Fimela.com, Jakarta Salah satu masalah yang sering sekali dihadapi orangtua dengan anak usia 1-2 tahun adalah pilih-pilih makanan atau picky eater. Hal ini kerap membuat pusing ibu, karena disatu sisi ibu sadar bahwa si Kecil masih membutuhkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembangnya.
Bagaimana menghadapi anak yang tidak sekadar susah makan namun selalu pilih-pilih makanan? Dokter spesialis anak dr. Herbowo Agung F. Soetomenggolo, Sp.A (K) dalam Instagram Live@teman_parenting pada 7 Oktober 2021, menjelaskan, pilih-pilih makanan sebenarnya hal yang normal, dan terjadi juga pada orang dewasa.
Namun, pada anak-anak yang baru mulai belajar makan, hal ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Ada beberapa penyebab yang membuat anak Picky Eater. dr. Herbowo mengatakan pertama karakter anak memang keras, jadi hanya maumakan itu-itu saja.
Kedua, pola pemberian makan dari orang tua yang tidak bervariasi. Ketiga, ada gangguan atau penyakit pada anak seperti alergi, dan yang lebih jarang adalah karena kondisi yangdisebut sensory processing disorder, yakini gangguan input sensorik, misalnya anak terlalu jijik dengan makanan lembek, bahkan ada anak yang ketakutan dengan nasi.
Bukan hanya terjadi karena faktor anak dr. Herbowo menjelaskan pola makan saat hamil ikut memengaruhi kebiasaan makan anak.
Misalnya ibu hamil hanya mengonsumsi jenis makanan tertentu, maka si janin menjadi terbiasa hanya mengenali jenis makanan yang terbatas. Untuk itu, sebaiknya pilih makanan yang bernutrisi bagi anak.
What's On Fimela
powered by
Cara menghadapi anak Picky Eater
Cara menghadapi anak picky eaters menurut dr Herbowo adalah dengan sabar dan tidak lelah mengenalkan berbagai pilihan makanan baru, sejak anak MPASI.
“Jangan menyerah mengenalkan jenis makanan baru meskipun ditolak oleh anak, karana penelitian menunjukkan, dibutuhkan setidaknya 15 kali usaha sampai anak mau makan makanan baru tersebut,” jelas dr. Herbowo.
Satu hal yang sangat penting dalam menghadapi anak yang piih-pilih makanan adalah, tidak membuat anak semakin stres. Makan adalah bagian dari proses belajar, sehingga menurut dr. Herbowo, harus dilakukan dengan suasana menyenangkan.
“Biarkan meja makan berantakan saat si kecil makan, karena ia sedang belajar. Selain itu buat jadwal makan. Meskipun anak tidak menyentuh makanannya, usahakan ia mau duduk di meja makan saat jam makan. Kuncinya adalah sabar, dan selama diawasi dengan baik, lama-lama anak akan mau makan apapun yang kita hidangkan,” pungkasnya.
Melansir klikdokter, ada berbagai dan tanda anak picky eater, seperti:
Sensory-dependent eaters: tidak menyentuh makanan yang teksturnya tidak sesuai dengan yang ia sukai atau yang biasa ia makan. Mereka juga tidak mau makan makanan yang baunya terlalu tajam atau aneh.
Preferential eaters: anak makin sulit makan saat orang tua menyajikan tambahan baru dalam makanan kesukaannya.
General perfectionists: hanya mau makan jika tampilan makanan di piringnya sempurna. Misalnya, susunan makanan tidak berantakan, tidak diaduk, atau tidak disentuh dengan tangan.
Behavioral responders: misalnya anak ingin letak nasi di piringnya ada di tengah, sayur dipisah, hanya ingin makan telur bagian kuningnya saja, dan lain-lain. Tanda-tanda lain dari si Kecil yang picky eater meliputi:
Sulit mengunyah dan menelan makanan.
Hanya bisa mengonsumsi makanan lunak atau cair.
Menyemburkan atau melepeh makanan yang sudah masuk mulut.
Saat waktunya makan, anak menutup mulutnya rapat-rapat.
Jika anak dipaksa mengunyah makanan, ia bisa mengamuk.
Makanan yang diberikan atau disuapkan ke mulutnya ditepis.Makanan dibiarkan masuk ke mulut, tetapi lalu dimuntahkan.
Hanya mau makan makanan yang ia sukai.
Media sosial kini menjadi salah satu sumber informasi penting bagi orang tua baru untuk mencari informasi seputar tumbuh kembang anak. Karena memang banyak sekali persoalan yang kerapdihadapi para orang tua dalam mengawal pertumbuhan dan perkembangan si Kecil.
Menyadari kebutuhan tersebut, PT Global Urban Esensial yang telah sukses meluncurkan aplikasi Teman Bumil, kembali membuat akun Instagram @teman_parenting yang rutin memberikan informasi dan tips-tips tumbuh kembang anak usia 1-5 tahun.