Berawal dari Telpon Sederhana, Kedua Teman Kecil Membangun Bisnis Kopi yang Memiliki Misi Sosial

Anisha Saktian Putri diperbarui 07 Okt 2021, 14:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Bisnis kopi kini semakin menjanjikan, meski kini sudah banyak toko kopi lokal dengan ciri khasnya masing-masing.

Bukti bisnis kopi membuat untung pun diceritakan dua pria milenial Pernell Cezar dan Rod Johnson. Mereka berdua sukses membangun startup kopi hingga mampu mengantongi pendapatan mendekati USD 1 juta atau sekitar Rp14,2 miliar hanya dalam waktu 3 tahun.

Kisahnya pun berawal ketika, Pernell Cezar menelepon teman masa kecilnya, Rod Johnson, kemudian melontarkan pertanyaan sederhana: Apakah Anda minum kopi?

“Saya tidak minum saat itu,” ujar Johnson seraya menambahkan jika dia lebih menyukai teh daripada kopi.

Pertanyaan tersebut justru mengubah hidup mereka. Keduanya berfikir untuk membuat kopi dengan brand sendiri. Meski Johnson lebih menyukai teh, namu keduanya memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus menggeluti bisnis kopi dengan merek BLK & Bold Coffee pada 2018.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Memiliki misi sosial

Pernell Cezar dan Rod Johnson/dok. Instagram @blkandbold

Kedua teman masa kecil itu menyebut BLK & Bold Coffee sebagai merek kopi milik orang kulit hitam pertama yang didistribusikan di Iowa, Amerika. Bisnis tersebut dibangun atas misi sosial.

Keuntungan sebesar 5 persen akan disumbangkan untuk organisasi nirlaba yang mendukung anak-anak di komunitas yang kurang terlayani.

Melansir dari CNBC, Selasa (5/10/2021), kesuksesan BLK & Bold Coffee semakin tercermin setelah menjalin kerja sama dengan beberapa merek terkenal.

Pada Mei lalu, BLK & Bold Coffee menandatangani perjanjian lisensi dengan NBA. Kemudian, startup tersebut juga menjalin kerja sama dengan perusahaan manufaktur Ben & Jerry untuk memproduksi es krim kopi bernama Change Is Brewing.

BLK & Bold diprediksi sudah menghasilkan keuntungan sebesar USD 840 ribu atau sekitar Rp11,9 miliar pada 2020.

Diketahui, produk kopi dan teh yang dihasilkan startup sudah tersedia di lebih dari 5.600 lokasi retail di seluruh Amerika.

Sebelum 2018, Cezar dan Johnson sudah membangun karier yang cukup kuat. Johnson mengerjakan penggalangan dana di University of the Pacific yang berbasis di Stockton, California. Sementara itu, Cezar adalah direktur penjualan untuk retailer produk kecantikan Sundial Brands.

Namun keduanya memiliki mimpi untuk meluncurkan bisnis bersama. Cezar akan menjadi CEO dan Johnson akan menjadi kepala pemasaran.

Tidak peduli dengan produk yang dijual, mereka memutuskan agar perusahaan harus memberikan dampak sosial dan memberikan pendapatannya untuk kegiatan amal.

“Kami ingin memastikan bahwa kami menemukan cara untuk menginvestasikan kembali kepada mereka yang membutuhkan dorongan, membutuhkan uluran tangan untuk mengatasi keadaan mereka masing-masing,” kata Johnson.

3 dari 3 halaman

Masa lalu menjadi inspirasinya

Kedua teman kecil ini membangun bisnis kopi hingga punya lisensi NBA dan misi sosial/dok. Instagram @blkandbold

Inspirasi ini datang dari kehidupan mereka di masa lalu. Pasalnya, Cezar dan Johnson berasal dari kota Gary, Indiana.

Kota tersebut memiliki tingkat kemiskinan dan kejahatan kekerasan yang tinggi sehingga menjadi salah satu kota yang paling kurang beruntung.

Guru ekonomi Shelia Carpenter yang mengenal Cezar dan Johnson di Sekolah Menengah Atas menceritakan dua mantan muridnya itu sering menghabiskan waktu untuk berolahraga atau berkunjung ke Boys & Girls Club setempat. Kebiasaan ini membantu mereka menghindari masalah dan melakukan hal yang benar.

Boys & Girls Club memberikan wawasan kepada Cezar dan Johnson terkait pentingnya organisasi nirlaba yang berfokus pada generasi muda.

Pada 2020, BLK & Bold menyumbangkan USD 42 ribu (Rp 599 juta) kepada 14 organisasi berbasis komunitas seperti No Kid Hungry, yang memerangi kelaparan pada anak, serta program pendidikan di Des Moines.

Saat melakukan riset pasar, Cezar dan Johnson menemukan orang kulit hitam Amerika kurang terwakili dalam industri kopi, baik sebagai pelanggan maupun pengusaha.

Awalnya, mereka menjual sekantong biji kopi rumahan ke kedai kopi dan retailer di Midwest. Media sosial digunakan untuk memasarkan produknya.

Lalu, Cezar dan Johnson pun menghabiskan USD 22 ribu (Rp 313 juta) dari tabungan pribadi untuk membangun website dan menghadiri pameran perdagangan industri. Tujuannya agar bisa memperkenalkan produknya di hadapan retailer.

Pencapaian besar pertama kali berhasil diraih pada 2020. Produk BLK & Bold hadir di 200 lokasi target di seluruh AS, bekerja sama dengan supermarket Whole Foods atau rantai grosir Midwestern Hy-Vee.

Startup milik milenial berusia 34 tahun itu harus bersaing dengan merek kopi terkenal lainnya, seperti Blue Bottle, Stumptown, La Colombe, Starbucks, hingga Peet's dan Dunkin'.

Untuk tetap mempertahankan perusahaan, Cezar berpikir menambahkan produk baru, termasuk ide kopi botolan siap minum. Ia juga ingin menjalin kerja sama dengan lebih banyak perusahaan besar lainnya.

#elevate women