Sri Mulyani Ungkap Rincian Biaya Penyelenggaran PON XX Papua 2020

Anisha Saktian Putri diperbarui 04 Okt 2021, 11:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Pembukaan PON XX Papua 2020 telah berlangsung di Stadion Lukas Enemba pada Sabtu, (2/10) waktu setempat, yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.

Opening ceremony PON XX Papua 2020 diawali oleh tarian tradisional Selamat Datang khas Papua, serta para atlet yang ikut menari sambil mendengar lantunan musik. Mereka lakukan itu sambil membawa bendera provinsi masing-masing.

Melihat betapa megahnya stadion Lukas Enemba, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penyelenggaraan PON XX Papua 2020 merupakan gambaran kemajuan yang telah dialami oleh Papua.

Penyelenggaraan ini menunjukkan kesiapan infrastruktur di tanah Papua, dan kesiapan masyarakat Papua dalam menyelenggarakan acara besar. Serta dukungan pemerintah pusat dalam pembiayaan penyelenggaraan PON XX 2020.

"Biaya persiapan dan penyelenggaraan PON ke 20 di Papua dibiayai sejak 2018-2021 oleh APBN (#uangkita)," tulis dia dalam akun instagram @smindrawati, seperti dikutip pada Minggu (3/10/2021).

Dana untuk persiapan dan penyelenggaraan PON XX Papua ini disalurkan melalui APBD dengan Dana Tambahan Infrastruktur (DTI), Dana Otonomi khusus, Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Aokasi Khusus Fisik dan Belanja Kementerian dan Lembaga.

Kementerian dan Lembaga yang terlibat anyara lain adalah Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, Menpora, Kominfo, dan TVRI.

2 dari 3 halaman

Nilai dari Tahun ke Tahun

Presiden Joko Widodo saat membuka Pekan Olahraga Nasional XX Papua yang digelar di Stadion Lukas Enembe Kabupaten Jayapura, Sabtu (2/10/2021). Resmi dibuka oleh Presiden Jokowi, PON XX Papua 2021 akan berlangsung pada 2-15 Oktober 2021. (Foto:Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)

Melansir liputan6.com, berikut rinciannya dari tahun 2018 hingga 2021:

Tahun 2018

- DTI: Rp 881,5 miliar

- K/L : Rp 211,2 miliar

 

Tahun 2019

- DTI: Rp 716,5 miliar

- DOtsus: Rp 1,10 triliun

- DBH: Rp 1,708 triliun

- DAK Fisik :Rp 82,53 miliar

- K/L: Rp 758,93 miliar

 

Tahun 2020

- DTI: Rp 140,5 miliar

- DOtsus: Rp 1,44 triliun

- DAK Fisik: Rp 18,55 miliar

- KL: Rp 999,66 miliar

 

Tahun 2021

- KL: Rp 793,73 miliar

- Bantuan Pemerinth Pusat melalui Kemenpora ke Papua : Rp 1,58 triliun

3 dari 3 halaman

Makna Slogan dan maskot PON XX Papua

Ketahui makna dibalik slogan PON XX Papua torang bisa dan dua maskotnya. (Instagram/ponxx2020papua).

Torang bisa menjadi slogan pada ajanga olahraga nasional ini, yang memiliki arti secara harfiah adalah “kita bisa.”

Kata torang adalah akronim dari “kita orang” dan kata “bisa” merupakan torehan warna merah simbol adanya kekuatan, keberanian, energi hingga pencapaian sukses.

Frasa torang bisa merupakan kata-kata khas Papua yang diucapkan sebagai pemberi semangat juang. Dari situ, frasa “torang bisa digunakan Panitia Besar PON XX Papua sebagai slogan yang mengibarkan semangat juang para atlet.

Kemudian maskot PON XX Papua 2020, terdiri dari Kangpho dan Drawa. Kangpho dan Drawa merupakan sosok kanguru pohon dan burung cendrawasih yang merupakan hewan khas Papua.

Kangpho kepanjangan dari kanguru pohon yang populer sebagai satwa khas Australia, juga ada di Papua. Hewan ini adalah jenis kanguru pohon dan satu di antaranya yang terkenal adalah kanguru pohon mantel emas bernama latin Dendrolagus Pulcherrimus.

Hewan yang memakan buah dan buah dan biji-bijian ini adalah satwa marsupial atau mamalia yang berkantung di perutnya. Pada bagian pipi, leher, dan kakinya dihiasi warna kuning keemasan, maka dari itu hewan ini disebut mantel emas. Tubuhnya pun lebih kecil dibandingkan kanguru Australia.

Kangpho membawa obor PON dengan ikat kepala dan rumbai-rumbai di kepala dan pinggang. Ikat dengan rumbai-rumbai di kepala merupakan lambang kebesaran pria di Papua. Sementara itu, rumbai-rumbai di pinggang yang biasa digunakan perempuan di Papua melambangkan sambutan hangat dan penuh keakraban di tanah Papua.

Terdapat pula ikat pinggang dan ikat lengan Maskot Kangpho yang memiliki ukiran khas Papua. Ukiran kenamaan tersebut berkaitan dengan spiritualitas dan penghormatan kepada nenek moyang yang selalu hidup dalam pikiran dan juga hati masyarakat Papua.

Maskot Kangpho juga memakai mahkota puncak salju yang melambangkan pegunungan Jayawijaya Papua yang bersalju abadi.

Sedangkan Drawa merupakan maskot berbentuk burung cendrawasih. Hewan bernama latin paradisaea Raggiana ini termasuk jenis burung berkicau berukuran sedang dengan panjang sekitar 34 cm (genus Paradisaea).

Mahkota Drawa memakai tali medali warna merah putih yang dikenakan sebagai kalung Drawa melambangkan kebersamaan memperebutkan medali dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sedangkan tiga lingkaran di dalamnya menunjukkan klasifikasi medali emas, medali perak, dan medali perunggu.

Lalu warna kuning di kepala dan ekor adalah warna cenderawasih sebenarnya yang melambangkan semangat kehangatan dan kegembiraan. Warna ini juga menunjukkan Papua sebagai tanah yang kaya raya.

Sama dengan Kangpho, Drawa juga bermahkotakan dan memakai rumbai khas Papua.

#elevate women