Fimela.com, Jakarta PON XX Papua dibuka dengan megah lewat sajian pertunjukan yang mewah. Bukan hanya Indonesia yang bangga menyaksikan pergelaran tersebut, pujian juga datang dari dunia internasional.
Salah seorang yang terlibat dalam pembukaan PON XX Papua di Stadion Lukas Enembe pada Sabtu, 2 Oktober 2020 adalah desainer fashion dan aksesori Rinaldy Yunardi. Rinaldy dipercaya untuk mendesain total look sebanyak 445 penari yang terlibat.
"Saya mendesain mulai dari headpiece, kalung, gelang, sampai busana untuk segmen Papua dari lima wilayah. Dalam merancangan tetap mempertahankan adat namun diwujudkan menjadi lebih indah dan glamor untuk keperluan show," ujar Rinaldy Yunardi mengawali obrolan kepada Fimela, Jumat (8/10).
Mahakarya rancangan Rinaldy Yunardi, salah satunya bisa terlihat detail pada anak laki-laki yang menjadi pembuka atraksi dalam PON Papua dengan headpiece dan cape serba-kristal. Semua material untuk pembuatan merupakan bahan-bahan asli Papua.
"Cape-nya aku minta bantuan Agus Lim, baru diaplikasikan kristal-kristal. Semua bahan asli dari Papua, mulai dari kulit kayu, kerang, sampai bulu, tapi bukan bulu Cendrawasih, ya," lanjutnya antusias.
Diproduksi oleh Warga Papua
Tak hanya mendesain, Rinaldy Yunardi menjalani multi-peran dalam keterlibatannya di PON Papua. Ia juga bertindak sebagai mentor bagi para perajin Papua karena pengerjaan dan produksi kostum plus aksesori dilakukan di Bumi Cendrawasih.
Selain keterbatasan waktu mulai dari menggodok konsep sampai eksekusi, ada misi yang dijalani. Yaitu penyuluhan dan pengajaran lewat workshop bagi para perajin Papua.
"Dalam satu setengah bulan, semua harus kerja cepat dan juga memberdayakan tenaga kreatif dan ekonomi Papua. Jadi Mas Eko Pace (Creative Director pembukaan PON Papua-red) bilang produksi akan dibantu warga lokal. Prosesnya aku bikin sample untuk masing-masing grup, lalu diciptakan ulang oleh para perajin," jelasnya.
Tentu hal itu jadi tantangan tersendiri bagi Rinaldy, di mana sebagai desainer internasional terbiasa dengan kontrol kualitas produknya yang sempurna. Di sini ia dituntut berkompromi untuk menjalin bekerja sama dengan banyak perajin yang terlibat dan tetap memastikan hasil yang maksimal.
"Dari 25 September sampai hari H, aku terus mengecek hasil karya para perajin yang mendesain ulang sample-ku. Saya harus enggak boleh idealis dan berharap perfect, tapi saya yakin mereka bisa, seperti slogan 'Torang Bisa'," kenangnya.
Indah yang Membayar Lelah
Tak bisa berharap sempurna 100 persen, namun Rinaldy Yunardi tetap memberikan dirinya total 100 persen. Mulai dari proyek workshop bersama perajin yang mengajari tentang kerapian, keteraturan warna, dan detail yang mendongkrak daya tarik plus daya jual lainnya.
Meski hasil karya akan menjadi tontonan yang dilihat sangat kecil bagi orang yang melihat langsung di stadion dan yang menyaksikan lewat layar, tak jadi alasan untuk membuatnya bercela. Rinaldy tetap mengaturnya agar mendekati sempurna dan tetap indah dilihat.
"Iya, padahal kelihatannya hanya terlihat dari jauh dan juga gelap saat menjadi tontonan khalayak. Di balik itu, saya ingin membuka mata para perajin dan warga lokal yang melihat langsung saat pentas. "Oh, bisa seperti, ini, toh," jelasnya.
Rinaldy sendiri sudah dua kali merancang aksesori bertema Papua lewat gelaran "Aku Untukmu, Indonesia" dan pesta Asian Games. Namun kali ini ia menyelam lebih dalam untuk merancang kostum dan aksesori dengan mengembangkan namun tetap menjaga keaslian.
Apalagi dikemas secara kolosal dengan lingkup besar, ia juga mengecek semua penampil sebelum keluar dari ruangan. Selain memberi pelajaran, Rinaldy juga mendapat pelajaran dari pagelaran olahraga akbar se-Indonesia.
"Kalau dibilang pengalaman sulit iya tapi hasilnya indah dan lelahku terbayarkan. Tentunya bangga dan terharu bisa sama-sama bekerja sama bersama kawan-kawan Papua," tutup Rinaldy.
#Elevate Women