Menjadi Ibu Tunggal setelah Dua Kali Bercerai, Berat tapi Aku Bangkit dengan Sukacita

Endah Wijayanti diperbarui 18 Okt 2021, 07:52 WIB

Fimela.com, Jakarta Di bulan Oktober yang istimewa kali ini, FIMELA mengajakmu untuk berbagi semangat untuk perempuan lainnya. Setiap perempuan pasti memiliki kisah perjuangannya masing-masing. Kamu sebagai perempuan single, ibu, istri, anak, ibu pekerja, ibu rumah tangga, dan siapa pun kamu tetaplah istimewa. Setiap perempuan memiliki pergulatannya sendiri, dan selalu ada inspirasi dan hal paling berkesan dari setiap peran perempuan seperti tulisan Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Elevate Women: Berbagi Semangat Sesama Perempuan di Share Your Stories Bulan Oktober ini.

***

Oleh: Dita Riyanti Hapsari

Halo untuk semua wanita hebat di luar sana, yang mungkin lebih hebat dari kisahku sekarang. Halo perkenalkan namaku Dita, dan aku ibu dari dua orang anak dari dua kali menikah di dalam kehidupanku. Mungkin ini bukan sesuatu hal yang pantas dibanggakan, tapi aku juga tidak malu untu berbagi tentang kisahku ini.

Usiaku 34 tahun, dan aku menikah pertama kali ditahun 2011, dan yang kedua di tahun 2016. semuanya tidak berjalan dengan yang aku harapkan. Tentu tidak semua orang suka dengan akhir yang seperti ini, apalagi untuk anak perempuanku, anak pertamaku yang mengetahui dan melihat jelas perjalanan hidupku. Tapi takdir kadang mempunyai jalan ceritanya sendiri.

Sesuatu yang mungkin tidak pernah kita bayangkan sebelumnya, akhirnya menjadi hal yang membuatku semakin berkembang. Mungkin kalau aku tidak melewati semua hal ini, aku tak akan pernah meningkatkan diriku menjadi lebih baik, mungkin kalau aku tidak menjalani jalan cerita dari semesta seperti ini aku tidak pernah mengambil hikmah dari semuanya.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Menghapus Air Mata dan Kekecewaan

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

Perjalanan ini tak berjalan selalu baik, sebagai single parent tentu bukan hal yang mudah bagiku untuk menjadi seorang ibu dan ayah dengan segala drama di belakangnya, belum lagi cerita drama dari segala lingkungan sekitarku sekarang.

Untuk bangkit dari "status" ini bukan hal yang mudah, tentu kita semua tahu bagaimana budaya timur menganggap perceraian, status janda sangat negatif untuk beberapa orang, dan aku merasakan betul di bagian ini.

Tapi akhirnya aku sadari, status ini bukan menjadi penghalang bagiku untuk berkembang, untuk memberikan yang terbaik untuk anak anakku, bukan menjadi penghalang untuk aku meneruskan kembali cita citaku. Dengan keadaan sekarang ini membagi waktu antara peran sebagai ibu dan ayah, mengejar cita citaku, mencari nafkah juga bukan hal yang mudah dijalani, mungkin secara teori ini bisa menjadi mudah tapi tidak untuk dipraktikkan.

Akhirnya ini menjadi pelajaran, pengalaman baru untukku yang mungkin kelak bisa aku bagi ke orang lain atau yang mungkin lagi mengalami hal serupa. Aku bersyukur saat ini aku masih diberi kekuatan untuk menjalani kehidupanku dengan sukacita. Akhirnya tidak ada lagi air mata, hubungan yang tidak sehat, dan kekecewaan. Ini karena aku belajar bahwa memang sudah jalan yang dibuat untuk hidupku, untuk diriku yang aku percaya akan selalu ada kebaikan di dalamnya.

#ElevateWomen