Fimela.com, Jakarta Pengeroposan gigi adalah salah satu masalah gigi yang paling umum terjadi pada bayi dan balita. Meski bayi hanya mengonsumsi ASI dalam kesehariannya, tetapi ASI juga berpotensi untuk membuat gigi bayi keropos, loh.
Melansir Liputan6.com, ASI memiliki kadar laktosa tinggi dibanding dengan susu formula, yang tidak memiliki rasa sama sekali sehingga bisa juga menyebabkan kerusakan pada gigi.
Perlu diketahui, gigi keropos pada bayi dan balita lebih cepat terjadi karena lapisan giginya belum sempurna seperti orang dewasa. Meski begitu, kondisi ini bukanlah hal yang wajar.
Bayi dan balita masih memiliki ambang rasa nyeri yang rendah, sehingga mereka baru mengeluhkan rasa sakit akibat gigi keropos itu jika kerusakannya sudah parah.
Maka dari itu, sebagai upaya pencegahan, kamu harus mengetahui apa saja penyebab dari gigi keropos yang terjadi pada bayi dan balita, serta cara mengatasinya jika gigi mereka sudah terlanjur keropos. Fimela.com telah merangkum hal-hal tersebut dari berbagai sumber, dan bisa kamu simak selengkapnya di bawah ini.
What's On Fimela
powered by
Penyebab Pengeroposan Gigi pada Bayi dan Balita
Melansir dari ensiklopedia kesehatan yang diterbitkan oleh University of Rochester Medical Center, Selasa (26/10), gigi keropos yang terjadi pada bayi dan balita disebabkan oleh bakteri dan hal lainnya.
Bisa terjadi ketika makanan yang mengandung karbohidrat tertinggal di gigi. Makanan tersebut termasuk susu, soda, kue, jus buah, sereal, dan roti. Bakteri yang biasanya hidup di mulut akan mengubah makanan-makanan tersebut menjadi asam.
Kombinasi antara bakteri, makanan, asam, dan air lius akan membentuk zat yang disebut plak dan menempel pada gigi. Seiring berjalannya waktu, jika gigi tidak mendapatkan perawatan khusus, asam yang dibuat oleh bakteri tersebut akan menggerogoti email gigi dan akan membuat gigi keropos ataupun berlubang.
Yang Harus Dilakukan Jika Gigi Anak Keropos
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kerusakan gigi pada anak tak selalu menyebabkan rasa sakit, sehingga harus ada kerusakan parah untuk bisa mengidentifikasi pengeroposan tersebut.
Melansir laman Healthline, jika terdapat tanda-tanda seperti:
- Flek hitam di gigi
- Bintik putih di gigi
- Menangis atau rewel
- Kepekaan terhadap maanan atau minuman dingin
- Mulut bengkak dan menghindari suatu makanan
Kamu perlu mencurigai apakah gigi si kecil mengalami pengeroposan tingkat parah bahkan hingga gigi berlubang. Kamu dapat memeriksakan gigi anak pada dokter gigi untuk mencari tanda-tanda pembusukan dan kemudian merekomendasikan perawatan berdasarkan tingkat kerusakan gigi.
Sebagai upaya pencegahan, kamu juga bisa melakukan cara-cara berikut agar terhindar dari pengeroposan gigi sejak dini yang terjadi pada bayi dan balita:
- Mengatur pola makan dan kebiasaan anak yang berkaitan dengan konsumsi gula. Jika ingin makan permen atau es krim yang memiliki rasa manis, waktu yang tepat untuk mengonsumsinya adalah setelah makan besar dan dijadikan sebagai makanan penutup (dessert)
- Menyikat gigi selama kurang lebih dua menit, minimal dua kali sehari. Waktu paling baik adalah ketika pagi setelah sarapan ataupun malam sebelum tidur.
- Kontrol ke dokter gigi secara berkala setiap bulannya.
- Mengatur pemberian susu botol. Waktu paling baik adalah sebelum ia tidur dalam waktu yang lama, yakni pada malam hari.
- Menghindari makanan dan minuman yang menyebabkan gigi keropos, terutama yang mengandung rasa asam dan soda.
Penulis: Chrisstella Efivania
#ElevateWomen