Fimela.com, Jakarta Di masa pandemi ini, kegiatan kita tak lepas dari kegiatan dengan perangkat elektronik atau gadget. Pembatasan mobilitas akibat penyebaran virus telah membuat kita terpaksa beradaptasi dengan dunia digital. Paparan sinar gadget yang terlalu lama per harinya, tentu dapat menyebabkan gejala kesehatan. Salah satunya ada gejala mata kering.
Data dari JEC Eye Hospitals and Clinics menyatakan masalah mata kering memiliki prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia, yaitu 27,5 sampai 30,6 persen. Masalah mata kering ini datang dari berbagai faktor, seperti faktor lingkungan hingga kelainan metabolik. Fatalnya, masalah kesehatan yang sering kita anggap sepele ini, faktanya dapat mendatangkan berbagai gejala hingga kerusakan mata.
“Walau mata kering adalah penyakit yang sering ditemui. Masalah ini sifatnya kompleks, maka dari itu, penting untuk mencari tahu secara detail penyebab dan faktor risiko dari mata kering, agar dapat ditangani dengan baik sehingga tidak sampai mengganggu kualitas hidup. Penting pula bagi kita untuk menjaga kesehatan mata saat masa pandemi seperti ini, dengan menerapkan pola hidup sehat dan membatasi penggunaan screen dan AC yang berlebihan sebagai kunci preventif, serta penggunaan tetes mata yang tepat sesuai kebutuhan dan keadaan mata,” jelas dr. Damara Andalia Sp.M, Ophthalmologist.
Ketahui penyebab mata kering
Mata kering terjadi ketika lapisan air mata sedang mengalami gangguan atau tidak stabil. Lapisan air mata yang tidak stabil dapat mengganggu kualitas dan kuantitas air mata. Hal ini pun dapat dipengaruhi oleh banyak faktor.
Masalah mata kering umumnya terjadi akibat faktor lingkungan seperti debu, kekeringan, angin yang terlalu kencang dan juga asap rokok. Terutama bagi orang yang secara rutin menggunakan lensa kontak di luar ruangan.
Gejala mata kering juga dapat muncul akibat faktor lingkungan kerja, di mana mata kita dipaksa untuk menatap layar komputer atau gadget terlalu lama. Paparan sinar gadget yang berlebihan atau kurang, akan mengakibatkan gangguan kaburnya penglihatan atau gejala kepala pusing.
Mata kering juga dapat datang ketika seseorang memiliki gangguan sistem metabolik. Gejala ini kerap muncul pada penderita penyakit metabolic, seperti Diabetes Melitus. Hal ini dapat dipengaruhi oleh penggunaan obat yang dikonsumsi oleh pasien.
“Sindrom metabolik merupakan sekelompok gangguan kesehatan yang terjadi secara bersamaan. Gangguan itu meliputi peningkatan tekanan darah tinggi, penumpukan lemak di perut, serta kenaikan kadar gula darah, kolesterol, dan trigliserida. Lebih lanjutnya, sindrom metabolik dapat memicu terjadinya peningkatan osmolaritas air mata, sehingga membuat lapisan air mata tidak stabil akibat produksi yang rendah atau penguapan berlebih. Jangan biarkan kondisi mata kering berkembang menjadi penyakit kronis yang parah, hal ini berakibat resisten terhadap pengobatan,” jelas dr. Carlinda Nekawaty, selaku Medical Expert Combiphar di Combiphar Health Desk - Virtual Media Briefing pada Rabu (06/10).
Combiphar sebagai salah satu pelaku di industri kesehatan di Indonesia pun ingin memberikan kontribusi dan solusi bagi kesehatan masyarakat. Selaras dengan komitmen Championing a Healthy Tomorrow, Combiphar pun membagikan tips yang dapat diterapkan untuk mengurangi risiko mata kering.
1. Batasi waktu penggunaan layar
Jika kita menghabiskan waktu yang lama menatap layar gadget, ada kecenderungan mata kita terlalu fokus dan jarang berkedip. Hal ini tentu dapat meningkatkan risiko mata menjadi kering. Durasi yang lama dalam menatap gadget pun dapat menyebabkan keletihan pada mata.
Oleh karena itu, mengistirahatkan mata di tengah aktivitas di depan layar menjadi penting. Gunakan teknik 20/20/20 untuk mengistirahatkan mata saat beraktivitas. Caranya adalah dengan menatap objek tertentu dengan jarak enam meter, selama 20 detik dan lakukan hal ini selama 20 menit sekali.
Jangan lupa praktekan mata berkedip lebih sering, sehingga mata dapat membuat lapisan air mata yang baru dan merata di seluruh permukaan. Lalu, penting bagi kita untuk mengetahui batas wajah konsumsi penggunaan layar dengan bijak dan seimbang agar mencegah risiko mata kering.
2. Konsumsi asam lemak omega-3
Makanan yang kita konsumsi dapat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh, tak terkecuali mata. Maka dari itu penting untuk kita menerapkan gaya hidup sehat dan konsumsi makanan yang baik serta bergizi bagi tubuh. Dengan konsumsi makanan yang sehat, kita dapat mengurangi risiko masalah kesehatan, seperti mata kering.
Asam lemak omega-3 menjadi kandungan dalam makanan yang dapat meningkatkan kesehatan mata. Asam lemak omega-3 bekerja untuk meningkatkan kelembapan mata, sehingga tidak mudah kering.
Contoh makanan yang banyak mengandung omega-3 diantaranya adalah sayuran berdaun hijau, minyak zaitun, ikan, kacang-kacangan, telur dan alpukat. Selain itu, pastikan kebutuhan cairan harian tubuh tercukup dengan minum air putih minimal 8 gelas sehari.
3. Meningkatkan aktivitas fisik
Kebugaran tubuh juga menjadi kunci penting untuk menjalani hidup yang sehat. Kegiatan olahraga pun menjadi kunci penting untuk menjaga kesehatan raga dan meningkatkan metabolisme tubuh. Sistem metabolisme tubuh yang baik akan menghasilkan sistem kerja tubuh yang baik.
Bukan hanya itu saja, terdapat manfaat lain dari berolahraga yaitu untuk membantu menjaga dan meningkatkan kesehatan mata sehingga mata merasa lebih baik. Meningkatkan aktivitas fisik akan dapat membantu kenyamanan mata.
Di samping itu, jika kita melakukan kegiatan di luar ruangan yang berpotensi memiliki paparan debu dan kotoran yang tinggi, penting bagi kita untuk melindungi kesehatan mata dari luar. Caranya adalah dengan menggunakan obat tetes mata. Salah satu pilihan obat tetes mata yang aman dan nyaman digunakan adalah Insto Regular dan Insto Dry Eyes oleh Combiphar.
Penulis: Meisie Cory
#Elevate Women