Fimela.com, Jakarta Di bulan Oktober yang istimewa kali ini, FIMELA mengajakmu untuk berbagi semangat untuk perempuan lainnya. Setiap perempuan pasti memiliki kisah perjuangannya masing-masing. Kamu sebagai perempuan single, ibu, istri, anak, ibu pekerja, ibu rumah tangga, dan siapa pun kamu tetaplah istimewa. Setiap perempuan memiliki pergulatannya sendiri, dan selalu ada inspirasi dan hal paling berkesan dari setiap peran perempuan seperti tulisan Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Elevate Women: Berbagi Semangat Sesama Perempuan di Share Your Stories Bulan Oktober ini.
***
Oleh: Reny Kristiyani
Keputusan besar itu saya ambil tepat dua tahun yang lalu setelah saya melahirkan anak ketiga. Ya, saya memutuskan untuk berhenti bekerja. Berhenti dari sebuah pekerjaan yang mungkin paling diidamkan banyak orang.
Ini adalah sebuah prestasi tersendiri bagi saya. Ketika waktu itu, tahun 2009, saya dinyatakan lulus penerimaan CPNS pada sebuah kementerian. Betapa orang tua saya begitu senang dan bangga ketika saya tunjukkan hasil pengumuman kelulusan.
Sebagai anak perempuan pertama tentu hal ini menjadi motivasi tersendiri bagi saya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan menjadi contoh bagi adik-adik lainnya. Bahwa jika kita berusaha dengan sungguh-sungguh maka semuanya akan bisa terwujud. Tentu tak lupa dengan berdoa dan berserah diri kepada Tuhan yang mentakdirkan segalanya.
Begitulah, hari-hari berikutnya saya lalui dengan semangat mengabdikan diri pada instansi tempat saya bekerja. Inilah tempat saya mengaktualisasikan diri. Tempat saya bisa mengamalkan ilmu yang telah saya dapat di bangku kuliah. Tempat di mana keberadaan dan kemampuan saya diakui dan dihargai.
Dilema itu Datang
Hingga akhirnya tahun 2012 saya dipertemukan dengan jodoh yang saya idamkan. Betapa lengkapnya terasa hidup ini. Apalagi setelah itu saya dikaruniai seorang putri yang sangat kami sayangi. Saya merasa menjadi perempuan paling sempurna dan bahagia.
Namun kebahagian itu kian lama terasa sulit saya nikmati. Kegembiraan saya berubah menjadi kegelisahan ketika cuti bersalin habis dan saatnya saya kembali bekerja. Meninggalkan anak saya yang baru berumur tiga bulan bersama seorang asisten rumah tangga.
Meskipun saya tahu dia menjaga anak saya dengan baik, ada sesuatu yang membuat saya begitu merasa bersalah. Jam kerja seven to four membuat saya banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Sehingga membuat kehilangan banyak sekali momen berharga dengan anak. Melewatkan momen pertama kali dia bisa berdiri sendiri, saat kata pertama terucap dari bibirnya, atau ketika dia melangkahkan kaki untuk pertama kali.
Kegelisahan itu bertambah ketika dua tahun berikutnya ada kehadiran anak kedua. Saya merasa kewajiban sayalah untuk mendampingi tumbuh kembang mereka. Serta menjadi pendidik pertama bagi golden age anak-anak saya.
Ketika Saya Harus Memutuskan Pilihan
Kegelisahan-kegelisahan itulah yang pada akhirnya membuat saya yakin dan memutuskan untuk mengajukan berhenti bekerja. Ditambah lagi ketika anak kedua belum genap dua tahun, saya hamil anak ketiga. Suami mendukung keputusan saya untuk resign.
Namun orang tua saya merasa berat jika saya harus melepaskan status pegawai negeri. Bahkan mereka rela jika harus ikut menjaga anak-anak saya demi saya bisa terus bekerja. Perlahan saya pahamkan mereka bahwa kelak sayalah yang akan dimintai pertanggungjawaban atas pendidikan dan pengasuhan anak saya. Bahwa sekarang saatnya orang tua saya untuk menikmati hidup mereka, bukan saya repoti dengan menjaga cucunya.
Meskipun butuh waktu yang tak sebentar, akhirnya orang tua saya mendukung pilihan yang saya ambil. Akhirnya tepat ketika saya melahirkan anak ketiga tahun 2019, surat pengunduran diri saya sebagai abdi negara saya ajukan.
Pengabdianku Kini untuk Keluarga
Kini saya begitu menikmati peran sebagai ibu rumah tangga. Menjadi abdi bagi keluarga. Dan ternyata setelah saya resmi berhenti kerja, Tuhan titipkan satu lagi generasi bangsa untuk saya rawat dan asuh. Yaitu dengan kelahiran anak keempat pada bulan Agustus 2021.
Saya yakin keputusan saya untuk fokus membesarkan anak-anak dengan tangan sendiri juga merupakan bagian dari pengabdian saya pada negara. Kelak suatu saat jika Tuhan mengizinkan, saya akan menyaksikan anak-anak tumbuh menjadi orang-orang besar yang berguna bagi bangsa dan negaranya.
Keberadaan ibu dalam keluarga begitu besar untuk mewujudkan sebuah masa depan bangsa yang hebat. Wahai para ibu yang berkarier di rumah saja, percayalah, peran kalian sangat besar mengantarkan kesuksesan anak-anak kita.
#ElevateWomen