Fimela.com, Jakarta Bali dikenal dengan keindahan alam dan budayanya. Untuk merayakan budaya dan arsitektur Bali, Amandari, industri yang bergerak dalam bidang resort dan penginapan, meluncurkan pameran foto 'Timeless Harmony', sebuah peluncuran buku yang menampilkan makna serta filosofi yang lekat di balik arsitektur Bali. Acara dan buku yang akan diluncurkan dari 17 hingga 30 Oktober, akan menceritakan perjalanan 10 tahun Amandari dalam menggabungkan budaya Bali yang jarang diketahui oleh publik.
Melalui lensa fotografer perhotelan, Rusdi Sanad, filsafat Bali yang kental akan budaya dan sejarahnya dengan pendekatan budaya dengan desain arsitektur modern, sentuhan dari SHL Asia, akan ditampilkan melalui 'Timeless Harmony'. Buku ini akan menampilkan lima bab, dengan bab pengantar yang bertemakan Desa Kala Patra.
Desa Kala Patra merupakan frase yang digunakan pada filsafat Bali kuno untuk mengekspolari kemampuan masyarakat dalam beradaptasi di tempat tertentu; Desa, waktu; Kala dan situasi; Patra. Filosofi ini telah melekat pada arsitektur Bali yang terus berkembang seiring zaman modern, tetapi tetap setia pada nilai-nilai budayanya.
Amandari, menjadi resor yang cocok untuk peluncuran buku 'Timeless Harmony'. Sejarah budaya, arsitektur dan lingkungannya yang asri dan alami menjadi ideal untuk menampilkan konsep sejati Desa Kala Patra dari budaya Baku. Pameran buku 'Timeless Harmony' ini juga sekaligus menjadi bagian dari kolaborasi Amandari dengan Ubud Writers & Readers Festival ke-18 2021, yang akan diselenggarakan pada 8 hingga 17 Oktober 2021.
What's On Fimela
powered by
Apresiasi akan budaya dan keindahan alam
'Timeless Harmony' diluncurkan untuk memperingati filsafat yang kental serta memperkenalkan kembali budaya Bali kepada masyarakat luas. Melalui kolaborasi Rusdi Sanad dengan SHL Asia, serta Amandari, sang empu ingin berkontribusi dalam memberi perspektif baru kepada publik mengenai nilai budaya lokal yang sejati.
Bab pada buku 'Timeless Harmony' diberi nama yang berlandaskan oleh frase Bali; Desa, Karang Awak, Wana dan Pesisi. Masing-masing bab akan menampilkan karakter dari aristektur yang berbeda dari seluruh penjuru Bali. Seperti bab Desa, akan bercerita tentang perjalanan kehidupan desa yang menekankan pada pemanfaatan alam melalui karya seni.
Bab Karang Awak, menjadi bab yang paling ditonjolkan oleh 'Timeless Harmony', akan diadaptasi dari Geguritan, sebuah puisi lama yang ditulis pada abad ke-20 oleh Ida Pedanda Made Sidemen. Karang Awak akan bercerita mengenai kisah budidaya dan refleks diri, yang akan tercermin melalui masing-masing desain dalam buku.
Wana, akan menyorot unsur-unsur alam yang diukir melalui desain arsitektur, serta hormat berbaur dalam lingkungan yang mencerminkan hubungan antara manusia dengan alam. Pesisi, menutup buku dengan indah, akan menekankan peran penting dan makna penting perairan Bali. Bab terakhir ini diinspirasi oleh suasana pantai yang menakjubkan dari Pulau Dewata.
Campur tangan seniman dan budayawan
Berbagi semangat dalam budaya seni serta lanskap kota Bali, SHL Asia merupakan konsultan arsitektur dan interior serta desain karya seni yang berjalan di industri perhotelan. Perpaduan visi dan misi untuk menghasilkan desain yang mengadopsi aksara Bali, I Kadek Agus J. Sastaparamartha atau dikenal dengan Sasta Jelantik beserta I Gusti Agung Ngurah Widianingrat atau dikenal sebagai Jung Yat akhirnya bekerja sama untuk mendirikan SHL Asia bersama-sama.
Bersama dengan Rusdi Sanad, seorang fotografer profesional sejak 2007, yang berfokus pada fotografi komerisal untuk perusahaan dan arsitektur yang berkutar pada industri perhotelan, SHL Asia akan menampilkan karya fotografi yang mencerminkan keindahan penjuru perhotelan Bali. Dengan kemampuan Rusdi dalam menangkap karakter dari suatu objek, mereka akan menampilkan lokakarya fotografi melalui 'Timeless Harmony'.
Buku ini akan menyalurkan filosofi Bali-Hindu, Mulat Sarira, yang berarti refleksi diri. Festival Ubud Writers & Readers Festival tahun ini akan mengeksplorasi mengenai refleksi diri, introspeksi budaya, dan hak asasi manusia dalam memeriksa siapa, apa yang menyatukan dan memecah belah manusia, dan apa yang mendorong tindakan manusia. Pameran foto ini dapat dinikmati secara digital melalui akun Youtube Amandari pada 16 Oktober 2021.
Penulis: Meisie Cory
#Elevate Women