Pengakuan Model Victoria's Secret yang Alami PTSD Setelah Show

Vinsensia Dianawanti diperbarui 25 Okt 2021, 12:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Seorang mantan model Victoria's Secret membuka diri tentang dampak buruk bekerja untuk merek tersebut. Terutama bagi kesehatan fisik dan mentalnya.

Adalah Bridget Malcolm yang merupakan model asal Australia yang pernah menapakkan kaki dan berjalan di Victoria's Secret Fashion Show pada 2016.

Ia mengatakan menstruasinya berhenti bahkan dia hampir tidak bisa membaca buku. Malcolm pun akhirnya mengandalkan obat untuk mengatasi kecemasan dan agar bisa tidur sepanjang malam sambil mempersiapkan runway.

Dalam Podcast "Fallen Angel" yang dipandu oleh jurnalis Vanessa Grigoriadis dan Justine Harman, Malcolm bercerita bagaimana ia menggambarkan perasaan lapar sepanjang waktu.

"The Angels itu sangat kurus, ukurannya, bentuknya sama, semuanya. Dan saya ingin menjadi salah satu dari gadis-gadis itu," katanya.

 

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Hanya tidur dan olahraga

Seorang mantan model Victoria's Secret sebut alami masalah mental setelah show (instagram/bridgetmalcolm)

Malcolm hanya berolahraga dan tidur namun ia merasa sangat lapar. Iapun bergantung pada obat anti kecemasan untuk melewati malam. Ia juga bercerita bahwa ia tidak merasakan dirinya dan kehilangan kepribadian dalam proses penurunan berat badan.

“Setelah menghabiskan tiga bulan tidak makan apa pun (selain) protein shake dan sayuran kukus dan berolahraga, saya tidak merasa seksi, saya bahkan tidak tahu seperti apa rasanya saat ini,” katanya.

Setelah pertunjukan 2016, Malcolm memutuskan diet dan gaya hidupnya tidak berkelanjutan atau sehat. Tahun berikutnya, Malcolm dikeluarkan dari Fashion Show 2017 setelah pinggulnya naik setengah inci.

 

3 dari 4 halaman

Industri yang eksploitatif

“Ketika saya ditolak dari pertunjukan pada tahun 2017 pinggul saya 33,5 (inci),” kenangnya.

Sejak meninggalkan perusahaan, Malcolm telah didiagnosis dengan gangguan stres pasca-trauma yang kompleks. Ia telah menderita serangan panik dan telah menghadapi "perjuangan kesehatan mental yang serius".

Ini bukan pertama kalinya Malcolm berbicara tentang penderitaan kesehatannya saat dia bekerja untuk merek tersebut. Dalam sebuah wawancara dengan 60 Minutes Australia bulan lalu, Malcolm menggambarkan merek tersebut sebagai "sangat eksploitatif".

4 dari 4 halaman

Simak video berikut ini

#elevate women