Pentingnya Deteksi Dini Potensi Kelahiran Caesar untuk Perencanaan Persalinan yang Lebih Matang

Fimela Reporter diperbarui 08 Nov 2021, 08:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Semua calon ibu pastinya ingin mempersiapkan yang terbaik untuk menyambut kelahiran sang anak sejak masa-masa awal kehamilan. Tak hanya mempersiapkan segala perlengkapan bayi, namun mempersiapkan metode persalinan juga harus dipikirkan secara matang oleh sang ibu. 

Persalinan caesar terus meningkat dengan persentase 21% dari semua kelahiran secara global, dan 18% untuk prevalensi skala nasional berdasarkan data dari Riskesdas 2018. Peningkatan umum tersebut terjadi karena munculnya faktor-faktor risiko yang dialami oleh sang ibu sehingga mengharuskan persalinan dilaksanakan secara caesar.

Hal ini perlu diimbangi dengan pengetahuan mengenai keuntungan dan risiko dari metode persalinan tersebut, terutama bagi kesehatan sang anak. Corporate Communications Director Danone Indonesia Arif Mujahidin mengungkapkan bahwa faktanya pengetahuan masyarakat mengenai persalinan caesar ini masih sangat minim. 

“Banyak pasangan-pasangan muda yang masih perlu pengetahuan ini. Maka dari itu, Danone Specialized Nutrition hadir untuk membantu para calon orangtua untuk bisa mendapatkan informasi yang benar karena mempersiapkan kelahiran juga butuh waktu yang panjang,” ujar Arif dalam webinar Bicara Gizi yang diselenggarakan oleh Danone Specialized Nutrition, Rabu (27/10). 

Webinar yang bertajuk “Rencanakan Persalinan Secara Matang dengan Tes Potensi Caesar” ini membahas tuntas apa saja hal-hal yang harus diketahui para calon orangtua yang sedang menanti kelahiran sang anak, dan memberikan pengetahuan serta perspektif baru terkait persalinan dengan metode caesar mulai dari risiko hingga cara deteksi dininya. 

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Keuntungan dan Risiko Persalinan Caesar

Ilustrasi Pemeriksaan Kehamilan untuk mempersiapkan persalinan/Credit: pexels.com/Mart

Perlu diketahui, persalinan dengan metode apapun merupakan metode yang aman bagi ibu dan bayi. Namun, biasanya memang ada pertimbangan-pertimbangan khusus sebelum sang ibu bisa bersalin secara normal atau caesar. 

Kedua metode memiliki keuntungannya masing-masing. Dokter Spesialis Obsstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal, Dr. dr. Rima Irwinda, SpOG(K) menjelaskan bahwa persalinan caesar memiliki beberapa keuntungan, di antaranya pembiusan yang membuat ibu tak perlu merasakan rasa sakit, dapat direncanakan sesuai tanggal yang diinginkan, serta proses persalinannya yang lebih singkat.

“Biasanya persalinan caesar memang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni faktor maternal yang memang terjadi karena kondisi sang ibu, faktor keinginan sendiri, ataupun dari sisi janin serta tali pusat yang memang mengalami kelainan,” ujar Rima menjelaskan kasus-kasus yang memerlukan kelahiran caesar. 

Meski begitu, persalinan caesar juga menimbulkan beberapa risiko yang berpengaruh pada kesehatan ibu dan bayi.

Ibu akan berisiko mengalami infeksi luka pascaoperasi, pendarahan, perlekatan setelah operasi, depresi setelah melahirkan, komplikasi akibat anestesi, hingga pembekuan darah yang berpotensi menyumbat paru. Sedangkan pada bayi, bayi akan berisiko mengalami kesulitan bernapas sementara pada bayi. 

“Ibu yang menjalani kelahiran caesar akan memiliki angka kehamilan lebih rendah 9% dan angka kelahiran lebih rendah 11% di masa mendatang dibandingkan ibu yang melahirkan secara normal,” tutur Rima. 

3 dari 4 halaman

Persalinan Caesar Memengaruhi Sistem Imun Bayi

Ilustrasi persalinan caesar (Dok.Unsplash/Jonathan Borba)

Meski sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam persalinan caesar tidak akan begitu berisiko parah terhadap bayi. Namun ternyata, persalinan secara caesar akan berpengaruh terhadap sistem imun bayi, terutama pada masa pertumbuhan di 1000 hari pertama kehidupannya. Hal ini dikemukakan oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi, dr. Molly D. Oktarina, SpA(K).

“Salah satu risiko metode kelahiran caesar adalah menyebabkan gangguan keseimbangan kolonisasi mikrobiota di saluran pencernaan anak dan ini akan berpengaruh secara langsung terhadap daya tahan tubuhnya,” ujar Molly menjelaskan risiko yang akan terjadi dalam diri sang anak yang lahir secara caesar. 

Perlu diketahui, anak yang lahir secara normal akan mendapatkan mikrobiota vagina, yakni lactobacillus yang akan berperanuntuk memproduksi sitokin yang baik untuk perkembangan sistem imun. Sedangkan pada anak yang lahir secara caesar, akan mendapatkan mikrobiota kulit, yakni staphilococcus yang berhubungan dengan tertundanya laktasi, atau kekurangan ASI. 

Dalam hal ini, Molly menyarankan untuk berupaya secara optimal untuk membantu perkembangan sistem imun anak dengan melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) dan juga memberikan ASI eksklusif hingga anak berusia 6 bulan. 

“Jika memang tak ada komplikasi ataupun kontraindikasi medis, usahakan memilih metode kelahiran normal, sehingga bisa langsung melakukan IMD. Namun, tak masalah jika memang harus melahirkan secara caesar, yang penting penuhi kebutuhan gizi si kecil dengan memberikan ASI eksklusif, nutrisi yang seimbang, serta melakukan imunisasi secara rutin,” tambahnya.

4 dari 4 halaman

Cara Melakukan Deteksi Dini Potensi Caesar

Peluncuran tes potensi caesar sebagai alat deteksi dini persalinan (Foto: dok. Danone Specialized Nutrition)

Biasanya, sebagian besar ibu melakukan kelahiran secara caesar secara mendadak karena kurangnya persiapan dan kurang tahu mengenai kondisi dirinya dan sang bayi. 

Maka dari itu, Danone Specialized Nutrition meluncurkan alat pendeteksi dini potensi kelahiran caesar, yakni Tes Potensi Caesar 2.0, yang bisa digunakan oleh para ibu hamil mulai dari trimester 1 hingga trimester 3 kehamilannya. 

“Setiap metode kelahiran itu punya faktor pendukung dan risikonya masing-masing, maka dengan persiapan yang tepat, seorang ibu bisa mengetahui bagaimana mempertimbangkan metode kelahiran yang tepat dan aman bagi ibu untuk menyambut si kecil,” ujar Digital Manager Danone Indonesia Ceasyalya Tahara, dalam webinar tersebut. 

Alat pendeteksi ini adalah versi kedua dari Tes Potensi Caesar yang pernah diluncurkan sebelumnya. Bedanya, Tes Potensi Caesar 2.0 ini hanya memiliki 7 pertanyaan utama yang memang sudah disederhanakan dari 16 pertanyaan sebelumnya. 

“Ketujuh pertanyaan itu merupakan faktor utama dalam mempertimbangkan metode persalinan, kami menggunakan 7 faktor tersebut sebagai landasan tools kami, jadi hasilnya memang lebih precise dan lebih teruji ilmiah karena dibuat berdasarkan studi,” tutupnya.

Harapannya, dengan hadirnya alat pendeteksi ini, para calon orangtua bisa lebih paham hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan untuk menyambut kelahiran sang anak, dan semakin siap dalam mengantisipasi risiko-risiko yang mungkin akan terjadi ke depannya.

 

Penulis: Chrisstella Efivania

#ElevateWomen