Fimela.com, Jakarta Survei Pepsodent membuktikan jika pandemi Covid-19 meningkatkan kesadaran dan kebiasaan cuci tangan, makan makanan bernutrisi, hingga olahraga. Sayangnya, kasadaran untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut justru terjadi penuruan.
Disty Tarworo Endri, Senior Brand Manager Pepsondent menyampikan hasil survei tersebut menyebutkan selama pandemi ada 25 persen khasus gigi berlubang dan 60 persen tidak konsultasi ke dokter gigi jika terjadi masalah. Padahal, kesehatan gigi sangat erat kaitannya dengan kesehatan anggota tubuh lainnya, salah satunya jantung.
"Bila gigi bermasalah akan meingkatkan risiko kepada kesehatan tubuh lainnya. Gigi berlubang parah akan berisiko terjadi penyakit jantung," ujar Disty dalam acara virtual Fimela x Pepsodent 'Yuk Sikat Gigi Sekarang untuk Senyum Indonesia'.
Mengapa gigi berlubang berhubungan dengan jantung? Drg. Rahardyan Parnaadji, M.KES, SP, PROS menyampaikan gigi berlubang akan berkaitan dengan penyakit jantung dikarenakan, jika gigi berlubang tidak segara diatasi maka kuman atau bakteri yang ada di gigi tersebut akan masuk ke aliran darah sehingga memicu peradangan dan menyebar keseluruh tubuh hingga menuju jantung. Hal ini dinamakan endokarditis.
"Gigi berlubang yang didiamkan lama kelamaan akan membesar, dan akan lebih kompleks lagi. Bakteri yang ada di gigi tersebut akan menembus rongga dalam gigi, karena gigi sebenarnya tidak keras namun terdapat saraf hingga pembuluh darah. Bakteri masuk ke sirkulasi darah, lalu katup jantung lama-lama melemah maka terjadi sakit jantung," ujar Drg. Rahardyan.
Kumpulan bakteri akan menempel di jaringan yang luka yang akan meningkatkan risiko infeksi lanjut hingga stroke.
"Jadi jangan menyepelekan sesuatu yang kecil seperti kebersihan gigi dan mulut. Bila disepelekan maka akan berisiko mengalami penyakit lain, hingga kematian," tambahnya.
Penting sikat gigi dua kali sehari
Gigi berlubang pun bisa dicegah dengan rutin sikat gigi dua kali dalam sehari. Drg. Rahardyan menyarankan untuk sikat gigi di pagi hari setelah makan dan satu kali di malam hari sebelum tidur.
"Pagi dilakukan setelah sarapan untuk membersihkan sisa makanan. Malam hari sebelum tidur karena air liur kita akan berkurang padahal air liur memiliki anti bakteri, maka kita harus dibentingi denga sikat gigi," tuturnya.
Tasya Kamila juga melakukan hal serupa untuk menjaga kesehatan giginya dengan rutin sikat gigi dua kali sehari hingga mengejarkan rutinitas tersebut kepada sang anak.
"Anak kan pasti meniru orantuanya, jadi saya sudah contohkan sikat gigi pagi setelah sarapan, dan sikat gigi malam sebelum tidur. Mulai mengajarkan sikat gigi kepada anak sejak ia sudah mulai bisa berkumur," papar Tasya.
Selain waktu yang tepat untuk sikat gigi, Drg. Rahardyan menyarankan untuk memiliki sikat dan pasta gigi yang tepat.
Untuk sikat gigi pilihlah dengan bulu yang halus dan kepala sikat yang pas dengan mudah agar tidak menyakiti mulut saat sikat gigi. kemudian, pasta gigi harus mengandung fluoride dan mikro kalsium.
Kedua kandungan ini mampu mempebaiki luabng kecil yang tidak terlihat di gigi sebelum menjadi gigi berlubang dan membentuk perlindungan maksimal untuk gigi 10x lebih kuat.
Teknik sikat gigi juga harus tepat, dibagi menjadi beberapa bagian, depan, samping, gigi untuk mengunyah, dan bagian gigi yang kontak dengan lidah. Setiap bagian sikat selama 20 detik dengan gerakan atas bawah untuk gigi depan dan memutar untuk gigi mengunyah.
Dan jangan lupa setiap makan manis, sebaiknya kumur-kumur. Konsumsi makanan sehat hingga rutin periksa gigi enam bulan sekali.
Untuk itu, Disty menyampaikan Pepsodent terus berinovasi, mendukung, dan edukasi tentang kesehatan gigi dan mulut. Dengan kampanye terbaru 'Yuk Sikat Gigi Sekarang untuk Senyum Indonesia' mengajak seluruh masyarak Indonesia untuk bebas dari gigi berlubang dengan rutin sikat gigi dua kali sehari dan rajin konsultasi dengan dokter gigi.
#elevate women