Perempuan Sulung yang Dituntut sebagai Panutan, Kadang Merelakan Dirinya Telat Menikah

Endah Wijayanti diperbarui 23 Okt 2021, 08:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Di bulan Oktober yang istimewa kali ini, FIMELA mengajakmu untuk berbagi semangat untuk perempuan lainnya. Setiap perempuan pasti memiliki kisah perjuangannya masing-masing. Kamu sebagai perempuan single, ibu, istri, anak, ibu pekerja, ibu rumah tangga, dan siapa pun kamu tetaplah istimewa. Setiap perempuan memiliki pergulatannya sendiri, dan selalu ada inspirasi dan hal paling berkesan dari setiap peran perempuan seperti tulisan Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Elevate Women: Berbagi Semangat Sesama Perempuan di Share Your Stories Bulan Oktober ini.

***

Oleh: Ribka Ginting

Saya berasal dari keluarga sederhana. Tetapi dari kecil, orang tua berusaha memberikan yang terbaik untuk saya terutama pendidikan. Waktu SMU saya disekolahkan di salah satu SMU Plus ternama di daerah saya. Orang tua selalu mengusahakan agar semua kebutuhan saya tercukupi.

Entah bangaimana pun caranya, sesusah apa pun itu mereka tetap berusaha memberikan yang terbaik tanpa melibatkan saya ke dalam masalah yang mereka hadapi. Banyak harapan besar yang diharapkan dari kehadiran saya di keluarga. Terutama sebagai kakak yang menjadi contoh baik untuk adik-adiknya. Tetapi ketika kuliah, saya harus menjalani kuliah di fakultas yang tidak saya minati sama sekali.

Saya memilih jurusan itu hanya untuk menyelamatkan diri saya agar nama saya terpampang di peserta lulus ujian seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri. Sekali lagi, ini untuk memotivasi adik-adik saya supaya bisa lulus di PTN yang lebih baik dari saya.

Alhasil ketiga adik saya lulus di PTN favorit. Pada saat itu ibu saya bilang, "Kalau kakaknya berhasil, adik-adiknya pun pasti berhasil." Ya, banyak hal yang tidak sesuai minat saya, tetap saya jalani demi mencontohkan konsistensi dan tanggung jawab ke adik-adik.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Menjadi Perempuan Kuat

Melakukan yang terbaik./Copyright Ribka Ginting

Saya bekerja di bidang yang tidak saya minati, mengalahkan keraguan saya dengan kemampuan saya sendiri demi membantu orangtua menyekolahkan adik-adik saya. Sebagai seorang kakak, anak tertua, saya tidak mau hanya saya yang berhasil, saya ingin adik-adik saya pun berhasil dan membanggakan orang tua. 

Hingga akhirnya saya menikah terlambat karena saya ingin menikah setelah adik saya paling kecil sarjana. Tuhan mendengar doamu walaupun sedikit menyesal pernah meminta itu.

Dalam kesendirian sebelum menikah, saya berusaha untuk menjadi perempuan mandiri dan tidak cengeng. Toh, jodoh di tangan Tuhan, kan? Tuhan akan mempertemukanmu dengan orang yang tepat pada waktu yang tepat secepatnya.

Walau seribu mulut mencibir kesendirian saya, I'm happy with my life. Saya menikmati setiap perjalanan saya dalam kesendirian saya. Sampai saya berproses bertemu dengan suami. Tidak ada yang mudah, tapi menjadikan dirimu sendiri untuk layak dicintai dengan tulus itu lebih baik daripada menjadi murahan karena sudah berumur. 

Setiap wanita adalah istimewa dengan membawa misi dan proses dalam hidup yang berbeda beda. So, syukuri dirimu, syukuri proses hidupmu, syukuri berkat-berkat Tuhan yang kamu terima. Jadilah mandiri. Jadilah pengasih dan bertanggung jawab.

#ElevateWomen