Review Buku Sebelum Perempuan Bercinta

Endah Wijayanti diperbarui 25 Okt 2021, 07:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Apakah seks dan cinta itu sama? Apakah cinta harus selalu dibuktikan dengan hubungan intim? Bagaimana jika pacar mengancam putus bila dia memaksamu untuk berhubungan seks padahal kamu punya prinsip sendiri soal seks? Dalam salah satu esai berjudul Seks Tidak Sama dengan Cinta di buku Sebelum Perempuan Bercinta, ada penjelasan yang sangat menarik.

"Perempuan dan lelaki juga bisa memilih untuk menjalankan seks ketika sudah menikah. Kamu berhak menggunakan prinsip itu. Jika pasanganmu tidak dapat menyetujuinya, jalan terbaiknya adalah berpisah," tulis Dea Safira. Dijelaskan bahwa cinta tak seharusnya memaksa kita melakukan apa pun. Seperti dalam prinsip soal berhubungan seks, kalau tidak bisa saling menghargai apalagi sampai ada manipulasi, maka itu bisa menjadi semacam tanda bahaya tentang hubungan yang tidak sehat. 

Pembahasan soal seks tak semestinya menjadi hal tabu. Khususnya bagi perempuan, penting bagi kita untuk mengenal tubuh kita sendiri dengan baik. Serta senantiasa bertanggung jawab atas pilihan prinsip hidup yang dipegang. Selain itu, yang tak kalah penting adalah kita perlu paham betul cara melindungi diri kita agar tidak terjebak dalam hubungan yang manipulatif atau hubungan yang justru hanya akan menyiksa diri sendiri.

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Sebelum Perempuan Bercinta

Buku Sebelum Perempuan Bercinta./Copyright Endah

Judul: Sebelum Perempuan Bercinta

Penulis: Dea Safira

Penyunting: Rifai Asyhari

Pemeriksa aksara: Zaim Yunus

Penata isi & desain sampul: M. Sadam Husaen

Ilustrator isi: Dea Safira

Cetakan kedua, April 2021

Penerbit: EA Books, Buku Mojok Group

Sejak kecil sistem pengetahuan dan norma masyarakat menjauhkan perempuan dari tubuhnya, membuatnya merasa asing bahkan tak jarang membenci tubuh sendiri. Kamu harus menjaga kesucian, tubuh kamu milik suamimu kelak, perempuan enggak boleh ngomong jorok—dan sederet ucapan lain yang menghambat upaya mengenal tubuh.

Buku ini merupakan jawaban kecil dari beberapa kegelisahan perempuan muda atas tubuh mereka, yang bingung kenapa bagian tertentu dapat merasakan kedutan, atau mengapa vaginanya mengeluarkan cairan ketika terstimulasi. Kesannya memang remeh, tetapi pertanyaan-pertanyaan demikian turut menghantui perempuan dan membuat mereka gelisah akan diri sendiri. Dea Safira menguraikan gagasan seputar cara mengenali tubuh dan mengetahui apa yang benar-benar kita inginkan, hingga akhirnya kita dapat berdaya atas tubuh sendiri.

***

Sebelum Perempuan Bercinta, buku ini berisi kumpulan tulisan yang terbagi atas lima bagian: Seks yang saya Pahami; Seks Sebenarnya, Seks tanpa Paksaan; Panduan bagi Perempuan untuk Menikmati Seks; Keperawanan dan Seks Pertama; dan Kontrasepsi. Di antara kita mungkin ada yang masih merasa kebingungan dalam mengenali tubuh sendiri dan seksualitas. Bahkan kadang masih merasa malu atau enggan untuk memahami bahasan yang sebenarnya penting untuk hidup kita. 

Membekali diri dengan pengetahuan tentang seksualitas yang cukup bisa menjadi langkah awal untuk merasa lebih nyaman dengan diri sendiri. Selain itu, bisa menjadi cara agar kita terhindar dari hubungan yang tidak sehat. Pemilik tubuh ini adalah diri kita sendiri, bukan pria atau bahkan pasangan kita. Maka dari itu, penting untuk tidak lagi enggan mengeksplorasi tubuh sendiri supaya bisa menemukan kenyamanan yang memang kita butuhkan.

"Merasakan kelekatan dengan orang pertama yang berhubungan seks adalah hal wajar. Cara terbaik adalah bijak memilih pasangan seksual. Kita harus bisa berdaya, membekali diri dengan pengetahuan tentang pendidikan seksual. Kita juga harus paham bahwa kita sendiri punya kuasa untuk menentukan respons terhadap aktivitas seksual yang kita lakukan." (hlm. 136)

Kita boleh memiliki prinsip sendiri soal aktivitas seksual atau keintiman. Setiap pilihan pun perlu disertai dengan tanggung jawab. Dalam Memilih Pasangan Seks dengan Bijak, ada sejumlah poin penting yang dipaparkan. Memang tidak ada panduan pasti alam memilih pasangan. Hanya saja kita pun perlu senantiasa melakukan tindakan preventif agar tidak terjebak dengan rayuan dan manipulasi belaka. 

Beberapa bahasan di buku ditulis berdasarkan pengalaman dan pilihan pribadi penulis. Tidak ada kesan menggurui dalam uraiannya. Justru setiap pembahasan yang disampaikan memberikan sudut pandang yang lebih luas soal seksualitas dan pentingnya seorang perempuan membekali diri dengan pengetahuan tetang seksualitas yang cukup. Topik tentang upaya untuk lebih mencintai diri sendiri dan mengenali tubuh sendiri pun sangat menarik diikuti.

Buku ini bisa jadi referensi bacaan yang bagus bagi siapa saja yang ingin menggali topik tentang seksualitas dengan lebih luas lagi. Bahasa yang digunakan juga sangat mudah dipahami. Ringan dan tidak menggurui. Ada banyak info menarik juga terkait masturbasi, kontrasepsi, keperawanan, hingga sejumlah tantangan yang dihadapi perempuan saat berupaya untuk berdaya atas tubuhnya sendiri. 

#ElevateWomen