2 Kelompok Masyarakat yang Masuk dalam Daftar Prioritas Vaksin Booster COVID-19

Vinsensia Dianawanti diperbarui 27 Okt 2021, 16:21 WIB

Fimela.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa vaksin booster COVID-19 bakal diberikan kepada masyarakat umum dengan kondisi tertentu. Menkes Budi menjelaskan bahwa kelompok masyarakat yang mendapatkan vaksin booster merupakan kelompok berisiko.

Mereka yang disebut sebagai kelompok masyarakat berisiko adalah tenaga kesehatan dan orang lanjut usia. Namun seperti yang diketahui vaksin booster COVID-19 untuk tenaga kesehatan sudah berjalan.

Kemudian mereka dengan defisiensi imunitas juga bakal dapat booster vaksin COVID-19. Sama halnya dengan yang dilakukan tujuh negara lain di dunia yang memberikan vaksin booster COVID-19 kepada masyarakatnya.

"Sesuai saran WHO, booster akan diberikan ke kalangan masyarakat yang berisiko tinggi dan mengalami defisiensi imunitas yakni orang dengan HIV dan kanker," kata Budi dalam konferensi pers pada Selasa (26/10/2021).

 

2 dari 4 halaman

Mengkaji perpaduan vaksin

Ilustrasi/copyrightshutterstock/sri widyowati

Pemerintah kini tengah mengkaji perpaduan vaksin COVID-19 mana yang bakal optimal untuk dijadikan sebagai booster. Kajian ini dilakukan oleh lembaga penelitian bersama Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).

"Bakal dilihat kombinasi mana yang paling baik. Apakah Sinovac dengan Sinovac atau Sinovac dengan Pfizer. Lalu, apakah AstraZeneca dengan AstraZenecca atau dengan Sinovac atau Pfizer," jelas Budi.

Diharapkan penelitian ini bakal rampung akhir tahun sehingga bisa jadi basis dalam mengambil kebijakan vaksin booster COVID-19.

 

3 dari 4 halaman

Menunggu hasil uji vaksin COVID-19 untuk anak 5-11 tahun

Tidak hanya berfokus pada vaksin booster COVID-19, pemerinta juga saat ini masih menunggu hasil uji klinis dari tiga vaksin pada anak usia muda. Jika negara asal vaksin Sinovac, Sinopharm, dan Pfizer sudah bisa digunakan untuk anak usia 5-11 tahun, Indonesia diharapkan juga melakukan langkah serupa sesegera mungkin.

"Sekarang kita bekerja sama dengan BPOM agar kita bisa mengeluarkan sesegera mungkin sesudah di negara asalnya digunakan untuk anak usia 5-11 tahun," kata Budi.

Bila hasil uji klini selesai tahun ini, Budi berharap tahun depan vaksin tersebut bisa digunakan pada anak.

4 dari 4 halaman

Simak video berikut ini

#elevate women