Perempuan dalam Bingkai Kesalahan dan Kesendirian

Endah Wijayanti diperbarui 26 Okt 2021, 08:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Di bulan Oktober yang istimewa kali ini, FIMELA mengajakmu untuk berbagi semangat untuk perempuan lainnya. Setiap perempuan pasti memiliki kisah perjuangannya masing-masing. Kamu sebagai perempuan single, ibu, istri, anak, ibu pekerja, ibu rumah tangga, dan siapa pun kamu tetaplah istimewa. Setiap perempuan memiliki pergulatannya sendiri, dan selalu ada inspirasi dan hal paling berkesan dari setiap peran perempuan seperti tulisan Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Elevate Women: Berbagi Semangat Sesama Perempuan di Share Your Stories Bulan Oktober ini.

***

Oleh:  Asyifa HK

Perempuan. Katanya mereka adalah yang istimewa. Mereka yang luar biasa dengan segala hal yang Tuhan beri. Mereka yang selalu berperasaan dalam alur hidupnya, yang selalu menyangkut pautkan hati bahkan dalam hal menulis artikel ini. Perempuan. Ya, tentang mereka bahkan tidak pernah habis untuk dibicarakan.

Apa kabar setiap perempuan bersama kisahnya? Kuharap selalu ada bagian baik yang bisa diceritakan. Ya, semoga. Aku ingin mengatakan, bahwa tidak semua perempuan beruntung mendapatkan arti pelukan hangat, arti cinta, dan arti kasih sayang orang terdekatnya. Ada beberapa dari mereka yang tidak tahu harus memeluk siapa, tidak tahu mengadu pada siapa, dan menumpahkan tangis pada siapa. Beberapa dari mereka katanya perempuan yang tidak boleh ditemani. 'Perempuan salah' yang akan selalu disalahkan. Mereka, yang sedang kesulitan mencari bela dari orang terdekatnya, tapi tidak ada. Lagi-lagi, katanya mereka 'perempuan salah'.

Sampai sekarang, aku masih mencari bentuk 'perempuan salah' seperti apa yang dimaksud itu. Perempuan yang tidak pernah dilihat keberadaannya. Bahkan selalu dipertanyakan. Siapa mereka?

Mereka adalah perempuan yang tidak sengaja membuat kesalahan lalu menghancurkan hidupnya. Bukan, bukan keinginan mereka. Sekali lagi bukan keinginan mereka. Menjadi salah dan hancur bukanlah ingin mereka. Mereka hanya sedang khilaf dan tidak tahu harus berbuat apa selain melakukan kesalahan itu. Dan semesta, hanya sedang mengizinkannya untuk melakukan kesalahan, pada izin itu, mungkin ada harga mahal yang harus dibayar.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Yang Kupahami

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/Opat+Suvi

Kurasa, setiap orang selalu diberikan kesempatan untuk bersalah. Hanya saja, kacamata yang melihat selalu berbeda-beda. Dari sudut manapun, kesalahan itu tidak akan pernah bisa dibenarkan. Bahkan membenarkan mereka pun, akan terdengar salah.

Iya, 'perempuan salah' benar-benar sendiri. Yang naif dan merasa paling hebat hidupnya, semakin menyudutkan dirinya. Merundung dirinya, lalu menenggelamkannya ke dasar nestapa. Betapa harga mahal yang harus dibayar atas kesalahan itu. Itu memang sudah konsekuensi. Mereka pun pantas dan layak mendapatkan itu.

Tapi, apa hukuman itu haruslah sesama perempuan juga? Apakah mereka yang merundung haruslah perempuan lagi? Apakah mereka yang menjatuhkan, haruslah seorang perempuan? Berbuat kesalahan adalah hakikat manusia, tapi menghukum kesalahan itu bukanlah tugas kita. Di alam sadar, manusia selalu bertindak sesuai emosi dan logika, lalu kenapa mereka justru dengan sadar merundung 'perempuan salah'

Seorang perempuan yang sedang sendiri, memeluk dirinya karena ketakutan. Takut akan mulut-mulut mereka yang jahat. Bahkan lebih jahatnya dari dingin dalam kesendirian hujan. Mereka yang ketakutan, dengan tangis yang luar biasa. Tidak ada yang memeluk, merangkul, menguatkan, bahkan menenangkan.

Semesta memang lucu, di sudut lain ada makhluk bumi yang sedang bersuka cita. Tapi bagian lainnya, sedang memeluk tubuhnya sendiri, dibaluti air mata yang tak pernah henti. Bukan tak pernah, mereka bahkan tidak tahu bagaimana caranya berhenti.

Mereka butuh kalian. Katakan saja jika mereka salah, lalu setelah itu peluk mereka dan perlahan bantu mereka untuk memperbaiki 'salah'  itu. Bukan menjauhi mereka, lalu menghabisinya dalam keterpurukan. Katakan saja mereka manusia terburuk, katakan saja, lalu setelah itu tenangkan mereka dan semangati bahwa apapaun yang akan terjadi kami semua ada untukmu. Bukan pergi, lalu membiarkan mereka sendiri. Benar benar sendiri.

Sampai kapan pun, 'perempuan salah' akan tetap dianggap seperti itu. Kesalahannya adalah cover buku yang akan dilihat tanpa dibuka, dibaca, dimengerti. Tidak. Mereka tidak akan pernah disentuh.

Jika semesta mengizinkan, aku ingin dalam satu waktu setiap orang melihat diriku. Bukan. Bukan dengan kesalahanku. Tapi dengan orang yang hebat, karena mampu bangkit dari semua salah yang terjadi. Bukan masa kalu dari kesalahan itu. Lalu untuk apa menciptakan masa depan? Jika mata manusia hanya bisa melihat masa lalu dengan salahnya.

Izinkan aku, untuk bisa menganggap diriku bukanhlah sosok yang salah, karena kenyataannya setiap manusia pun salah. Lalu kenapa? Mereka tidak melihat salah itu dari manusia lain juga. Apa karena katanya, kesalahanku terlalu besar? Entahlah, aku tidak memiliki hak untuk mengatakan itu. Karena lagi-lagi aku percaya, semesta selalu bertindak adil tanpa kacamata yang berbeda.

#ElevateWomen