikTok Indonesia Angga Anugrah Putra, dalam konferensi pers peluncuran TikTok Talk+, Kamis (28/10).
Dirinya menjelaskan bahwa diluncurkannya acara TikTok Talk+ bersamaan dengan hari peringatan Sumpah Pemuda dikarenakan acara ini ditujukan untuk mendorong anak-anak muda, khususnya pengguna TikTok untuk bisa ikut berkontribusi dalam berkarya, sesuai dengan kampanye yang memang TikTok jalankan saat ini, yakni #SamaSamaBerkarya.
“Kalau dulu para pemuda berjuang untuk negara sesuai dengan zamannya, sekarang para generasi muda juga masih punya peran dan tugas yang sama, bedanya kita harus bisa sama-sama berkarya dengan memanfaatkan platform yang ada,” tambahnya.
Hasil Kolaborasi dengan Kemendikbudristek
Perlu diketahui, TikTok Talk+ ini merupakan program kolaborasi antara TikTok Indonesia dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang juga sedang menyelenggarakan kampanye Cerdas Berkarakter bagi para generasi muda Indonesia.
Rusprita Putri Utami selaku pihak dari Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek mengungkapkan apresiasi dari peluncuran acara dan program ini karena sangat membantu pihak pemerintah untuk bisa membantu melancarkan kampanye Cerdas Berkarakter.
“Generasi muda saat ini menjadi motor penggerak bangsa Indonesia. Sejalan dengan itu, saya sangat mengapresiasi upaya TikTok untuk bisa menyediakan program seperti TikTok Talk+ ini karena bisa menjadi sarana pengetahuan bagi para generasi muda dan juga sarana mereka untuk bisa berekspresi dengan berkarya,” ujar Rusprita.
Rusprita menjelaskan bahwa saat ini kampanye Cerdas Berkarakter yang sedang diadakan oleh Kemendikbudristek memang masih banyak hal-hal yang harus dievaluasi karena belum terselenggara dan tersampaikan dengan maksimal. Tapi dengan adanya TikTok, pihak pemerintah khususnya Kemendikbudristek jadi banyak terbantu, terutama terkait pendidikan karakter.
“Saat ini, Kemendikbudristek sedang memerangi tiga isu kritis, di antaranya intoleransi, perundungan, dan kekerasan seksual. Hal-hal ini banyak dibahas oleh para kreator TikTok dan akan diangkat pula dalam TikTok Talk+ sehingga pesan yang ingin kami sampaikan bisa lebih tersampaikan,” tambahnya.
TikTok Berevolusi Menjadi Sarana Belajar
Saat ini, platform media sosial, khususnya TikTok tak lagi hanya menjadi sarana hiburan, namun juga dimanfaatkan sebagai sarana belajar.
Hal ini disampaikan oleh Angga, karena faktanya kampanye #SamaSamaBelajar yang pernah dilakukan oleh TikTok telah berkembang secara pesat dengan konten-konten edukasi y ang beragam pula dari para kreator TikTok.
“Selama pandemi, TikTok berevolusi menjadi tempat untuk belajar. Banya orang datang ke TikTok untuk mengonsumsi konten edukasi dan juga membagikan pengetahuan dan kemampuan mereka,” jelas Angga.
Konsumsi dan penggunaan fitur live streaming juga semakin meningkat karena dengan melakukan livestream, para kreator dan penonton bisa langsung berinteraksi satu sama lain. “Hal itulah yang bisa menjangkau banyak audiens, menginspirasi banyak user agar mereka lebih produktif dan kreatif lagi,” tambahnya.
Pola Pikir Generasi Muda Harus Berkembang
Sejalan dengan hal tersebut, Psikolog Analisa Widyaningrum juga mengatakan bahwa kehadiran media sosial yang sudah menjadi bagian dalam kehidupan anak-anak muda harus diimbangi dengan berkembangnya pola pikir mereka.
Kemajuan internet saat ini diibaratkan seperti pisau, yang bisa berguna sebagai alat bantu masak untuk menghasilkan masakan enak, tetapi juga bisa dipakai untuk membunuh orang lain. Dalam hal ini, para generasi muda harus memanfaatkan adanya platform-platform media sosial dengan berkarya dan bermanfaat bagi orang lain.
“Berdasarkan penelitian yang aku baca, karakteristik anak muda zaman sekarang itu lebih suka yang visual daripada tekstual. Jadi ya, manfaatkan media sosial yang digunakan untuk bisa berguna juga bagi orang lain dengan karya-karya kreatif dan inspiratif,” ujar Analisa.
Meski terkadang media sosial merupakan salah satu platform yang membuat kesehatan mental anak muda menurun, Analisa menjelaskan bahwa hal ini bisa diantisipasi dengan mindset yang berkembang menjadi growth and analytical mindset.
“Sebagai anak muda, kamu harus pikirin apa value dari diri kamu sendiri dan apa value dari media sosial menurut kamu. Kalau kamu memang menganggap media sosial sebagai sarana belajar, ya, optimalisasikan manfaatnya untuk kamu. Berangkat dari situ, kamu akan merasa kehadiran media sosial jadi jauh lebih bermanfaat bagi kehidupanmu sehari-hari,” tutupnya.
Penulis: Chrisstella Efivania
#ElevateWomen