Fimela.com, Jakarta Warna pink dan bulan Oktober memiliki arti besar bagi komunitas pejuang dan penyintas kanker payudara, karena sejak tahun 1992 bulan Oktober ditetapkan sebagai bulan kesadaran kanker payudara.
Kanker payudara merupakan jenis kanker terbanyak kedua setelah kanker paru dengan jumlah kasus baru sebesar 2.089 Juta kasus dan kasus kematian nomor lima tertinggi, sebesar 627.000.
Melansir Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahwa lebih dari 80% kasus kanker payudara ditemukan berada pada stadium yang lanjut yang membuat upaya pengobatan sulit dilakukan. Padahal kanker payudara sangat mudah diobati ketika diketahui sejak dini.
Dengan rutin melakukan deteksi dini melalui cara SADARI (Periksa Payudara Sendiri) dan SADANIS (Periksa Payudara Secara Klinis).
dr. Patsy Djatikusumo, Sp.GK, Advisor Medis Lovepink mengatakan secara medis deteksi dini kanker payudara secara dini faktanya pasien akan memiliki harapan hidup dan sembuh 97 persen. Serta minim kecacatan hingga fungsi tubuh kembali sempurna.
Sedangkan, jika ditemukan di stadium lanjut angka harapan hidup hanya 27 persen. Di mana pengobatan memakan waktu lama dengan biaya yang besar hingga angka kesakitan sangat tinggi. Bahkan, bukan hanya diri sendiri namun akan memengaruhi lingkungan.
“Maka penting lakukan SADARI satu bulan sekali setelah 7-10 hari menstruasi. Kemudian SADANIS dengan pergi ke tenanga medis agar lebih terpercata,” ujar dr. Pasty dalam acara virtual “Goes Pink 2021”.
What's On Fimela
powered by
Pemeriksaan USG Payudara Gratis untuk 1.000 Perempuan Pra-Sejahtera
Meski begitu, bulan Oktober bukan berarti dimaknai dengan kesedihan melainkan sebagai sebuah momentum selebrasi bagi para pejuang dan penyintas kanker payudara akan semangat mereka untuk bertahan dan tetap bersemangat menghadapi masa pengobatan dan pemulihan.
Oktober juga menjadi masa yang dimanfaatkan banyak komunitas kanker payudara untuk berbicara kepada masyarakat luas mengenai pentingnya memahami kanker payudara dan cara mendeteksinya secara dini. Apalagi, Indonesia sendiri memiliki target untuk mewujudkan kondisi bebas kanker payudara stadium lanjut pada tahun 2030.
Salah satu yang komunitas yang menyadarkan masyarakat akan pentingnya deteksi dini kanker payudara ialah Lovepink, sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada kegiatan sosialisasi deteksi dini dan pendampingan bagi sesama perempuan dengan kanker payudara, menjadi salah satu wadah komunitas pejuang dan penyintas kanker payudara yang sejak tahun 2011 mengkampanyekan deteksi dini kanker payudara dengan melalukan pemeriksaan mandiri setiap bulan, pemeriksaan klinis secara reguler, dan mammogram, sebagai cara yang sangat ampuh untuk mengetahui dan mengobati kanker sejak stadium awal.
Tiap tahunnya di bulan Oktober, Lovepink menyelenggarakan Indonesia Goes Pink (IGP), sebuah rangkaian kegiatan yang digunakan untuk mengajak masyarakat luas untuk lebih mawas diri terhadap kanker payudara.
Namun selama pandemi IGP dilakukan secara virtal, begitupun pada Oktober 2021 ini, IGP hadir secara virtual dengan berbagai kegiatan, yaitu Pink Virtual Fun Walk, Run & Ride (3 Oktober), Pink Webinar Series dengan menghadirkan narasumber dokter dan praktisi ahli (15-16 Oktober), dan sebagai acara puncak adalah gathering pejuang dan penyintas kanker payudara Pink Virtual Celebration (31 Oktober).
Dan menariknya, akan ada pemeriksaan USG Payudara Gratis untuk 1.000 Perempuan Pra-Sejahtera. Samantha Barbara, Chairwoman Lovepink mengatakan tahun ini IGP mengangkat tema “Do It, Don’t Quit” dengan landasan pemikiran breast cancer awareness campaign jangan sampai berhenti karena pandemi.
“Kami berharap supaya kita semua terus saling mengingatkan agar tetap memerhatikan kesehatan payudara, dengan tidak melupakan SADARI dan deteksi dini. Seluruh acara kami susun dengan tujuan menumbuhkan kesadaran sambil menciptakan kegembiraan, membekali diri dengan pengetahuan, serta mensyukuri perjalanan hidup dan kehidupan. Kami juga melihat urgensi untuk memberikan akses kepada perempuan pra-sejahtera untuk melakukan deteksi klinis melalui Gerakan 1.000 USG Payudara Gratis,” papar Samantha.
Gerakan ini sangat sejalan dengan perkiraan Badan Kesehaan Dunia yang memperingatkan bahwa secara umum kasus kanker berpeluang naik sebesar 81% di negara miskin dan menengah pada 2040 apabila kita tidak melakukan tindakan yang bisa menurunkan risiko terpapar kanker.
Fertina Tarasari, Ketua Indonesia Goes Pink 2021 mengtakan untuk pelaksanaan Gerakan 1.000 USG Payudara Gratis ini, Lovepink bekerja sama dengan beberapa rumah sakit di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Yogyakarta, Jember, Banjarbaru, dan Padang yang akan dirujuk berdasarkan data lokasi masing-masing peserta.
Pemeriksaan USG payudara gratis ini berlangsung mulai 1 Oktober 2021 dengan bantuan berbagai pihak yang mendukung dari segi dana dan pelaksanaan teknis, di antaranya dari Phillips Foundation, Docquity, dan Astra Life sebagai penyedia asuransi personal accident untuk seluruh peserta. “Tahun ini yang luar biasa kami mengadakan 1000 USG payudara gratis pra sejahtera,” ujar Fertina.
Tri Oetami selaku Wakil Ketua Lovepink mengatakan sesuai misi Lovepink tentang deteksi dini kanker payudara maka USG payudara memang sudah dijalankan menggunakan sebuah mobil namun di masa pandemi ini USG dijalankan di klinik atau rumah sakit.
“Sejak pandemi kami lebih kreatif, jadi USG ini mencoba melakukan sedkit perubahan dengan menggandeng rumah sakit atau klink untuk pemeriksaan. Di 5 wilayah Jabodetabek, Padang, Jember, dan Banjar Baru,” ujar Tri Oetami.
Melalui IGP 2021, Lovepink berharap pemahaman masyarakat akan kanker payudara dapat semakin baik, terutama kesadaran untuk melakukan SADARI secara teratur, yaitu pada hari ketujuh sampai hari kesepuluh dihitung dari hari pertama menstruasi setiap bulannya bagi perempuan.
Sedangkan bagi laki-laki dan perempuan yang sudah menopause dapat dipilih satu tanggal yang tetap setiap bulannya. Manfaatkan juga bulan Oktober setiap tahunnya sebagai pengingat untuk melakukan pemeriksaan klinis, ultrasound dan/atau mammogram.
“Kampanye pemeriksaan dini ini akan terus kami kumandangkan karena kita harus mampu memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk memiliki kesadaran yang lebih baik akan kesehatan mereka. Dengan membangun rutinitas pemeriksaan dini, secara tidak langsung kita juga mendukung terwujudnya tahun 2030 bebas kanker payudara stadium lanjut,” pungkas Samantha.
#elevate women